Logo
>

Dolar AS Tertekan di Tengah Gejolak Dagang dan Kekhawatiran Sistemik

Ketidakpastian kian tebal lantaran sebagian operasional pemerintah federal masih lumpuh

Ditulis oleh Pramirvan Datu
Dolar AS Tertekan di Tengah Gejolak Dagang dan Kekhawatiran Sistemik
Ilustrasi Mata Uang Dolar Amerika. Foto: Dok KabarBursa.com

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Dolar Amerika Serikat melemah terhadap franc Swiss dan yen Jepang pada penutupan perdagangan Jumat, 17 Oktober 2025. Sentimen pasar diguncang oleh kekhawatiran baru soal ketegangan dagang dan kerapuhan sektor perbankan regional AS.

    Ketidakpastian kian tebal lantaran sebagian operasional pemerintah federal masih lumpuh. Imbasnya, publikasi data ekonomi krusial tertunda. Investor kini terpaksa menavigasi pasar dengan informasi yang terbatas, memperbesar ruang spekulasi terhadap kondisi aktual ekonomi domestik.

    Presiden AS, Donald Trump, dalam pernyataan terbarunya, mengakui bahwa penerapan tarif 100 persen atas barang-barang dari China tak dapat dipertahankan dalam jangka panjang. Meski begitu, ia tetap menyudutkan Beijing sebagai biang kebuntuan terbaru dalam negosiasi dagang, menyusul keputusan China memperketat ekspor logam tanah jarang-komoditas strategis dalam rantai pasok teknologi global.

    Trump juga mengonfirmasi rencana pertemuan dengan Presiden China Xi Jinping di Korea Selatan dalam dua pekan mendatang. Langkah ini dipandang sebagai upaya untuk mengurai simpul konflik dagang yang telah berlarut-larut.

    "Investor mulai berbalik arah menuju aset aman. Ada tekanan jual ringan terhadap dolar," ujar Steve Englander, Kepala Riset Valuta G10 Global di Standard Chartered. Seperti dikutip reuters. Menurutnya, kabar yang belum terang dari China, kekacauan di sektor perbankan regional, serta memburuknya kondisi kredit menjadi kombinasi yang menekan nilai tukar dolar.

    Dolar AS turun ke level terendah dalam sebulan terhadap franc Swiss, melemah 0,08 persen ke posisi 0,7925—terendah sejak pertengahan September. Yen Jepang sempat menguat namun berbalik arah setelah Gubernur Bank of Japan, Kazuo Ueda, menyinggung potensi kenaikan suku bunga bulan ini.

    Indeks dolar, indikator yang membandingkan nilai dolar terhadap enam mata uang utama dunia, tercatat naik tipis 0,17 persen menjadi 98,43 pada Jumat. Namun secara mingguan, indeks ini menurun sekitar 0,43 persen - penurunan terbesar sejak Juni.

    "Pasar sedang meraba-raba di tengah kabut," ujar Amo Sahota, Direktur Klarity FX di San Francisco. Ia menambahkan, "Sudah 17 hari kita tanpa data pengangguran atau laporan ketenagakerjaan karena penutupan pemerintah. The Fed pun beroperasi dengan pandangan terbatas."

    Kendati demikian, upaya Trump untuk meredam ketegangan dinilai Sahota sebagai bagian dari taktik negosiasi politik. "Ini bukan akhir dari ketegangan, ini hanya giliran permainan," tegasnya.

    Sementara itu, Gubernur The Fed, Christopher Waller, menyuarakan dukungan terhadap pemangkasan suku bunga dalam rapat bank sentral akhir bulan ini. Hal ini didasarkan pada data tenaga kerja yang masih menunjukkan sinyal campuran.

    Euro terkoreksi 0,17 persen ke posisi 1,16678 dolar AS. Namun, secara mingguan, mata uang zona euro mencatat kenaikan tertinggi dalam sembilan pekan terakhir terhadap dolar.

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Pramirvan Datu

    Pram panggilan akrabnya, jurnalis sudah terverifikasi dewan pers. Mengawali karirnya sejak tahun 2012 silam. Berkecimpung pewarta keuangan, perbankan, ekonomi makro dan mikro serta pasar modal.