Logo
>

Dana Asing Rp3,10 Triliun Tinggalkan RI, Saham BEI Loyo

Ditulis oleh Yunila Wati
Dana Asing Rp3,10 Triliun Tinggalkan RI, Saham BEI Loyo

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Arus dana asing kembali mengalami penurunan tajam di pasar saham domestik pada Senin, 30 September 2024. Investor asing mencatatkan aksi jual bersih atau net sell jumbo sebesar Rp3,10 triliun, melanjutkan tren penjualan bersih yang terjadi sejak Jumat pekan lalu sebesar Rp0,49 triliun. Kondisi ini memberikan tekanan yang signifikan pada pergerakan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI).

    Meski aksi jual asing semakin gencar di akhir September, sepanjang bulan ini asing masih tercatat membukukan pembelian bersih (net buy) saham senilai Rp21,90 triliun secara month to date (mtd). Selain itu, sepanjang tahun 2024, investor asing telah mencatatkan net buy sebesar Rp49,64 triliun atau sekitar USD3,28 miliar, menunjukkan bahwa aliran modal asing ke pasar modal Indonesia tetap kuat secara kumulatif.

    Di tengah tren jual bersih pada beberapa hari terakhir, sebagian analis memperkirakan bahwa aksi ini merupakan langkah taktis investor asing untuk merealisasikan keuntungan (profit taking) setelah sebelumnya terjadi kenaikan nilai saham di beberapa sektor.

    Pasar SBN Juga Dihantam Net Sell

    Tidak hanya pasar saham, tekanan dari aksi jual juga terasa di pasar Surat Berharga Negara (SBN). Data yang dirilis oleh Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) menunjukkan bahwa pada Jumat, 27 September 2024, investor asing melakukan aksi jual bersih sebesar Rp2,02 triliun di pasar SBN rupiah yang dapat diperdagangkan.

    Kendati demikian, secara keseluruhan pada bulan September, investor asing masih mencatatkan pembelian bersih di SBN sebesar Rp18,79 triliun secara month to date. Adapun secara year to date, asing telah mencatatkan net buy di pasar SBN sebesar Rp28,47 triliun hingga akhir pekan lalu, menunjukkan bahwa kepercayaan terhadap surat utang pemerintah Indonesia masih relatif terjaga.

    Sementara itu, Bank Indonesia terus berupaya menjaga likuiditas dengan menggelar lelang Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI) pada akhir pekan kemarin. Total transaksi yang berhasil terkumpul mencapai Rp19,01 triliun, dengan tingkat bunga yang tercatat mengalami penurunan dibandingkan dengan lelang sebelumnya.

    Transaksi terbesar terjadi pada tenor 12 bulan dengan nilai Rp17,89 triliun dan suku bunga 6,81 persen. Diikuti oleh tenor 6 bulan dengan nilai transaksi Rp0,64 triliun dengan bunga 6,69 persen, serta tenor 9 bulan senilai Rp0,48 triliun dengan bunga 6,78 persen. Sebelumnya, suku bunga SRBI sempat mencapai kisaran 7,5 persen, namun terus mengalami penurunan seiring dengan strategi Bank Indonesia untuk menjaga stabilitas ekonomi dan nilai tukar rupiah.

    Pelonggaran Kebijakan Moneter China

    Penyebab lain aksi net sell pada hari ini adalah pelonggaran kebijakan moneter yang dilakukan China. Mantan Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI), Hasan Zein Mahmud, mencatat penurunan ini dengan melaporkan bursa saham Indonesia mengalami aksi jual bersih atau net sell sebesar Rp2,35 triliun pada pekan lalu. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terkoreksi 0,60 persen dalam periode yang sama.

    “Sektor keuangan mengalami penurunan tajam dan mencatat net sell terbesar,” ujar Hasan dalam keterangan tertulis, Ahad, 29 September 2024.

    Sebagai perbandingan, Indeks Hang Seng di Hong Kong melonjak 14,69 persen, sementara indeks Shanghai di China mencatat kenaikan 12,32 persen pada pekan lalu. Ini mengindikasikan adanya arus dana asing yang signifikan ke pasar China.

    Meski demikian, Hasan menyebut kenaikan harga komoditas, seperti emas, tembaga, dan perak, menjadi dampak positif bagi Indonesia. Harga emas, berdasarkan kontrak Desember 2024, tercatat naik dari USD2.653 di awal pekan menjadi USD2.680 per ons di akhir pekan. “Saya memperkirakan harga tembaga dan perak akan melanjutkan penguatan minggu ini,” kata Hasan.

    Kontrak tembaga dan perak juga mencatat kenaikan, di mana tembaga naik dari 4.4340 menjadi 4.5895 per 25.000 lb, dan perak naik dari 31.045 menjadi 31.915 per 5.000 t.o pada penutupan pekan lalu.

    Aksi net sell yang terjadi dalam beberapa hari terakhir menunjukkan adanya tekanan eksternal yang memengaruhi pergerakan pasar saham dan SBN di Indonesia. Meski demikian, secara keseluruhan, kepercayaan investor asing terhadap ekonomi Indonesia masih terlihat solid, tercermin dari tingginya pembelian bersih secara kumulatif sepanjang tahun. Hal ini dibuktikan dengan masih banyaknya pembelian bersih atau net buy saham senilai Rp21,90 triliun secara month to date (mtd).

    Ke depannya, pelaku pasar akan terus memantau perkembangan global, khususnya kebijakan moneter yang dapat berdampak pada pergerakan dana asing di pasar domestik.(*)

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Yunila Wati

    Telah berkarier sebagai jurnalis sejak 2002 dan telah aktif menulis tentang politik, olahraga, hiburan, serta makro ekonomi. Berkarier lebih dari satu dekade di dunia jurnalistik dengan beragam media, mulai dari media umum hingga media yang mengkhususkan pada sektor perempuan, keluarga dan anak.

    Saat ini, sudah lebih dari 1000 naskah ditulis mengenai saham, emiten, dan ekonomi makro lainnya.

    Tercatat pula sebagai Wartawan Utama sejak 2022, melalui Uji Kompetensi Wartawan yang diinisiasi oleh Persatuan Wartawan Indonesia (PWI), dengan nomor 914-PWI/WU/DP/XII/2022/08/06/79