Logo
>

Dorong Ekspor Perikanan, RI-Perancis Inisiasi Hal ini

Ditulis oleh KabarBursa.com
Dorong Ekspor Perikanan, RI-Perancis Inisiasi Hal ini

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) bersama otoritas kompeten Perancis menginisiasi Mutual Recognition Arrangement (MRA) sebagai skema kesetaraan sistem jaminan mutu. Inisiasi itu dibentuk dalam rangka meningkatkan keberterimaan dan daya saing serta akses pasar bagi ekspor komoditas kelautan dan perikanan.

    Kepala Badan Pengawasan dan Pengendalian Mutu Hasil Kelautan dan Perikanan (BPPMHKP), Ishartini menuturkan, skema MRA telah dibicaran beberapa waktu lalu bersama otoritas Perancis di Paris.

    "Beberapa waktu lalu alhamdulillah kita memulai pembicaraan dengan Paris untuk memulai kerjasama dengan skema MRA dengan otoritas Perancis," kata Ishartini dalam keterangan tertulisnya, Minggu, 28 Juli 2024.

    Ishartini menuturkan, skema MRA berguna dalam mendorong fasilitas perdagangan bilateral lantaran mengatur prosedur atau mekanisme registrasi perizinan dan penerbitan approval number ke negara tujuan ekspor serta impor ke Indonesia.

    "Kita sebagai quality assurance produk kelautan dan perikanan perlu meyakinkan negara-negara tujuan ekspor bahwa adanya perubahan organisasi ini tidak memengaruhi mutu dan kualitas produk perikanan Indonesia," tegasnya.

    Ishartini mengatakan, tren perdagangan global komoditas pertanian dan perikanan sebagai bahan pangan saat ini mengarah kepada penerapan standar keamanan pangan (Food Safety) yang menghasilkan produk yang berkualitas dan aman untuk dikonsumsi.

    Namun, dalam penerapannya standar-standar keamanan pangan yang dipersyaratkan tersebut, jangan sampai menimbulkan hambatan non-teknis/teknis dalam arus lalu-lintas perdagangannya.

    "Sehingga penerapan standar justru harus mendukung fasilitasi perdagangan atau Trade Facilitation/TF)," ujar Ishartini.

    Karenanya, guna mendukung TF sekaligus melindungi kesehatan manusia dan lingkungan, negara-negara melakukan harmonisasi Sistem Jaminan Mutu dan Keamanan pangan atau dalam sektor perikanan dikenal sebagai SJMKHKP.

    "SJMKHKP kita tak kalah dengan negara lain, termasuk dengan negara maju sebagaimana terlihat penerimaan produk Indonesia di lebih dari 100 negara di dunia," tutupnya.

    Sebagai informasi, pada pertemuan inisiasi kerja sama Indonesia - Perancis dalam bidang mutu dan keamanan hasil perikanan yang berlangsung 19 Juli 2024 tersebut, Indonesia diwakili oleh BPPMHKP KKP dan Perancis yang diwakili oleh Kedutaan Besar Perancis di Jakarta selaku perwakilan Ministère de l'Agriculture et de la Souveraineté alimentaire. Pada pertemuan tersebut, pihak Prancis menyatakan bahwa SJMKHKP Indonesia telah setara dengan negara-negara maju karena telah menembus pasar Eropa (EU).

    Nilai Ekspor-Impor Semester I

    Sementara itu, KKP mencatat pertumbuhan nilai ekspor komoditas kelautan dan perikanan di semester I 2024. Jika dibandingkan periode yang sama di tahun sebelumnya, nilai ekspor kelautan dan perikanan meningkat 1 persen, menjadi USD2,71 miliar dari USD2,69 miliar.

    Direktur Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan, Budi Sulistiyo menuturkan, Amerika Serikat (AS) masih mendominasi ekspor komoditas kelautan dan perikanan Indonesia. Di posisi kedua, disusul oleh Cina, kemudian negara-negara ASEAN, Jepang, dan Uni Eropa.

    Dia merinci, ekspor AS sebesar 32,8 persen, kemudian China 20 persen, kawasan ASEAN 13 persen, Jepang 10,5 persen, dan Uni Eropa 7,1 persen. Adapun komoditas unggulan ekspor ke lima kawasan tersebut diantaranya udang sebanyak 27,8 persen dengan nilai USD755,79 juta.

    Selain udang, tercatat juga tuna, tongkol, cakalang dengan total keseluruhan 16,8 persen dengan nilai ekspor USD456,64 juta, kemudian cumi, sotong, gurita, 14,6 persen senilai USD396,94 juta, kemudian kepiting dan rajungn 10 persen senilai USD275,25 juta, dan rumpul laut 6 persen sebesar USD162,38.

    “Jadi ini adalah, kalau kita lihat, ini adalah komoditas yang menjadi, komoditas unggulan yang menjadi primadonanya ekspor di Indonesia,” kata Sulistiyo dalam paparan kinerja KKP semester I 2024 di Gedung Mina Bahari IV, Jakarta, Jumat, 26 Juli 2024.

    Meski begitu, Sulistiyo tak menampik impor komoditas kelautan dan perikanan masih terjadi hingga saat ini. Pada semester I 2024, nilai impor RI tercatat USD219,54 juta, atau sekitar 8,09 persen persen terhadap nilai ekspor komoditas kelautan dan perikanan RI.

    Meski begitu, angka tersebut mengalami penurunan signifikan sebesar 35,15 persen jika dibanding periode yang sama di tahun sebelumnya. Dengan capaian tersebut, Sulistiyo meyakini Indonesia segera menjadi negara eksportir komoditas kelautan dan perikanan.

    “Jadi dengan kondisi sekarang, Indonesia dapat dinyatakan sebagai negara next exporter produk perikanan,” ungkapnya.

    Di sisi lain, berdasarkan data neraca perdagangan pada komoditas perikanan mengalami surplus hingga USD2,49 miliar atau sekitar Rp40,67 triliun. Angka tersebut 6,2 persen jika dibanding periode yang sama pada tahun sebelumnya.

    Dengan demikian, porsi impor produk perikanan dibandingkan ekspor hanya 8,09 persen. Dengan demikian, neraca perdagangan produk perikanan Indonesia surplus USD2,49 miliar atau Rp40,67 triliun atau naik 6,2 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya. (*)

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    KabarBursa.com

    Redaksi