KABARBURSA.COM – Harga minyak bergerak stabil pada Senin, 10 November 2025, seiring Washington mendekati akhir dari penutupan pemerintahan selama 40 hari.
Langkah tersebut memberikan sedikit dorongan terhadap ekspektasi permintaan, namun pasar masih dibayangi oleh sinyal kelebihan pasokan dan ketidakpastian yang tinggi.
Harga minyak West Texas Intermediate (WTI) diperdagangkan di USD59,99 per barel, naik 0,40 persen, sementara minyak Brent menguat 0,56 persen ke USD63,92.
Minyak Murban berada di level USD66,25, sedangkan gas alam AS turun 0,35 persen menjadi USD4,330 per juta Btu.
Senat AS pada Minggu, 9 November 2025 malam meloloskan rancangan undang-undang pendanaan yang diharapkan dapat membuka kembali lembaga-lembaga federal dan memulihkan rilis data ekonomi yang tertunda, menurut Reuters.
Analis menilai langkah ini dapat sementara meningkatkan permintaan bahan bakar seiring berjalannya kembali aktivitas pemerintahan dan transportasi.
Namun secara global, harga acuan minyak mentah telah turun hampir 15 persen sejak pertengahan September, tertekan oleh peningkatan pasokan dari negara non-OPEC dan pemulihan permintaan kilang di China yang lebih lambat dari perkiraan.
Impor minyak mentah China pada Oktober tercatat sekitar 11,39 juta barel per hari, naik dibandingkan September, menurut data bea cukai yang dikompilasi Reuters.
Para pelaku pasar tetap berhati-hati meski ada optimisme pada awal pekan. Volume penyimpanan minyak terapung di Asia telah berlipat ganda sejak Oktober, sementara persediaan minyak di AS naik untuk minggu keempat berturut-turut, mencerminkan tekanan pasokan yang masih berlanjut, menurut laporan Economies.com.
OPEC+ masih menahan diri dari pemangkasan produksi yang lebih dalam menjelang 2026, menandakan disiplin produksi namun terbatasnya minat untuk memperketat pasokan lebih jauh.
Pemulihan permintaan juga masih belum merata. Ribuan penerbangan yang dibatalkan selama penutupan pemerintahan telah menekan konsumsi bahan bakar jet dan berpotensi menurunkan margin kilang pada November, menurut laporan DTN.
Pelemahan dolar AS dan meningkatnya selera risiko global memberi sedikit dukungan bagi harga minyak, meskipun ketidakpastian makroekonomi secara keseluruhan masih tinggi akibat keterlambatan publikasi data ekonomi.
Dengan harga Brent bertahan di kisaran awal USD60-an, sebagian besar analis menilai pasar masih akan bergerak dalam rentang terbatas kecuali muncul katalis permintaan baru atau gangguan pasokan besar. (*)