KABARBURSA.COM - Biofarma Group bakal membuat vaksin baru untuk mengantisipasi kenaikan kasus COVID-19 yang terjadi di sejumlah negara Asia, seperti Malaysia, Thailand, Hong Kong dan Singapura.
Grup holding sejumlah perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di bidang farmasi ini menyatakan kesiapannya membuat vaksin COVID-19 yang kini memiliki beragam varian baru, mulai dari XEC, JN.1, LF.7, sampai NB.1.8.1.
Komisaris Independen PT Biofarma Group (Persero) Tugas Ratmono mengaku siap jika suatu saat dibutuhkan vaksin COVID-19 yang sedang meningkat di sejumlah negara Asia.
“COVID-19 modelnya itu kan kayak flu. Nah, kita terus mengembangkan terus vaksin flu. Karena dulu ada vaksin flu yang hanya dua varian, kemudian tiga varian sampai ada empat varian flu. Ini mampu dan terus kita kembangkan menjadi berbagai varian vaksin,” kata Komisaris Utama Sekaligus Komisaris Independen PT Biofarma Group (Persero) saat ditemui KabarBursa.com di Jakarta, Senin, 2 Juni 2025.
Menurutnya, Biofarma Group merupakan perusahaan lokal yang mampu memproduksi vaksin akan terus berinovasi demi mengantisipasi penyebaran COVID-19 di Tanah Air. Tim riset Biofarma Group, kata dia, telah menyiapkan kemungkinan jika nanti ada ada varian COVID-19 yang baru.
Mantan Kepala Pusat Kesehatan TNI dan Koordinator Rumah sakit Darurat Covid-19 Wisma Atlet Kemayoran itu mengklaim, vaksin produksi Biofarma Group aman digunakan oleh masyarakat karena mengantongi standar kesehatan dunia seperti World Health Organization (WHO).
“Katakanlah kita bicara vaksin. Ini juga sesuai dengan standar WHO. Jadi ada standar WHO itu namanya SAGE (Strategic Advirsory Group of Experts on Immunization), itu tentunya standar-standar yang harus diikuti oleh siapapun di dunia termasuk Biofarma sebagai membuat vaksin,” jelas Tugas.
Pihaknya mengimbau agar semua pihak mempersiapkan diri jika benar-benar bakal terjadi pandemi. Menurutnya, pengalaman pandemi COVID-19 pada 2020-2023 dapat menjadi bekal Biofarma untuk dapat konsisten dan menyiapkan diri untuk segala kemungkinan yang terjadi.
Kendati demikian, keputusan pembuatan vaksin baru untuk pandemi COVID-19 terbaru harus berdasarkan instruksi pemerintah atau Kementerian Kesehatan. “Jadi yang menentukan kebutuhan ini tentunya pemerintah, misalnya menyiapkan vaksin sekian banyak seperti saat masa pandemi COVID-19 beberapa tahun lalu,” katanya.
Namun, hingga saat ini pemerintah belum menginstruksikan Biofarma membuat vaksin baru. “Saat ini belum ada (instruksi). Tapi untuk vaksin flu dan segala macam kita sudah rutin menyiapkan. Ini yang kami lakukan terus,” ujarnya.
Protokol Kesehatan dalam Produksi Obat dan Vaksin Biofarma
Sebagai produsen farmasi, Biofarma Group dipastikan selalu menerapkan protokol kesehatan dari lingkup perusahaan hingga manufaktur. Protokol ini tetap berlaku meskipun Indonesia telah usai dari pandemi COVID-19 pada 2023 lalu.
"Sebenarnya sebelum ada imbauan adanya COVID-19 lagi pun, sudah ada protokolnya. Kita tetap melakukan 3M (Memakai masker, Menjaga jarak, dan Mencuci tangan dengan sabun) di dalam perusahaan. Karena itu bagian dari pola hidup bersib dan sehat,” sebut Tugas.
“Dalam level produksi apalagi suatu perusahaan, semua lini harus bersih, harus disiplin, dan tertib. Ini juga sudah sesuai dengan standar khusus. Kalau di Indonesia ada CPOB (Cara Pembuatan Obat yang Baik), itu kita sudah lulus, dan dari WHO juga menilai, ini menjadi poin penting dari sisi pencegahan penyakit,” ujarnya.
Biofarma Group menyatakan, segala standardisasi tersebut terus dijaga secara ketat untuk menjaga kredibilitas sebagai produsen produk kesehatan yang dikonsumsi manusia.(*)