Logo
>

Harga CPO Melonjak, Suplai Jadi Pemicu

Ditulis oleh KabarBursa.com
Harga CPO Melonjak, Suplai Jadi Pemicu

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Harga minyak sawit mentah (Crude Palm Oil/CPO) melonjak dalam perdagangan kemarin. Kekhawatiran akan penurunan suplai menjadi faktor utama yang memicu kenaikan ini.

    Pada Kamis, 5 September 2024, harga CPO di Bursa Malaysia untuk kontrak pengiriman November tercatat di MYR 3.919 per ton, naik 0,85 persen dibandingkan sesi sebelumnya.

    Kenaikan ini berhasil membawa harga CPO kembali ke jalur positif, dengan catatan kenaikan mingguan sebesar 0,2 persen secara point-to-point. Dalam kurun waktu sebulan, harga CPO telah meningkat hampir 7 persen.

    “Kekhawatiran terbesar pasar adalah minimnya pasokan tandan buah segar. Agustus-September tampaknya menjadi periode penurunan produksi,” ujar Paramalingam Supramaniam, Direktur Pelindung Bestari, dalam sebuah wawancara.

    Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) dan Dewan Minyak Sawit Indonesia (DMSI) memproyeksikan produksi CPO tahun ini stagnan atau bahkan turun 5 persen dibandingkan realisasi tahun lalu.

    Indonesia memproduksi 54,84 juta ton CPO pada 2023, setelah sebelumnya mengalami penurunan produksi selama tiga tahun berturut-turut. Gapki memperkirakan angka produksi tahun ini hanya berkisar antara 52 juta hingga 53 juta ton.

    Di sisi lain, Amerika Serikat (AS) juga memperkirakan cadangan CPO global akan menyentuh level terendah dalam tiga tahun terakhir, dipicu masalah produksi di Malaysia yang disebabkan oleh pohon sawit yang menua dan defisit tenaga kerja.

    Sekitar sepertiga dari wilayah penghasil utama minyak kelapa sawit di Indonesia mengalami curah hujan yang lebih rendah dari rata-rata pada bulan Juli. Wilayah-wilayah tersebut termasuk Sumatra dan sebagian Kalimantan, jelas Sekretaris Jenderal Gapki, M. Hadi Sugeng.

    Perlu dicatat, Indonesia adalah produsen CPO terbesar di dunia. Saat pasokan dari produsen terbesar ini menurun, dampaknya terhadap harga akan terasa signifikan.

    Dari sisi teknikal, dalam kerangka waktu harian (daily time frame), CPO masih berada di zona bullish. Ini tercermin dari Relative Strength Index (RSI) yang mencapai level 56,02. RSI di atas 50 menandakan tren bullish sedang berlangsung.

    Indikator Stochastic RSI juga berada di angka 60,48, yang menunjukkan area beli (long).

    Dengan demikian, potensi kenaikan harga CPO masih terbuka lebar. Perhatikan pivot point di level MYR 3.997 per ton. Jika tertembus, harga CPO dapat melesat ke rentang MYR 4.007-4.016 per ton.

    Di sisi lain, target support terdekat berada di level MYR 3.907 per ton. Jika level ini tertembus, harga CPO bisa turun lagi menuju MYR 3.878 per ton.

    Kinerja CPO 2024

    Ekspor minyak sawit mentah (CPO) melonjak signifikan, naik dari 578 ribu ton menjadi 651 ribu ton. Peningkatan volume ini sejalan dengan kenaikan harga dari USD 981 per ton pada Mei menjadi USD 1.011 per ton di bulan Juni. Nilai ekspor pun turut terdongkrak menjadi USD 2,79 miliar, naik tajam dibandingkan dengan USD 1,72 miliar pada bulan sebelumnya.

    Eddy menegaskan bahwa ketergantungan industri CPO Indonesia pada pasar global tidak bisa dihindari. Pasokan dalam negeri tidak cukup untuk menopang industri biodiesel. “Tanpa ekspor, pembiayaan biodiesel akan kesulitan. Ekspor harus berlanjut, mengingat permintaan dunia untuk minyak sawit tetap tinggi,” ujarnya.

    Skema pungutan ekspor CPO sendiri selama ini diarahkan untuk mendukung pengembangan biodiesel domestik. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) tengah mempersiapkan peluncuran program biodiesel B40—campuran solar dengan 40 persen bahan bakar nabati dari minyak sawit—yang dijadwalkan mulai berjalan 1 Januari 2025.

    Namun, harga CPO diprediksi akan mengalami koreksi pekan ini, setelah lonjakan tajam minggu lalu. Ketidakpastian ekonomi global menjadi faktor utama yang menekan pasar komoditas ini.

    Pekan lalu, kontrak berjangka CPO untuk pengiriman September 2024 melonjak 104 Ringgit Malaysia menjadi 3.976 Ringgit Malaysia per ton. Untuk Oktober 2024, harga meroket 164 Ringgit Malaysia menjadi 3.916 Ringgit Malaysia per ton, sementara November 2024 naik 186 Ringgit Malaysia menjadi 3.867 Ringgit Malaysia per ton.

    Di bulan-bulan berikutnya, kontrak berjangka untuk Desember 2024 meningkat 192 Ringgit Malaysia menjadi 3.851 Ringgit Malaysia per ton. Januari 2025 mencatat kenaikan sebesar 194 Ringgit Malaysia menjadi 3.847 Ringgit Malaysia per ton, dan Februari 2025 naik 183 Ringgit Malaysia menjadi 3.838 Ringgit Malaysia per ton.

    David Ng, pedagang minyak kelapa sawit, mengaitkan prospek yang kurang cerah ini dengan gejolak ekonomi global serta tren penurunan harga minyak kedelai. “Kami memperkirakan harga CPO akan bergerak di kisaran 3.700 hingga 3.880 Ringgit Malaysia per ton,” jelas Ng, dikutip dari Bernama.

    Senada dengan Ng, Jim Teh, pedagang senior dari Interband Group of Companies, memperkirakan harga berjangka CPO akan berfluktuasi di antara 3.700 hingga 3.850 Ringgit Malaysia per ton. Teh menambahkan bahwa produksi kemungkinan akan tetap kuat pada Agustus, didukung oleh cuaca yang bersahabat.

    Menurut banyak analis, kondisi ini diperkirakan akan meningkatkan stok CPO secara keseluruhan. "Produksi akan menguat, stok pasti naik," tambah Teh.

    Faktor geopolitik dan kebijakan perdagangan internasional juga mempengaruhi sentimen pasar. Ketidakpastian akibat konflik geopolitik serta regulasi perdagangan berpotensi menggerus harga dan volume perdagangan CPO. Selain itu, harga pupuk yang melambung karena ketidakstabilan geopolitik menambah beban biaya operasional produsen, meski cuaca yang mendukung bisa membawa sedikit angin segar.

    Secara keseluruhan, sentimen pasar global terhadap industri kelapa sawit pada Agustus 2024 adalah kombinasi antara optimisme yang didorong oleh kenaikan harga dan ekspor, serta kekhawatiran terkait ketidakpastian ekonomi global dan dinamika eksternal yang turut memengaruhi pasar. (*)

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    KabarBursa.com

    Redaksi