Logo
>

Harga Minyak Naik Tiga Persen usai Serangan Israel ke Iran

Harga minyak dunia melonjak hampir 3 persen ke level tertinggi sejak Januari 2024 setelah Israel membombardir Iran dan memicu kekhawatiran pasokan energi terganggu.

Ditulis oleh Syahrianto
Harga Minyak Naik Tiga Persen usai Serangan Israel ke Iran
Ilustrasi: Alat pengangkat minyak dari dalam tanah. (Foto: AI untuk KabarBursa)

KABARBURSA.COM - Harga minyak dunia melonjak hampir 3 persen pada Kamis, 19 Juni 2025 setelah Israel membombardir target nuklir di Iran. Lonjakan ini memperpanjang kekhawatiran pasar terhadap konflik di Timur Tengah yang berisiko mengganggu pasokan energi global.

Seperti dilansir Reuters, kontrak Brent ditutup menguat USD2,15 atau 2,8 persen menjadi USD78,85 per barel, level tertinggi sejak 22 Januari. Sementara minyak mentah AS jenis WTI naik USD2,06 atau 2,7 persen ke USD77,20 per barel pada pukul 13.30 EST.

Kenaikan harga dipicu laporan bahwa Israel kembali melancarkan serangan udara, sementara Iran membalas dengan rudal dan drone ke wilayah Israel. Konflik makin panas setelah serangan terhadap rumah sakit di Israel.

Tidak Ada Sinyal Reda

Ketegangan belum menunjukkan tanda-tanda mereda. PM Israel Benjamin Netanyahu menyebut Teheran akan membayar "harga penuh", sedangkan Iran memperingatkan agar tidak ada pihak ketiga yang ikut campur.

"Pasar semakin yakin AS akan terlibat dalam beberapa bentuk," kata Rory Johnston, pendiri Commodity Context, seperti dikutip Reuters. Presiden AS Donald Trump dijadwalkan memutuskan langkah selanjutnya dalam dua pekan ke depan.

Iran merupakan produsen minyak terbesar ketiga di OPEC dengan output 3,3 juta barel per hari. Sekitar 20 juta barel minyak per hari melewati Selat Hormuz, jalur vital ekspor energi dunia.

Menurut Helima Croft dari RBC Capital Markets, keterlibatan AS bisa memicu serangan langsung terhadap kapal tanker dan infrastruktur energi. JP Morgan bahkan memperkirakan skenario ekstrem bisa membawa harga minyak tembus USD130 per barel jika Selat Hormuz ditutup.

OPEC+ Tetap Lanjutkan Rencana

Meski ketegangan meningkat, Rusia tetap mendorong OPEC+ melanjutkan rencana penambahan produksi. "Kita harus jalankan rencana secara tenang, jangan menakuti pasar," ujar Wakil PM Rusia Alexander Novak dalam forum ekonomi di St. Petersburg.

Namun lembaga pemeringkat DBRS Morningstar memperkirakan lonjakan harga minyak bersifat sementara. Jika konflik mereda, harga diprediksi kembali turun ke kisaran normal. (*)

 

Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

Gabung Sekarang

Jurnalis

Syahrianto

Jurnalis ekonomi yang telah berkarier sejak 2019 dan memperoleh sertifikasi Wartawan Muda dari Dewan Pers pada 2021. Sejak 2024, mulai memfokuskan diri sebagai jurnalis pasar modal.

Saat ini, bertanggung jawab atas rubrik "Market Hari Ini" di Kabarbursa.com, menyajikan laporan terkini, analisis berbasis data, serta insight tentang pergerakan pasar saham di Indonesia.

Dengan lebih dari satu tahun secara khusus meliput dan menganalisis isu-isu pasar modal, secara konsisten menghasilkan tulisan premium (premium content) yang menawarkan perspektif kedua (second opinion) strategis bagi investor.

Sebagai seorang jurnalis yang berkomitmen pada akurasi, transparansi, dan kualitas informasi, saya terus mengedepankan standar tinggi dalam jurnalisme ekonomi dan pasar modal.