Logo
>

Emas Mengilap Lagi, Prediksi Suku Bunga Turun Menguat

Harga emas melonjak setelah data ekonomi AS melemah dan ekspektasi pemangkasan suku bunga menguat di pasar global.

Ditulis oleh Syahrianto
Emas Mengilap Lagi, Prediksi Suku Bunga Turun Menguat
Ilustrasi: Sebongkah emas (gold nugget). (Foto: Pixabay/Csaba Nagy)

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM – Harga emas melonjak lebih dari 2 persen pada hari Senin, 10 November 2025, mencapai level tertinggi dalam dua minggu.

    Kenaikan tersebut seiring dengan keluarnya data ekonomi yang melemah dari Amerika Serikat yang semakin memperkuat ekspektasi bahwa Federal Reserve akan memangkas suku bunga, yang pada gilirannya meningkatkan permintaan untuk aset yang tidak menghasilkan imbal hasil ini.

    Seperti dilansir Reuters, emas spot naik 2 persen menjadi USD4.079,71 per troy ons, setelah menyentuh level tertinggi sejak 27 Oktober sebelumnya dalam sesi tersebut. 

    Kontrak berjangka emas AS untuk pengiriman Desember juga naik 2 persen menjadi USD4.090,80 per troy ons.

    Indeks dolar AS (.DXY) melemah, membuat harga emas lebih terjangkau bagi pembeli luar negeri.

    "Beberapa data lemah pekan lalu membuat pasar sedikit lebih dovish dalam ekspektasi mereka terhadap Fed, kita bisa sangat mungkin melihat pemangkasan suku bunga pada Desember," kata Peter Grant, Wakil Presiden dan Senior Metals Strategist di Zaner Metals.

    Data pekan lalu menunjukkan ekonomi AS kehilangan pekerjaan pada Oktober, dengan sektor pemerintahan dan ritel mengalami kerugian. Selain itu, sentimen konsumen AS merosot pada awal November, seiring dengan kekhawatiran rumah tangga terhadap dampak ekonomi, menurut data yang dirilis pada hari Jumat.

    Saat ini, pasar memperkirakan kemungkinan 67 persen untuk pemangkasan suku bunga pada Desember, dengan peluang mencapai sekitar 80 persen pada Januari, menurut alat FedWatch dari CME Group.

    Emas yang tidak menghasilkan imbal hasil cenderung berkinerja baik di lingkungan suku bunga rendah dan selama masa ketidakpastian ekonomi.

    Grant juga menambahkan bahwa harga emas bisa berada di kisaran USD4.200 hingga USD4.300/ons pada akhir tahun, dengan USD5.000/ons masih menjadi target yang wajar untuk kuartal pertama tahun depan.

    Sementara itu, Senat AS pada hari Minggu melanjutkan langkah untuk membuka kembali pemerintah federal dan mengakhiri penutupan yang telah berlangsung selama 40 hari.

    "Pembukaan kembali akan mengembalikan aliran data dan membangkitkan kembali ekspektasi untuk pemangkasan suku bunga Desember, tetapi yang lebih penting adalah hal itu akan mengalihkan fokus pasar kembali ke prospek fiskal AS yang semakin memburuk," kata Ole Hansen, kepala strategi komoditas di Saxo Bank, dalam sebuah catatan.

    Di sisi lain, harga perak spot naik 3,2 persen menjadi USD49,84 per ons, mencapai level tertinggi sejak 21 Oktober, platinum naik 1,4 persen menjadi USD1.566,08, dan palladium menambah 1,1 persen menjadi USD1.396,50. (*)

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Syahrianto

    Jurnalis ekonomi yang telah berkarier sejak 2019 dan memperoleh sertifikasi Wartawan Muda dari Dewan Pers pada 2021. Sejak 2024, mulai memfokuskan diri sebagai jurnalis pasar modal.

    Saat ini, bertanggung jawab atas rubrik "Market Hari Ini" di Kabarbursa.com, menyajikan laporan terkini, analisis berbasis data, serta insight tentang pergerakan pasar saham di Indonesia.

    Dengan lebih dari satu tahun secara khusus meliput dan menganalisis isu-isu pasar modal, secara konsisten menghasilkan tulisan premium (premium content) yang menawarkan perspektif kedua (second opinion) strategis bagi investor.

    Sebagai seorang jurnalis yang berkomitmen pada akurasi, transparansi, dan kualitas informasi, saya terus mengedepankan standar tinggi dalam jurnalisme ekonomi dan pasar modal.