Logo
>

Enam Hari Berturut-Turut Emas Dunia Tak Berkilau

Ditulis oleh Yunila Wati
Enam Hari Berturut-Turut Emas Dunia Tak Berkilau

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Sudah enam hari berturut-turut, harga emas dunia tidak menunjukkan kilaunya. Pada perdagangan Kamis, 10 Oktober 2024, harga emas global kembali turun didorong oleh penguatan dolar AS dan menurunnya ekspektasi pasar terkait kebijakan pemangkasan suku bunga Federal Reserve.

    Penguatan dolar yang terjadi selama beberapa sesi terakhir memberikan tekanan besar pada harga emas, sehingga membuat logam mulia ini semakin mahal bagi pemegang mata uang lainnya.

    Pada perdagangan emas spot, harga turun sebesar 0,5 persen menjadi USD2.607,93 per ons pada pukul 01.39 WIB. Sementara itu, kontrak emas berjangka AS untuk pengiriman Desember juga melemah, ditutup 0,4 persen lebih rendah menjadi USD2.626,00 per ons .

    Dolar Menguat, Emas Tertekan

    Penguatan Indeks Dolar (DXY), yang mencapai titik tertinggi dalam hampir dua bulan terakhir, menjadi faktor utama yang membebani harga emas. Seiring dengan menguatnya dolar AS, harga emas mengalami tekanan karena menjadi lebih mahal bagi investor internasional.

    Kondisi ini memperburuk sentimen pasar yang tengah menantikan rilis data ekonomi penting seperti Indeks Harga Konsumen (CPI) dan Indeks Harga Produsen (PPI) AS yang akan dipublikasikan dalam beberapa hari mendatang .

    Seorang trader logam independen di New York, Tai Wong, menjelaskan bahwa pasar emas tidak menunjukkan pergerakan signifikan karena laporan ketenagakerjaan yang kuat di Amerika Serikat memerlukan "kalibrasi ulang" oleh Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC). Hal ini menciptakan ekspektasi bahwa penurunan suku bunga Federal Reserve di masa mendatang akan lebih moderat daripada yang diperkirakan sebelumnya .

    The Fed Berhati-hati 

    Federal Reserve, pada rapat kebijakan September, menurunkan suku bunga sebesar 50 basis poin. Namun, risalah rapat tersebut menunjukkan bahwa anggota komite tidak akan membuat keputusan besar terkait kebijakan moneter tanpa mempertimbangkan perkembangan ekonomi yang ada.

    Pasar saat ini memperkirakan peluang sebesar 76 persen untuk pemotongan suku bunga sebesar 25 basis poin pada pertemuan Fed berikutnya di bulan November .

    Presiden Federal Reserve Bank Dallas Lorie Logan, menyatakan keinginannya agar pemangkasan suku bunga dilakukan dengan lebih hati-hati di masa depan. Ia menyoroti adanya risiko inflasi yang tetap tinggi serta ketidakpastian yang masih membayangi prospek ekonomi .

    Prediksi Emas

    Meskipun terjadi penurunan harga yang moderat, analis percaya bahwa dalam jangka panjang, emas akan tetap didukung oleh ekspektasi penurunan suku bunga dan ketegangan geopolitik yang terus meningkat. Analis dari Kinesis Money Carlo Alberto De Casa, berpendapat bahwa latar belakang ekonomi dan geopolitik saat ini tetap mendukung harga emas dalam jangka panjang, meskipun terjadi penurunan sementara .

    Selain emas, harga perak spot juga mengalami penurunan sebesar 0,8 persen menjadi USD30,46 per ons. Platinum tetap stabil di kisaran USD949,91, sementara paladium mengalami kenaikan tajam sebesar 1,6 persen menjadi USD1.038,25 .

    Secara keseluruhan, tekanan pada harga emas disebabkan oleh dinamika global, terutama penguatan dolar AS dan langkah hati-hati Federal Reserve terkait kebijakan suku bunga. Namun, prospek jangka panjang bagi emas tetap positif, terutama di tengah ketidakpastian ekonomi dan geopolitik yang terus berkembang.

    Tersungkur ke Level Terendah

    Sementara itu, pada perdagangan Rabu, 9 Oktober 2024, harga emas dunia juga tersungkur hingga ke level terendahnya. Pelemahan ini dipicu oleh berkurangnya ekspektasi pemangkasan suku bunga besar-besaran oleh The Fed, setelah data ketenagakerjaan Amerika Serikat (AS) menunjukkan hasil yang kuat.

    Pasar juga tengah menunggu rilis risalah pertemuan kebijakan The Fed sebagai sinyal tambahan. Adapun harga emas spot turun 1,1 persen menjadi USD2.614,49 per ons pada pukul 17.59 GMT, makin menjauh dari rekor tertinggi sepanjang masa (all time high) sebesar USD2.685,42 yang dicapai pada 26 September lalu. Kontrak berjangka emas AS juga terpangkas 1,1 persen, ditutup pada USD2.635,4 per ons.

    “Penurunan harga emas ini disebabkan oleh perubahan pandangan terkait suku bunga,” ujar Direktur Perdagangan Logam di High Ridge Futures David Meger, seraya menambahkan bahwa imbal hasil obligasi AS meningkat dan prospek pemangkasan suku bunga besar semakin melemah.

    Menurut alat pemantau FedWatch CME, peluang pemangkasan suku bunga 50 basis poin pada pertemuan The Fed di November telah menghilang, seiring dengan laporan ketenagakerjaan AS yang kuat pekan lalu. Saat ini, probabilitas pemangkasan suku bunga sebesar 25 basis poin berada di angka 87 persen.

    Pasar kini menantikan rilis risalah dari pertemuan kebijakan The Fed pada Rabu, 9 Oktober 2024, serta data inflasi AS, yaitu Indeks Harga Konsumen (IHK) yang akan dirilis besok, dan Indeks Harga Produsen (IHP) pada Jumat, 11 Oktober 2024.(*)

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Yunila Wati

    Telah berkarier sebagai jurnalis sejak 2002 dan telah aktif menulis tentang politik, olahraga, hiburan, serta makro ekonomi. Berkarier lebih dari satu dekade di dunia jurnalistik dengan beragam media, mulai dari media umum hingga media yang mengkhususkan pada sektor perempuan, keluarga dan anak.

    Saat ini, sudah lebih dari 1000 naskah ditulis mengenai saham, emiten, dan ekonomi makro lainnya.

    Tercatat pula sebagai Wartawan Utama sejak 2022, melalui Uji Kompetensi Wartawan yang diinisiasi oleh Persatuan Wartawan Indonesia (PWI), dengan nomor 914-PWI/WU/DP/XII/2022/08/06/79