KABARBURSA.COM - Harga emas mencapai titik tertinggi hampir tiga minggu tepatnya pada Selasa, 11 November 2025. Penguatan ini didukung oleh ekspektasi bahwa potensi berakhirnya penutupan pemerintah Amerika Serikat (AS).
Ekspetasi tersebut bisa mengembalikan data ekonomi yang dapat menjadi landasan bagi Federal Reserve untuk memangkas suku bunga bulan depan.
Mengutip Reuters, harga emas spot sempat naik 0,3 persen di level USD4.126,77 per ons setelah sebelumnya mencapai titik tertinggi sejak 23 Oktober.
Namun harga emas berjangka AS untuk pengiriman Desember turun 0,1 persen dan ditutup di harga USD4.116,30 per ons.
Jim Wyckoff, analis senior di Kitco Metals mengatakan para pedagang yakin (data) akan menunjukkan beberapa angka ekonomi yang melemah dan itu akan mendorong The Fed untuk memangkas suku bunga pada bulan Desember.
"Hal itu mungkin mendorong penguatan pasar emas dan perak hari ini," ujar dia.
UBS dalam sebuah catatan menyebut jika permintaan emas tahun ini dan tahun depan diperkirakan mencapai level terkuat sejak 2011.
"Setiap peningkatan signifikan dalam risiko politik dan pasar keuangan dapat mendorong emas menuju target kenaikan kami sebesar USD4.700/oz," tambah mereka.
Di tempat lain, harga perak spot naik 1,2 persen menjadi USD51,12 per ons, level tertinggi sejak 21 Oktober. Platinum naik 0,4 persen menjadi USD1.583,72, dan paladium naik 2 persen menjadi USD1.442,75.
Perlu diketahui, senat AS pada hari Senin menyetujui kompromi yang akan mengakhiri penutupan pemerintah terlama yang pernah tercatat. Penutupan ini telah memicu pemadaman data, membuat para pemangku kebijakan dan pasar kehilangan indikator utama terkait lapangan kerja dan inflasi.
Bank sentral memangkas suku bunga pada rapat terakhirnya, tetapi Ketua The Fed, Jerome Powell menekankan bahwa pemangkasan suku bunga selanjutnya di tahun ini masih jauh dari pasti.
FedWatch Tool dari CME. FEDWATCH memandang pasar melihat peluang pemangkasan suku bunga sebesar 64 persen pada bulan Desember.
Di sisi lain , Gubernur Fed Stephen Miran pada hari Senin menyarankan bahwa pemotongan 50 basis poin mungkin tepat untuk bulan Desember, mengingat melemahnya pasar tenaga kerja dan turunnya inflasi.