Logo
>

Dolar AS Bangkit dari Tekanan, Pasar Valas Berhati-hati

Dolar AS menguat terhadap euro dan yen setelah empat hari tertekan, didukung ekspektasi pemangkasan suku bunga The Fed meski data ekonomi resmi tertunda akibat shutdown.

Ditulis oleh Yunila Wati
Dolar AS Bangkit dari Tekanan, Pasar Valas Berhati-hati
Ilustrasi, pria di hadapan dolar AS. Foto: Freepik.

KABARBURSA.COM - Nilai tukar dolar Amerika Serikat kembali menguat pada perdagangan Jumat WIB, 3 Oktober 2025, menutup pelemahan beruntun terhadap yen yang telah berlangsung empat hari sebelumnya. 

Kebangkitan greenback terjadi di tengah kondisi politik dan ekonomi yang tidak pasti, ketika penutupan sebagian pemerintahan (government shutdown) AS membuat publikasi data resmi terbatas. Namun, pasar tetap menemukan arah lewat rilis data swasta dan sinyal kebijakan dari Federal Reserve.

Indeks Dolar (DXY), ukuran kekuatan greenback terhadap sekeranjang enam mata uang utama, naik tipis 0,13 persen ke posisi 97,86. Euro melemah 0,09 persen ke USD1,1719, sementara dolar terapresiasi 0,08 persen terhadap yen Jepang menjadi 147,17. 

Poundsterling Inggris juga tergelincir 0,25 persen ke USD1,3443, tertekan oleh kekhawatiran pasar terkait kebijakan fiskal yang akan diumumkan dalam anggaran November.

Kenaikan dolar ini menarik perhatian karena sehari sebelumnya mata uang AS sempat tersungkur. Laporan ADP National Employment mencatat penurunan 32.000 tenaga kerja sektor swasta pada September, memicu ekspektasi bahwa The Fed akan menurunkan suku bunga dua kali lagi tahun ini. 

Namun, pelemahan tersebut cepat terkoreksi ketika pasar menilai posisi yang salah harus segera dilepas.

Shutdown pemerintah AS memang menunda rilis sejumlah data penting, termasuk laporan ketenagakerjaan non-pertanian (NFP) September. Meski demikian, analis menilai kekosongan data itu tidak serta-merta membuat pasar gelap arah. 

Chicago Fed justru merilis estimasi pengangguran tetap di 4,3 persen pada September, sama dengan Agustus, menunjukkan kondisi tenaga kerja belum memburuk tajam meski detail data masih mencerminkan kelemahan.

Kepala Strategi Pasar Bannockburn Global Forex Marc Chandler, menekankan bahwa pasar dan The Fed selama ini banyak bergantung pada data swasta sehingga shutdown tidak serta-merta memutus sumber informasi. 

Sementara itu, Presiden Fed Dallas Lorie Logan, menegaskan bahwa pemangkasan suku bunga bulan lalu adalah langkah tepat sebagai “asuransi” terhadap risiko pelemahan tenaga kerja. Namun, ia memberi sinyal bahwa bank sentral akan lebih berhati-hati untuk tidak terburu-buru menurunkan suku bunga secara agresif.

Ekspektasi Pemangkasan Suku Bunga Naik Hingga 90 Persen

Ekspektasi pasar kini menilai peluang pemangkasan suku bunga 25 basis poin pada rapat Oktober hampir pasti terjadi, dengan probabilitas 90 persen penurunan tambahan pada Desember, menurut FedWatch Tool CME Group. Sentimen ini menjadi salah satu penopang dolar di tengah ketidakpastian politik dalam negeri.

Di sisi lain, pasar mata uang juga dipengaruhi faktor eksternal. Yen menghadapi sorotan menjelang pemilihan pimpinan baru Partai Demokrat Liberal (LDP) Jepang akhir pekan ini, yang dinilai akan memengaruhi arah kebijakan fiskal Tokyo. 

Sementara poundsterling tertekan oleh ekspektasi kebijakan fiskal Inggris, dengan fokus utama pada bagaimana pemerintah mengelola defisit dan belanja negara.

Secara keseluruhan, penguatan dolar AS mencerminkan daya tahannya di tengah badai ketidakpastian. Shutdown memang membatasi arus data resmi, namun arah kebijakan The Fed, ekspektasi pasar terhadap suku bunga, serta dinamika politik global tetap menjadi faktor dominan yang menggerakkan pasar valuta asing. 

Untuk sementara, greenback berhasil bangkit, meski jalannya masih dibayangi ketidakpastian moneter dan politik yang belum mereda.(*)

Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

Gabung Sekarang

Jurnalis

Yunila Wati

Telah berkarier sebagai jurnalis sejak 2002 dan telah aktif menulis tentang politik, olahraga, hiburan, serta makro ekonomi. Berkarier lebih dari satu dekade di dunia jurnalistik dengan beragam media, mulai dari media umum hingga media yang mengkhususkan pada sektor perempuan, keluarga dan anak.

Saat ini, sudah lebih dari 1000 naskah ditulis mengenai saham, emiten, dan ekonomi makro lainnya.

Tercatat pula sebagai Wartawan Utama sejak 2022, melalui Uji Kompetensi Wartawan yang diinisiasi oleh Persatuan Wartawan Indonesia (PWI), dengan nomor 914-PWI/WU/DP/XII/2022/08/06/79