KABARBURSA.COM - Perusahaan teknologi PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) menegaskan komitmen untuk mengikuti kebijakan pemerintah guna memperkuat ekosistem digital nasional, di tengah mencuatnya isu rencana merger antara GoTo dan Grab yang ramai diberitakan media.
Direktur Legal dan Group Corporate Secretary GoTo, R.A. Koesoemohadiani, menyatakan bahwa setiap langkah perusahaan akan tetap mengacu pada peraturan perundang-undangan yang berlaku bagi emiten publik.
Dia menjelaskan, sebagai perusahaan teknologi yang didirikan dan tumbuh di Indonesia, GoTo menyambut baik upaya berkelanjutan Pemerintah Indonesia dalam memperkuat ekosistem digital nasional, serta tetap berkomitmen untuk mendukung dan mematuhi kebijakan serta regulasi Pemerintah.
Tujuannya demi membangun industri yang efisien, adil, dan berkelanjutan bagi seluruh pemangku kepentingan.
“Ini termasuk mitra pengemudi, pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), serta konsumen di seluruh Indonesia. GoTo berkomitmen untuk senantiasa mendukung arahan dan kebijakan Pemerintah,” kata Koesoemohadiani, dalam keterangan resmi, Senin sore, 10 November 2025.
Sebelumnya muncul isu merger dua raksasa teknologi GoTo dan Grab yang sontak menarik perhatian publik dan pelaku pasar modal. Mengacu data Bursa Efek Indonesia, saham GOTO sempat melonjak hingga 9 persen ke level Rp67 pada perdagangan Senin pagi, didorong oleh sentimen positif dari kemungkinan konsolidasi bisnis tersebut.
Namun demikian, GoTo menegaskan belum ada keputusan ataupun kesepakatan apa pun terkait kemungkinan transaksi tersebut.
“Menanggapi spekulasi media terkait potensi transaksi antara GOTO dan Grab, GoTo menyampaikan bahwa hingga saat ini belum ada suatu keputusan ataupun kesepakatan terkait hal tersebut,” kata Koesoemohadiani.
RUPSLB Non-Aksi Korporasi
Di sisi lain, GoTo juga baru saja menyampaikan Keterbukaan Informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI) terkait dengan agenda Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada 17 Desember mendatang.
“Sebagai perusahaan publik, penyelenggaraan RUPSLB merupakan bagian dari tata kelola perusahaan yang baik (good corporate governance) dan tidak perlu menimbulkan kekhawatiran,” kata Koesoemohadiani.
Dia menegaskan agenda RUPSLB ini tidak berkaitan dengan rencana aksi korporasi apa pun dan informasi lebih lanjut akan disampaikan sesuai dengan ketentuan peraturan yang berlaku pada saat Perseroan melakukan pemanggilan RUPSLB pada tanggal 25 November 2025.
"Direktur Utama, Direksi, dan manajemen terus berkomitmen penuh untuk bertindak secara profesional serta mengutamakan kepentingan seluruh pemangku kepentingan,” katanya.
Dia menegaskan GoTo saat ini berada pada posisi terkuat dalam beberapa tahun terakhir, didukung oleh rencana strategis serta kemajuan menuju profitabilitas yang berkelanjutan, sebagaimana telah disampaikan dalam hasil kinerja kuartal terakhir.
“Kami sangat bersyukur atas pencapaian ini dan berterima kasih atas dukungan dan kepercayaan mitra pengemudi, mitra UMKM, serta konsumen di seluruh Indonesia yang memungkinkan pencapaian ini,” katanya.
GoTo Catat Rekor Kinerja Kuartal II 2025, ini Rinciannya
Sebelumnya pada kuartal II 2025, GoTo mampu mencetak rekor kinerja dengan Gross Transaction Value (GTV) inti Grup mencapai Rp89,8 triliun, tumbuh 43 persen dibanding periode yang sama tahun lalu.
Total GTV Grup naik 26 persen menjadi Rp152,9 triliun, sementara pendapatan bersih meningkat 23 persen secara tahunan menjadi Rp4,3 triliun.
EBITDA yang disesuaikan berbalik positif sebesar Rp427 miliar, membaik Rp491 miliar dibanding kuartal II 2024.
EBITDA Grup juga positif selama tiga kuartal berturut-turut, mencapai Rp292 miliar, atau membaik Rp874 miliar secara tahunan.
Laba usaha untuk pertama kalinya mencatat positif Rp21 miliar, seiring penurunan rugi bersih 77 persen yoy menjadi Rp222 miliar. Arus kas dari aktivitas operasional yang disesuaikan tercatat positif Rp313 miliar.
Patrick Walujo selaku Direktur Utama Grup GoTo mengatakan, pencapaian ini didorong strategi eksekusi yang konsisten.
“Investasi kami di infrastruktur teknologi, termasuk migrasi cloud dan pengembangan strategi AI, membuat kami lebih gesit menghadapi tantangan dan siap tumbuh ke depan,” ujarnya, melalui keterangan tertulis, dikutip Kamis, 14 Agustus 2025.
Direktur Keuangan GoTo, Simon Ho, menambahkan, bahwa EBITDA yang disesuaikan tertinggi dan arus kas operasi positif menunjukkan kekuatan model bisnis.
"Kami menerapkan disiplin keuangan yang ketat untuk menjaga profitabilitas sekaligus menciptakan nilai jangka panjang bagi pemegang saham,” ungkap Simon.
Dorongan Teknologi dan Inovasi
Pada kuartal ini, GoTo merampungkan migrasi sistem ke Alibaba Cloud dan Tencent Cloud yang diharapkan memangkas biaya cloud tahunan lebih dari 50 persen, sekaligus memastikan seluruh data tersimpan di infrastruktur berbasis Indonesia.
Perseroan juga meluncurkan model AI Sahabat-AI dengan 70 miliar parameter yang dilatih dan ditempatkan di Indonesia.
Model ini mampu beroperasi dalam Bahasa Indonesia, beberapa bahasa daerah, dan sejumlah bahasa internasional.
Selain itu, GoTo membentuk pusat teknologi baru di China untuk mempercepat peta jalan produk dan memperkuat kapabilitas rekayasa melalui alih pengetahuan.
Kinerja Segmen Fintech dan On-Demand
Segmen Financial Technology mencatat GTV inti Rp82,2 triliun, naik 46 persen yoy, dengan pendapatan bersih melonjak 76 persen menjadi Rp1,4 triliun.
EBITDA yang disesuaikan di segmen ini mencapai Rp88 miliar, membaik Rp256 miliar yoy, ditopang pertumbuhan bisnis pinjaman dan pembayaran. Nilai buku pinjaman konsumen juga dilaporkan tumbuh 90 persen yoy menjadi Rp6,6 triliun.
Segmen On-Demand Services membukukan GTV Rp16,4 triliun, naik 9 persen yoy, dan pendapatan bersih Rp3,0 triliun.
EBITDA yang disesuaikan naik 264 persen menjadi Rp328 miliar, didorong layanan Mobility dan Delivery yang mencatat peningkatan margin empat kuartal beruntun. (info-bks/*)