KABARBURSA.COM - Harga emas, yang dianggap sebagai aset aman, turun sekitar 3 persen pada Senin, 12 Mei 2025, setelah munculnya sentimen risiko akibat pengumuman kesepakatan sementara antara Amerika Serikat dan China untuk mengurangi tarif.
Seperti dilansir Reuters, harga emas spot tercatat turun 3 persen menjadi USD3.225,28 per ons, setelah sebelumnya mencapai harga tertinggi sepanjang masa di USD3.500,05 pada bulan lalu, seiring meningkatnya ketidakpastian terkait tarif.
Kontrak berjangka emas AS juga ditutup 3,5 persen lebih rendah di USD3.228. "Reaksi berlebihan emas terhadap berita-berita yang kacau dari Gedung Putih bulan lalu membuat logam mulia ini rentan terhadap perubahan arah kebijakan Trump," ujar Adrian Ash, direktur riset di BullionVault.
"Sekarang bahwa suasana lebih optimis, emas kemungkinan akan menemukan potensi kenaikan setelah adanya kemunduran pada optimisme ini," tambah Ash.
Amerika Serikat akan memotong tarif tambahan yang dikenakan pada impor China pada April tahun ini menjadi 30 persen dari sebelumnya 145 persen, sementara tarif China terhadap impor AS akan turun menjadi 10 persen dari 125 persen.
Kedua negara mengungkapkan bahwa langkah-langkah baru ini akan berlaku selama 90 hari.
Pasar lainnya yang terpengaruh oleh kesepakatan ini, dolar AS meroket mencapai level tertinggi dalam lebih dari sebulan, dan saham global melonjak. Dolar yang lebih kuat menjadikan emas lebih mahal bagi investor asing.
"Bulls kontrak berjangka emas Juni telah kehilangan keunggulan teknikal jangka pendek mereka. Tujuan harga naik berikutnya adalah untuk menutup di atas resistance yang solid di USD3.350. Resistance pertama terlihat di USD3.250 dan kemudian di USD3.275," kata Jim Wyckoff, analis senior di Kitco Metals.
Pedagang kini menunggu data Indeks Harga Konsumen AS yang dijadwalkan pada Selasa untuk memberikan petunjuk mengenai arah kebijakan Federal Reserve.
Data penting lainnya yang dijadwalkan minggu ini termasuk Indeks Harga Produsen dan penjualan ritel. Penurunan suku bunga dapat meningkatkan daya tarik emas yang tidak memberikan hasil.
Di pasar logam lainnya, harga perak turun 0,9 persen menjadi USD32,4 per ons, platinum turun 1,9 persen menjadi USD976,06, dan palladium turun 3,4 persen menjadi USD942,69.
set yang biasanya dianggap sebagai tempat berlindung (safe-haven), harga emas seringkali dipengaruhi oleh ketegangan ekonomi dan geopolitik.
Ketika ketidakpastian meningkat, investor cenderung beralih ke emas sebagai perlindungan terhadap inflasi dan volatilitas pasar.
Dengan pengumuman kesepakatan tarif ini, banyak investor yang mulai beralih dari aset aman ke investasi yang lebih berisiko, yang berkontribusi pada penurunan harga emas.
Meskipun harga emas turun pada hari itu, beberapa analis memperkirakan bahwa ketegangan perdagangan yang belum sepenuhnya terselesaikan masih bisa memicu kembali lonjakan harga emas jika ada ketidakpastian lebih lanjut di masa depan.
Analisis dari World Gold Council menyebutkan bahwa ketidakpastian dalam hubungan perdagangan internasional, terutama yang melibatkan AS, China, dan negara besar lainnya, dapat mendorong harga emas naik kembali dalam jangka menengah hingga panjang.
Tren Harga Emas di Tahun 2025
Harga emas mengalami lonjakan signifikan sepanjang tahun 2025, didorong oleh ketidakpastian ekonomi dan geopolitik global. Pada bulan Maret, harga emas spot sempat menyentuh rekor tertinggi USD3.017,10 per ons, mencerminkan lonjakan permintaan sebagai aset aman di tengah ketegangan perdagangan AS-China dan kebijakan tarif Presiden Trump.
Pada bulan April, harga emas mencapai puncaknya di USD3.500,05 per ons, didorong oleh ketidakpastian geopolitik dan meningkatnya permintaan dari bank sentral dan investor institusional.
Namun, pada bulan Mei, harga emas mengalami penurunan sekitar 3 persen menjadi USD3.228 per ons, setelah AS dan China mencapai kesepakatan sementara untuk mengurangi tarif, yang mengurangi daya tarik emas sebagai aset aman.
Meskipun demikian, para analis tetap mempertahankan pandangan positif terhadap prospek emas, dengan beberapa lembaga keuangan seperti Goldman Sachs dan Bank of America memproyeksikan harga emas dapat mencapai USD3.300 hingga USD3.500 per ons pada akhir tahun 2025, didorong oleh permintaan yang kuat dari bank sentral dan investor institusional.
Secara keseluruhan, meskipun harga emas mengalami fluktuasi sepanjang tahun 2025, tren naik yang didorong oleh faktor-faktor fundamental seperti ketidakpastian ekonomi dan geopolitik, serta permintaan yang kuat dari bank sentral dan investor institusional, menunjukkan prospek positif bagi logam mulia ini di masa mendatang.
Namun demikian, proyeksi harga emas di tahun 2025 menunjukkan kecenderungan harga yang cenderung stabil dan menguat dalam jangka menengah. Laporan dari lembaga-lembaga keuangan terkemuka seperti Goldman Sachs dan Bank of America menyebutkan bahwa meskipun ada fluktuasi harga, permintaan yang terus berkembang dari investor institusional dan bank sentral akan mendukung harga emas di tingkat USD3.300 hingga USD3.500 per ons pada akhir 2025.
Bank sentral yang aktif membeli emas dan pengaruh inflasi yang meningkat mendorong emas untuk tetap berada di jalur yang positif, meskipun ada tekanan jangka pendek akibat kesepakatan tarif atau penguatan dolar AS.
Selain itu, faktor-faktor fundamental seperti peningkatan ketidakpastian perdagangan internasional dan ketegangan geopolitik menunjukkan bahwa emas kemungkinan akan kembali menjadi pilihan utama bagi investor dalam menghadapi krisis atau ketidakstabilan pasar. (*)