KABARBURSA.COM - Danantara Indonesia menguraikan langkah-langkah strategis menuju merger BUMN Karya yang dibidik tuntas pada kuartal I-2026, di tengah tekanan finansial berat yang terus membayangi konsolidasi para emiten konstruksi pelat merah.
Tumpukan kewajiban Waskita Karya Tbk (WSKT), Wijaya Karya Tbk (WIKA), PT PP Tbk (PTPP), dan Adhi Karya Tbk (ADHI) masih tergolong raksasa hingga 30 September 2025.
Waskita menggendong total utang Rp67,55 triliun dengan ekuitas yang hanya Rp4,33 triliun. WIKA mencatat liabilitas Rp48,44 triliun dengan ekuitas Rp8,57 triliun. PTPP pun belum keluar dari tekanan dengan utang Rp40,22 triliun dan ekuitas Rp15,29 triliun. Adhi Karya tak berbeda jauh, menanggung utang Rp23,92 triliun dengan ekuitas Rp9,70 triliun.
Di luar beban finansial yang demikian berat, tata kelola bisnis BUMN Karya ikut menjadi sorotan publik. Banyak pihak menilai mereka tak lagi fokus pada bisnis inti—akibatnya aset terbengkalai, divestasi dipaksakan, inefisiensi menumpuk, hingga terjadi kanibalisasi antarperusahaan.
Chief Operating Officer (COO) Danantara Indonesia, Dony Oskaria, tak menampik karut-marut tersebut. Ia mengakui persoalan yang menggelayuti BUMN Karya teramat kompleks, terutama terkait restrukturisasi utang.
“Problem keuangan di perusahaan karya ini cukup dalam. Kita harus terbuka kepada publik,” ujar Dony.
Masalah-masalah itulah yang ingin dibenahi Danantara. Tahapannya jelas: pertama, merampungkan restrukturisasi utang, termasuk pencatatan impairment; kedua, melakukan revaluasi aset agar mencerminkan nilai buku; dan ketiga, mengeksekusi merger dengan skenario paling optimal.
Salah satu skenario yang sempat mencuat adalah penggabungan Waskita dengan Hutama Karya, WIKA bersama PTPP, serta Adhi Karya sebagai induk bagi subholding Nindya Karya dan Brantas Abipraya. Pada akhirnya, Danantara ingin menyisakan tiga BUMN Karya yang benar-benar solid.
Dony menegaskan belum ada keputusan final, karena proses kajian masih berlangsung. Namun satu hal sudah pasti: konsolidasi akan terjadi.
“Mergernya pasti. Kami ingin membuat perusahaan-perusahaan karya ini jauh lebih kuat ke depan. Itu yang sedang kami kaji. Ada beberapa opsi,” tuturnya.
Karena proses tersebut membutuhkan pendalaman lebih lanjut, Danantara melanjutkan inisiatif merger hingga tahun depan bersamaan dengan pembenahan finansial dan restrukturisasi utang.
“Jadi kami carry over ke tahun depan. Untuk BUMN Karya tidak selesai tahun ini. Kuartal pertama kami akan lakukan merger,” pungkas Dony.(*)
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.