KABARBURSA.COM - Harga emas tetap stabil mendekati level tertinggi sepanjang masa menjelang pidato Gubernur Federal Reserve Jerome Powell akhir pekan ini. Pidato tersebut diperkirakan akan memberikan wawasan mengenai seberapa cepat bank sentral akan mengurangi suku bunga.
Emas diperdagangkan di sekitar USD2.500 per ons setelah mencapai rekor tertinggi pada Senin, 19 Agustus 2024. Powell dijadwalkan berbicara pada hari Jumat di simposium tahunan Jackson Hole The Fed di Wyoming, dan diharapkan mengonfirmasi rencana untuk menurunkan suku bunga bulan depan.
Meskipun demikian, pasar lebih fokus pada kemungkinan langkah-langkah suku bunga setelah itu. Minggu ini, investor juga akan memperhatikan laporan klaim pengangguran AS yang dijadwalkan pada Kamis, yang dapat mempengaruhi kebijakan pelonggaran moneter The Fed dalam upayanya mengendalikan inflasi tanpa mengekang pertumbuhan ekonomi.
Suku bunga yang lebih rendah biasanya memberikan dampak positif bagi emas batangan yang tidak menghasilkan bunga.
Logam mulia ini telah meningkat lebih dari 20 persen tahun ini, sebagian besar karena ekspektasi bahwa kenaikan suku bunga The Fed semakin dekat. Permintaan yang meningkat untuk aset aman juga didorong oleh risiko geopolitik yang meningkat dan ketidakpastian menjelang pemilihan umum AS pada bulan November. Selain itu, bank sentral dan konsumen Asia turut berperan sebagai pembeli aktif.
Namun, ada indikasi bahwa rekor harga emas saat ini mungkin mempengaruhi permintaan di China. Laporan terbaru pada Selasa, 20 Agustus 2024 menunjukkan bahwa impor emas bulan lalu ke negara konsumen emas terbesar di dunia tersebut turun ke level terendah sejak Mei 2022.
Harga emas spot stabil di USD2.503,31 pada pukul 13.16 WIB di Singapura, setelah mencatatkan rekor tertinggi USD2.509,94 pada Senin, 19 Agustus 2024. Indeks Dolar Bloombergspot naik 0,1 persen. Sementara itu, harga perak dan paladium turun, sedangkan platinum relatif tidak berubah.
Logam Mulia Antam
Emas batangan masih menjadi primadona investasi bagi masyarakat Indonesia yang cenderung menghindari risiko tinggi. Namun, dengan harga yang kini makin melonjak, apakah masih bijak untuk membeli emas di tengah kondisi ini?
Harga emas PT Aneka Tambang Tbk (Antam) yang menjadi patokan utama di dalam negeri, hari ini meningkat tipis Rp1.000 menjadi Rp1.419.000 per gram. Sepanjang tahun ini, harga jual emas Antam sudah melesat 25,6 p (year-to-date), atau naik Rp289.000. Pada akhir tahun lalu, harga emas Antam masih berada di level Rp1.130.000 per gram.
Puncak harga emas terjadi pada 1 Agustus lalu, ketika emas Antam menyentuh rekor tertinggi di Rp1.433.000 per gram. Kenaikan harga ini tentu menjadi kabar baik bagi para investor yang telah lama menabung emas. Sebab, kenaikan harga jual emas Antam biasanya turut diiringi oleh kenaikan harga buyback.
Harga buyback, atau harga yang ditawarkan jika Anda ingin menjual emas kembali ke Antam, hari ini berada di Rp1.270.000 per gram, sedikit turun dari level tertinggi di awal Agustus sebesar Rp1.284.000 per gram. Namun, kenaikan harga emas sepanjang tahun ini tetap menjadi alasan bagi banyak investor untuk tersenyum.
Cari Cuan dari Koleksi Emas Antam
Bagi mereka yang membeli emas pada akhir 2023, saat harganya masih di kisaran Rp1.130.000 per gram, potensi keuntungan yang didapat mencapai 12,4 persen. Angka ini jauh lebih tinggi dibandingkan yield Surat Berharga Negara (SBN) bertenor 1 tahun yang hanya berada di kisaran 6,50 persen.
Keuntungan semakin signifikan jika pembelian dilakukan lebih awal. Investor yang membeli emas pada Agustus 2023 berpotensi meraup untung hingga 20,2 persen, melampaui kenaikan harga saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) yang hanya meningkat sekitar 13 persen dalam setahun terakhir.
Di kancah internasional, harga emas juga mencetak sejarah baru. Emas batangan dengan bobot 400 troy ounce, yang mengandung antara 350 hingga 430 ons emas murni, kini dihargai lebih dari satu juta dolar AS, dengan harga emas global mencapai US$2.509 per ounce.
Pertanyaan yang mengemuka di benak para peminat emas adalah, apakah masih ada ruang bagi harga emas untuk terus naik? Kenaikan harga emas Antam hingga 25 persen sepanjang tahun ini didorong oleh tiga faktor utama: kenaikan harga emas dunia, fluktuasi kurs dolar AS, dan margin keuntungan Antam. Kenaikan harga emas dunia sebesar 20 persen, serta penguatan kurs dolar AS yang sempat menyentuh 6 persen sebelum kembali melemah, telah menjadi pendorong utama melesatnya harga emas Antam.
The Fed diprediksi akan memulai siklus penurunan suku bunga pada September. Bila ini terjadi, harga emas global bisa semakin melejit. Ketika suku bunga turun, yield obligasi AS akan turun, mendorong pamor emas sebagai aset yang lebih menarik. Jika dalam pertemuan Jackson Hole pekan ini, Ketua The Fed Jerome Powell memberi sinyal pivot yang ditunggu-tunggu, harga emas bisa kembali naik dan mencetak rekor baru. Tidak tertutup kemungkinan, harga emas Antam bisa menyentuh Rp1,5 juta per gram pada akhir tahun ini. (*)
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.