KABARBURSA.COM - Wacana pemerintah akan melanjutkan program Harga Gas Bumi Tertentu (HGBT) diyakini akan berdampak positif terhadap kegiatan industri petrokimia.
Program ini memberikan kepastian harga gas yang lebih rendah, karena dapat mengurangi biaya produksi petrokimia. Dengan demikian, diharapkan dapat meningkatkan margin keuntungan serta kinerja keuangan keseluruhan dari sektor ini.
Head riset PT Kiwoom Sekuritas, Sukarno Alatas, menyatakan bahwa keberlanjutan program HGBT akan memberikan kepastian harga bagi industri petrokimia. Hal ini diharapkan dapat membantu industri petrokimia dalam mengelola biaya produksi dan meningkatkan kinerja keuangan mereka.
Lanjut Soekarno, harga gas yang lebih murah diharapkan dapat membantu emiten petrokimia menurunkan biaya produksi, yang kemudian dapat meningkatkan margin mereka.
Selain itu, Sukarno Alatas juga berharap bahwa kelanjutan program HGBT ini dapat mendorong kinerja keuangan emiten-emiten di sektor petrokimia.
“Kebijakan HGBT diharapkan dapat mendorong kinerja keuangan emiten petrokimia, karena penurunan biaya produksi akan meningkatkan laba emiten petrokimia,” ujarnya, Kamis, 11 Juli 2024.
Untuk saham secara teknikal, Sukarno menyoroti PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA). Menurut dia, saham ini bisa diperhatikan dan jangka pendek bisa trading buy.
“Untuk sahamnya secara teknikal ada TPIA bisa diperhatikan dan jangka pendek bisa trading buy dengan TP (Take Provide) 9,875 dan jika break bisa ke 11,000. Tapi harap hati-hati jika gagal breakout atau malah breakdown support 9,100,” jelasnya.
Hal senada juga dikatakan analis dari Relience Sekuritas, Ayu Dian. Dia juga memproyeksikan TPIA dan PT Samator Indo Gas Tbk (AGII).
Profil Emiten TPIA
PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA) merupakan perusahaan petrokimia yang terletak di Banten. Dalam menjalankan kegiatannya, TPIA memanfaatkan teknologi dan fasilitas pendukung yang memproduksi olefins (ethylene, propylene, serta produk turunan seperti py-gas dan mixed c4).
TPIA sendiri tengah memiliki target peningkatan pemakaian produk aspal plastik pada 2024. Perusahaan ini juga menjalin kolaborasi dengan industri daur ulang yang memiliki bahan baku hingga pengelolaan sampah plastik untuk campuran aspal.
Diberitakan sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan bahwa Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah memutuskan untuk memperpanjang kebijakan HGBT atau gas murah dengan harga USD6 per MMBTU. Kebijakan ini akan tetap berlaku untuk tujuh sektor industri tertentu.
Ketujuh industri yang berhak mendapatkan gas murah tersebut adalah sektor pupuk, petrokimia, oleokimia, baja, keramik, kaca, dan sarung tangan karet.
“Keputusannya HGBT itu dilanjutkan pada sektor eksisting sekarang, yaitu tujuh sektor,” kata Airlangga Hartarto usai mengikuti rapat dengan Presiden Jokowi yang membahas masalah gas industri di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin, 8 Juli 2024.
Mengenai berapa durasi program HGBT atau kebijakan gas murah itu diperpanjang, Airlangga tidak memberikan jawaban yang tegas.
“Ya, lanjut terus pokoknya,” ujarnya.
Sedangkan, menanggapi permintaan dari Kementerian Perindustrian (Kemenperin) yang ingin memperluas kebijakan gas murah ke seluruh sektor industri, Airlangga menyatakan pemerintah akan mengkaji kelayakan masing-masing sektor secara bertahap.
"Sedangkan sektor lainnya akan dikaji satu per satu. Saat ini masih fokus pada tujuh sektor," jelas Airlangga.
Tugas Baru Pertamina dari Jokowi
Lalu, Airlangga Hartarto memberitahu bahwa Presiden Jokowi memberikan penugasan baru kepada Pertamina yaitu membangun infrastruktur yang mampu melakukan regasifikasi LNG.
“Kedua, nanti diberikan izin dan penugasan kepada Pertamina untuk membuat infrastruktur gas, terutama untuk regasifikasi LNG,” ungkap Airlangga.
Selain itu, Presiden Jokowi juga memutuskan untuk memberikan izin kepada kawasan industri untuk membangun infrastruktur regasifikasi LNG dan melakukan pengadaan LNG dari luar negeri.
“Kawasan industri diizinkan untuk membuat regasifikasi LNG, serta bisa untuk pengadaan LNG dari luar negeri,” tambah Airlangga.
Airlangga berharap perpanjangan program HGBT ini dapat memberikan dukungan yang lebih besar kepada industri-industri yang telah ditetapkan, serta meningkatkan efisiensi dan daya saing mereka di pasar global.
Pemerintah terus mengkaji kemungkinan perluasan kebijakan Harga Gas Bumi Tertentu (HGBT) ke sektor-sektor lain yang dinilai layak. Langkah ini diambil sambil memastikan bahwa infrastruktur yang dibutuhkan untuk mendukung kebijakan tersebut tersedia dan dapat diakses dengan baik. Hal ini diharapkan dapat memberikan manfaat yang lebih luas bagi berbagai sektor industri dalam meningkatkan efisiensi biaya produksi dan meningkatkan daya saing di pasar global. (yog/*)