Logo
>

Dolar AS Melemah ke Level Terendah Multi-Tahun, Pasar Tunggu Arah Suku Bunga

Dolar AS melemah terhadap euro dan pound setelah tensi geopolitik mereda. Pasar kini menanti kepastian arah suku bunga The Fed dan negosiasi fiskal di Washington.

Ditulis oleh Yunila Wati
Dolar AS Melemah ke Level Terendah Multi-Tahun, Pasar Tunggu Arah Suku Bunga
Ilustrasi dolar Amerika Serikat. (Foto: Adobe Stock)

KABARBURSA.COM – Nilai tukar dolar Amerika Serikat kembali melemah terhadap sejumlah mata uang utama dunia pada Rabu, 25 Juni 2025. Euro dan poundsterling sama-sama menguat ke posisi tertinggi dalam beberapa tahun terakhir, sementara yen Jepang menjadi satu-satunya mata uang utama yang justru sedikit melemah terhadap dolar.

Pelemahan dolar ini terjadi setelah penguatan tajam pada pekan lalu akibat kekhawatiran pasar terhadap ketegangan di Timur Tengah. Namun, sejak diumumkannya gencatan senjata antara Iran dan Israel, sentimen perlindungan (safe haven) terhadap dolar mulai surut. 

Pergerakan nilai tukar pun kini cenderung datar, dengan pelaku pasar mulai mengalihkan perhatian mereka pada arah kebijakan suku bunga The Fed dan dinamika fiskal AS.

"Pasar sedang menanti tema baru untuk dijadikan acuan," ujar Steve Englander, Kepala Riset Valuta Asing G10 Global di Standard Chartered Bank, New York. 

Menurutnya, ketidakpastian yang tersisa di pasar lebih bersifat domestik, terutama terkait jalur kebijakan suku bunga The Fed yang semakin terbuka terhadap opsi pemangkasan.

Dalam testimoni keduanya di hadapan Kongres, Ketua The Fed Jerome Powell kembali menyampaikan bahwa bank sentral sebaiknya mempertahankan suku bunga untuk sementara, dengan alasan tekanan inflasi yang mungkin timbul dari kebijakan tarif pemerintahan Trump. 

Namun Powell juga menyebut bahwa jika bukan karena tarif, penurunan suku bunga bisa saja masih berlanjut.

Pasar Perkirakan Suku Bunga Turun 62 BP

Pernyataan tersebut dinilai lebih dovish dibanding komentar Powell pekan lalu usai rapat FOMC, dan langsung direspons pasar. Ekspektasi pemangkasan suku bunga melonjak signifikan. 

Berdasarkan data pasar, pelaku keuangan kini memperkirakan penurunan suku bunga sebesar 62 basis poin hingga akhir tahun, naik dari 46 basis poin sebelum komentar hawkish dari dua pejabat The Fed, Michelle Bowman dan Christopher Waller, yang keduanya mendukung pemangkasan dalam waktu dekat.

Di saat yang sama, tenggat waktu 9 Juli yang ditetapkan pemerintahan Trump untuk menyelesaikan negosiasi dagang dengan sejumlah mitra kian mendekat. 

Sebagian besar analis meyakini batas waktu itu akan diperpanjang untuk menghindari gejolak pasar, apalagi berbarengan dengan pembahasan RUU anggaran dan perpajakan di Kongres. 

Jika perpanjangan tersebut terealisasi, hal itu bisa menjadi sentimen positif bagi pasar, namun berpotensi menambah tekanan terhadap dolar AS.

Euro dan Poundsterling Kalahkan Dolar

Euro menguat 0,43 persen terhadap dolar dan diperdagangkan di USD1,1658, level tertinggi sejak Oktober 2021. Pound sterling naik 0,33 persen ke USD1,3659, tertinggi sejak Januari 2022. 

Penguatan euro juga ditopang oleh ekspektasi peningkatan belanja fiskal dari negara-negara di kawasan Eropa. Di sisi lain, franc Swiss tetap kokoh mendekati posisi tertingginya dalam satu dekade.

Sementara itu, dolar justru menguat tipis 0,18 persen terhadap yen Jepang dan berada di posisi 145,17 yen per dolar. 

Risalah dari pertemuan kebijakan Bank of Japan menunjukkan bahwa otoritas moneter Jepang masih memilih untuk menahan suku bunga karena belum jelasnya dampak tarif AS terhadap perekonomian domestik. 

Namun seorang anggota dewan yang cenderung hawkish memperingatkan bahwa suku bunga mungkin harus dinaikkan secara agresif untuk meredam tekanan inflasi.

Di pasar kripto, bitcoin naik 1,72 persen ke level USD105.589, mencerminkan selera risiko investor yang mulai pulih seiring stabilnya tensi geopolitik dan ekspektasi penurunan suku bunga.

Dalam jangka pendek, arah dolar AS akan sangat dipengaruhi oleh respons pasar terhadap data ekonomi dan keputusan fiskal di Washington. 

Selama The Fed belum memberikan kepastian, dan negosiasi dagang masih terus bergulir, pasar valuta asing diperkirakan tetap akan bergerak hati-hati dengan kecenderungan korektif terhadap posisi dolar.(*)

Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

Gabung Sekarang

Jurnalis

Yunila Wati

Telah berkarier sebagai jurnalis sejak 2002 dan telah aktif menulis tentang politik, olahraga, hiburan, serta makro ekonomi. Berkarier lebih dari satu dekade di dunia jurnalistik dengan beragam media, mulai dari media umum hingga media yang mengkhususkan pada sektor perempuan, keluarga dan anak.

Saat ini, sudah lebih dari 1000 naskah ditulis mengenai saham, emiten, dan ekonomi makro lainnya.

Tercatat pula sebagai Wartawan Utama sejak 2022, melalui Uji Kompetensi Wartawan yang diinisiasi oleh Persatuan Wartawan Indonesia (PWI), dengan nomor 914-PWI/WU/DP/XII/2022/08/06/79