KABARBURSA.COM - Wall Street kembali menunjukkan daya tahannya pada akhir perdagangan Kamis dinihari WIB, 2 Oktober 2025, di tengah kekhawatiran ekonomi yang kian kompleks.
Indeks utama bursa saham Amerika Serikat ditutup lebih tinggi, dengan dorongan terbesar datang dari sektor Kesehatan. Meski demikian, pasar masih harus menghadapi dua hal penting, yaitu data ketenagakerjaan yang mengecewakan dan ketidakpastian akibat penutupan pemerintahan federal.
Sejak awal sesi, pasar sempat goyah setelah rilis laporan ketenagakerjaan ADP yang menunjukkan penurunan 32.000 payroll swasta pada September, jauh dari ekspektasi kenaikan 50.000. Lebih buruk lagi, data Agustus direvisi turun menjadi minus 3.000, berbanding terbalik dengan laporan sebelumnya yang sempat mencatat kenaikan 54.000.
Angka ini memperlihatkan kelemahan momentum perekrutan di sektor swasta, dan jika shutdown tidak segera berakhir, laporan pekerjaan resmi dari Departemen Tenaga Kerja berisiko tertunda. Namun, investor memilih untuk menatap faktor lain yang lebih menjanjikan.
Di sisi berbeda, Institute for Supply Management melaporkan manufaktur AS mulai menunjukkan tanda-tanda pemulihan. Kabar ini membantu mengimbangi kekhawatiran seputar ketenagakerjaan, sementara pasar kembali fokus pada sektor-sektor yang mampu mendorong reli.
Kesepakatan Pfizer dengan Trump Dorong Penguatan
Healthcare menjadi sorotan utama setelah Pfizer bersama Presiden AS Donald Trump mencapai kesepakatan mengenai harga obat dalam program Medicaid. Langkah menurunkan harga dibandingkan dengan standar internasional sebagai imbal balik atas keringanan tarif menjadi pemicu optimisme bahwa perusahaan farmasi lain akan mengikuti jejak yang sama.
Efeknya langsung terasa. Sektor kesehatan S&P 500 melonjak, dipimpin oleh kenaikan Biogen hampir 11 persen dan Thermo Fisher yang naik 9,4 persen. Analis menilai reli ini sebenarnya sudah ditunggu, karena sepanjang tahun sektor kesehatan relatif tertinggal dari teknologi dan hype seputar AI.
“Kemarin adalah katalisnya, dan sektor ini memang sudah waktunya mendapat giliran reli,” ujar Lara Castleton dari Janus Henderson Investors.
Secara keseluruhan, Dow Jones Industrial Average naik tipis 43,21 poin atau 0,09 persen ke 46.441,10. S&P 500 menguat 22,74 poin atau 0,34 persen ke 6.711,20. Sedangkan Nasdaq Composite memimpin dengan lonjakan 95,15 poin atau 0,42 persen ke 22.755,16.
Selain kesehatan, sektor teknologi juga memberi kontribusi besar, dengan Micron melompat 8,9 persen dan indeks semikonduktor Philadelphia bertambah 2 persen. Sebaliknya, sektor material justru melemah lebih dari 1 persen, tertekan oleh pelemahan saham-saham terkait.
Namun tidak semua kabar negatif. Lithium Americas mencatat reli spektakuler hingga 23,3 persen setelah Departemen Energi AS mengambil 5 persen saham di perusahaan tersebut dan di joint venture-nya dengan General Motors.
Albemarle turut terdorong naik lebih dari 4 persen. Sementara itu, kabar mengejutkan datang dari Corteva yang memutuskan memisahkan bisnis benih dan pestisida menjadi dua entitas publik, namun sahamnya justru merosot hampir 9 persen.
Volume Perdagangan Aktif, Nasdaq Catatkan 111 Rekor
Volume perdagangan juga terbilang aktif, dengan 19,79 miliar saham berpindah tangan, lebih tinggi dari rata-rata 20 hari terakhir di 18,62 miliar. Rasio saham naik dan turun di NYSE tercatat 1,92 banding 1, sedangkan di Nasdaq mencapai 1,35 banding 1.
Catatan penting lainnya, S&P 500 membukukan 37 saham yang menembus level tertinggi 52 minggu, sedangkan Nasdaq menambahkan 111 saham ke daftar pencetak rekor.
Bagi investor, penutupan pemerintahan tampaknya bukan alasan untuk panik. Secara historis, bursa saham justru tetap mampu mencatatkan kenaikan saat shutdown terjadi, termasuk pada penutupan pemerintahan terakhir di akhir 2018 hingga awal 2019.
Fakta ini membuat sentimen pasar tetap terjaga, meskipun risiko makroekonomi masih menghantui.
Singkatnya, sesi perdagangan hari ini memperlihatkan bahwa Wall Street masih mampu bertahan, dengan sektor kesehatan sebagai motor penggerak utama.
Meski data tenaga kerja melemah dan bayang-bayang politik di Washington masih bergelayut, optimisme investor tampak belum pudar. Pasar memilih menaruh harapan pada fundamental sektor-sektor tertentu, yang bisa menjadi penopang reli berikutnya.(*)