Logo
>

Ekspor Nonmigas Tumbuh Lagi, Sawit dan Baja Jadi Penopang Utama

Ekspor nonmigas RI naik 7,68 persen pada Januari–April 2025. Sawit, baja, dan produk industri pengolahan jadi motor utama penggerak ekspor.

Ditulis oleh Dian Finka
Ekspor Nonmigas Tumbuh Lagi, Sawit dan Baja Jadi Penopang Utama
BPS mencatat ekspor nonmigas Indonesia kembali tumbuh, didorong sektor industri dan pertanian. CPO, logam dasar, dan semikonduktor jadi penyumbang terbesar. Foto: KabarBursa/Abbas Sandji.

KABARBURSA.COM – Di tengah gempuran ekonomi global yang tak pasti, ekspor nonmigas Indonesia justru kembali mencatatkan langkah percaya diri. Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan nilai ekspor nonmigas sepanjang Januari hingga April 2025 tembus USD82,56 miliar (setara Rp1.362 triliun), atau tumbuh 7,68 persen dibanding periode yang sama tahun lalu.

Dua sektor yang jadi motor utama penggeraknya adalah industri pengolahan dan pertanian. Keduanya menyumbang lebih dari 12 persen terhadap kenaikan ekspor secara kumulatif, dengan performa solid dari komoditas andalan seperti minyak kelapa sawit, logam dasar bukan besi, kimia berbasis pertanian, hingga semikonduktor dan komponen elektronik.

Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa Badan Pusat Statistik (BPS), Pudji Ismartini, mengatakan industri pengolahan dan pertanian masing-masing menyumbang andil sebesar 11,64 persen dan 0,84 persen terhadap total kenaikan ekspor nonmigas secara kumulatif.

"Pertumbuhan paling kuat datang dari komoditas seperti minyak kelapa sawit, logam dasar bukan besi, kimia dasar organik berbasis pertanian, nikel, serta semikonduktor dan komponen elektronik lainnya," ujar Pudji dalam dalam siaran pers, di Jakarta, Senin 2 Juni 2025

Dari sisi negara tujuan, Tiongkok masih menjadi mitra dagang utama Indonesia. Ekspor nonmigas ke Negeri Tirai Bambu tercatat USD 18,87 miliar, naik 7,00 persen dibanding Januari–April 2024. Pudji menjelaskan, ekspor ke Amerika Serikat, ASEAN, dan Uni Eropa juga mengalami peningkatan secara kumulatif, sementara ekspor ke India justru mengalami koreksi.

Adapun pada April 2025 saja, total ekspor Indonesia tercatat USD 27,74 miliar, tumbuh 5,76 persen secara tahunan. Di dalamnya, ekspor nonmigas menyumbang USD 19,57 miliar, naik 7,17 persen, sementara ekspor migas justru turun tajam 13,38 persen ke level USD 1,17 miliar.

Pendorong utama lonjakan ekspor nonmigas di bulan April berasal dari komoditas mesin dan perlengkapan elektrik (HS 85) yang naik drastis 59,67 persen, menyumbang andil sebesar 3,01 persen terhadap total ekspor bulan tersebut.

"Sebaliknya, penurunan ekspor migas paling banyak disumbang oleh turunnya ekspor gas, yang memberikan andil negatif sebesar 0,78 persen," kata Pudji.

Bila dirinci lebih lanjut, nilai ekspor nonmigas April 2025 sebesar USD 19,57 miliar terbagi atas:

  1. Pertanian, kehutanan, perikanan: USD 0,48 miliar
  2. Pertambangan dan lainnya: USD 3,15 miliar
  3. Industri pengolahan: USD 15,95 miliar

Menurut Pudji, hanya sektor pertambangan yang mencatat penurunan ekspor secara tahunan. Sementara itu, sektor industri pengolahan justru tumbuh 13,93 persen, menyumbang andil 9,94 persen terhadap kenaikan ekspor nonmigas bulan April.

Komoditas penyumbang utama ekspor dari sektor ini meliputi logam dasar bukan besi, peralatan listrik, kimia dasar organik dari hasil pertanian, semikonduktor dan komponen elektronik, hingga mentega lemak dan minyak kakao.

Tiga Komoditas Andalan: Besi Baja, Batu Bara, dan CPO

Pudji juga menyoroti tiga komoditas ekspor unggulan yang berkontribusi besar terhadap performa ekspor nonmigas secara keseluruhan, yaitu besi dan baja, batu bara, serta CPO dan turunannya. Ketiganya memberikan share sebesar 29,10 persen terhadap total ekspor nonmigas selama Januari–April 2025.

  1. Nilai ekspor besi dan baja naik 6,62 persen secara kumulatif
  2. Ekspor batu bara anjlok 19,74 persen
  3. Ekspor CPO dan produk turunannya melonjak 20,00 persen

“Besi dan baja serta CPO menunjukkan tren penguatan. Tapi kita harus mewaspadai pelemahan batu bara yang bisa menjadi sentimen negatif terhadap kinerja neraca dagang di kuartal selanjutnya,” kata Pudji.(*)

Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

Gabung Sekarang

Jurnalis

Dian Finka

Bergabung di Kabar Bursa sejak 2024, sering menulis pemberitaan mengenai isu-isu ekonomi.