KABARBURSA.COM - Harga emas global tengah mencatatkan reli yang luar biasa dalam beberapa tahun terakhir. Dari grafik yang ditampilkan Investing.com, Minggu, 4 Mei 2025, pergerakan Gold Futures (kontrak berjangka emas) - sejak 2017 hingga April 2025 - memberikan bukti visual yang sangat kuat.
Dalam tampilan bulanan (monthly), terlihat jelas bagaimana harga emas mengalami kenaikan bertahap sejak 2019, lalu melonjak tajam mulai 2023 hingga mencapai titik tertinggi di atas level USD3.300 per troy ounce pada 2025.
Lonjakan harga yang semakin vertikal sejak 2023 menunjukkan adanya akumulasi sentimen kuat dari pasar. Kombinasi dari inflasi global yang tinggi, ketidakpastian geopolitik seperti konflik regional dan perang dagang, serta melemahnya nilai tukar dolar AS telah menjadi pemicu utama investor global berbondong-bondong masuk ke aset safe haven seperti emas.
Kenaikan yang agresif dalam periode dua tahun terakhir mencerminkan bahwa emas kembali menjadi primadona lindung nilai, terutama ketika pasar saham dan obligasi menghadapi tekanan volatilitas tinggi.
Menariknya, meskipun sempat menunjukkan konsolidasi pendek di tahun 2021–2022, grafik menunjukkan bahwa setiap koreksi harga emas justru menjadi peluang beli.
Pada titik penutupan terakhir di kisaran USD3.247,85, harga emas hanya sedikit terkoreksi dari level tertingginya di sekitar USD3.312. Ini bisa mengindikasikan fase jeda sementara dalam tren naik jangka panjang.
Namun, secara teknikal dan fundamental, tren masih dominan bullish. Apalagi jika OPEC+, ketegangan geopolitik, atau suku bunga global kembali menciptakan ketidakpastian, maka bukan tak mungkin harga emas akan menembus resistensi psikologis berikutnya di USD3.500 per ounce.
Secara keseluruhan, grafik emas ini menjadi cerminan kuat bahwa emas sedang berada dalam siklus kenaikan yang besar dan berpotensi berlanjut.
Baik investor jangka panjang maupun spekulan jangka pendek kini menjadikan emas sebagai salah satu aset yang wajib dipantau, apalagi di tengah pasar yang semakin gelisah oleh gejolak ekonomi global.
Jika kamu mencari tempat berlindung dari risiko pasar yang fluktuatif, emas sepertinya kembali bersinar sebagai pilihan utama.
Bagaimana Rekomendasinya?
Harga emas global terus menunjukkan performa yang luar biasa dan saat ini berada dalam kondisi yang secara teknikal sangat menguntungkan bagi para investor.
Berdasarkan indikator teknikal per 2 Mei 2025, semua sinyal menunjuk pada satu arah: "Sangat Beli". Baik dari sisi Moving Average maupun indikator teknikal lainnya, tidak ada satupun sinyal jual yang terdeteksi. Ini menandakan bahwa tren bullish masih sangat kuat dan mendominasi pasar emas.
Dari sisi indikator momentum, Relative Strength Index (RSI) berada di level 80,29, yang secara teknikal menandakan kondisi overbought. Biasanya, ketika RSI melampaui angka 70, pasar dikatakan dalam kondisi beli berlebih.
Namun, di pasar tren kuat seperti saat ini, RSI yang tinggi bukanlah sinyal untuk keluar, melainkan indikasi bahwa momentum beli sedang sangat dominan. Hal serupa juga terlihat dari indikator ADX (Average Directional Index) yang mencetak angka fantastis di 76,2. Ini menunjukkan bahwa kekuatan tren saat ini tidak hanya kuat, tapi juga sangat solid.
Bahkan indikator volatilitas seperti ATR (Average True Range) menunjukkan angka tinggi, yakni 209, yang artinya pergerakan harga emas sedang sangat aktif dan dinamis. Situasi ini cocok bagi para trader yang menyukai peluang dari fluktuasi harga tajam.
Dari sudut pandang moving average, baik yang sederhana maupun eksponensial, seluruh garis rata-rata mulai dari MA5 hingga MA200 masih menunjukkan sinyal Beli.
Harga emas saat ini sudah jauh di atas semua level MA-nya, mencerminkan tren kenaikan jangka pendek hingga jangka panjang yang sangat kuat. Harga berada di atas MA20 dan MA50 yang biasanya menjadi acuan arah utama tren.
Bahkan jika dilihat dari MA200 yang menandai tren jangka panjang, posisi emas saat ini lebih dari dua kali lipat dari level tersebut. Ini mengindikasikan bahwa tren naik telah berjalan cukup lama dan belum menunjukkan tanda-tanda pembalikan.
Analisis Pivot Points dengan berbagai pendekatan—Klasik, Fibonacci, hingga Woodie’s—menunjukkan level pivot di area 3271, dengan resistance terdekat di 3571 hingga 3810, tergantung pendekatan yang digunakan.
Hal ini memberikan gambaran bahwa jika harga mampu menembus level saat ini secara konsisten, potensi menuju USD 3.500 atau bahkan 4.000 per ounce bukanlah hal yang mustahil.
Sementara itu, area support penting berada di zona 3032 hingga 2731, yang dapat menjadi acuan untuk melihat kemungkinan koreksi jika terjadi tekanan jual dalam waktu dekat.
Secara keseluruhan, analisis teknikal emas menunjukkan bahwa aset ini sedang dalam posisi puncak kekuatannya. Bagi investor jangka menengah hingga panjang, sinyal ini menjadi pertanda untuk terus mempertahankan posisi atau bahkan melakukan akumulasi saat terjadi koreksi minor.
Sedangkan bagi trader jangka pendek, volatilitas tinggi dapat menjadi peluang emas—secara harfiah dan harapan.
Dengan tren global yang masih diwarnai ketegangan geopolitik, tekanan inflasi, dan ketidakpastian kebijakan moneter, emas kembali bersinar sebagai lindung nilai yang sangat dicari.
Kombinasi antara sinyal teknikal yang sangat positif, tren naik jangka panjang yang kuat, dan kondisi makroekonomi yang mendukung menjadikan emas sebagai salah satu aset paling menarik di 2025.
Jika kamu mencari aset defensif sekaligus agresif dalam memberikan imbal hasil, saat ini bisa jadi momen terbaik untuk memperhatikan emas lebih serius.(*)