KABARBURSA.COM - Wakil Presiden AS Kamala Harris mengusulkan untuk menaikkan tarif pajak perusahaan menjadi 28 persen dari 21 persen jika dia terpilih dalam pemilu November mendatang. Pengumuman ini disampaikan oleh tim kampanye Harris pada Senin, 19 Agustus. Berikut adalah rincian utama dari proposal ini:
Usulan Kenaikan Pajak Perusahaan:
- Tarif Pajak Perusahaan: Harris mengusulkan untuk menaikkan tarif pajak perusahaan dari 21 persen menjadi 28 persen. Kenaikan ini bertujuan untuk memastikan bahwa perusahaan besar dan miliarder membayar bagian pajak mereka secara adil.
- Kontra Terhadap Pemotongan Pajak Trump: Selama masa kepresidenan Donald Trump, tarif pajak perusahaan dipangkas dari 35 persen menjadi 21 persen dan sejumlah keringanan pajak lainnya diperkenalkan. Trump berjanji untuk membuat pemotongan ini permanen.
Aspek Fiskal dan Politik:
- Kepentingan Fiskal: Harris menekankan bahwa kenaikan pajak ini akan menjadi cara fiskal yang bertanggung jawab untuk mengembalikan uang ke kantong pekerja dan memastikan kontribusi pajak yang adil dari perusahaan besar.
- Proses Perubahan: Perubahan terhadap peraturan pajak memerlukan persetujuan Kongres. Dengan Partai Demokrat dan Republik bersaing ketat untuk menguasai Senat dan Dewan Perwakilan Rakyat, hasil pemilu 5 November 2024 akan sangat menentukan.
Janji dan Program Kebijakan Ekonomi:
- Janji Pajak: Harris berjanji untuk tidak menaikkan pajak bagi individu yang berpenghasilan USD400.000 atau kurang per tahun.
- Program Ekonomi: Dalam pidato kebijakan ekonomi pekan lalu, Harris menguraikan rencana untuk memotong pajak bagi sebagian besar orang Amerika, melarang pencungkilan harga oleh pedagang grosir, dan membangun perumahan yang lebih terjangkau sebagai bagian dari ekonomi peluang.
Usulan ini mencerminkan upaya Harris untuk menyeimbangkan kebutuhan fiskal dengan perhatian terhadap kesejahteraan pekerja dan masyarakat luas. Keputusan akhir mengenai tarif pajak dan kebijakan ekonomi akan bergantung pada hasil pemilu dan persetujuan legislatif di Kongres.
Calon Tunggal Partai Demokrat
Pada Konvensi Nasional Partai Demokrat (DNC) yang berlangsung di Chicago pada 19 Agustus 2024, Kamala Harris akan secara resmi dikukuhkan sebagai calon presiden dari Partai Demokrat untuk pemilihan presiden yang akan datang. Sebelumnya, Harris dan pasangannya, Tim Walz, melakukan kampanye di Pennsylvania, sebuah negara bagian yang sangat penting dalam pemilihan presiden baru-baru ini. Donald Trump, saingan Harris dari Partai Republik, juga mengadakan rapat umum di Pennsylvania pada 17 Agustus 2024.
Selama konvensi, Harris diperkirakan akan bergabung dengan Presiden Joe Biden di atas panggung dan memberikan pidato utama pada Kamis, setelah resmi menerima nominasi dari partai. Pidato ini diharapkan akan menyoroti visi dan platformnya untuk masa depan Amerika Serikat. Jajak pendapat terbaru menunjukkan persaingan ketat antara Trump dan Harris di negara bagian penting seperti Pennsylvania, Michigan, dan Wisconsin.
Dalam pidatonya, Harris secara tidak langsung mengkritik Trump, menyebutnya sebagai "pengecut" karena fokus politiknya yang dianggap menjatuhkan lawan. Sebaliknya, Trump sebelumnya menyebut Harris sebagai "orang gila" dalam rapat umum. Keamanan di sekitar tempat konvensi diperketat, dengan perkiraan adanya puluhan ribu pengunjuk rasa pro-Palestina yang akan berkumpul di Chicago.
Konvensi ini akan menjadi momen penting dalam kampanye presiden AS 2024, di mana Harris berupaya menggalang dukungan dan menyampaikan platform kebijakannya menjelang pemilihan pada bulan November. Negara bagian Pennsylvania, yang dimenangkan Trump pada 2016 dan Biden pada 2020, diperkirakan akan menjadi medan pertempuran kunci dalam pemilihan mendatang.
Larangan Eksploitasi Harga
Kamala Harris mengusulkan program pemotongan pajak untuk mayoritas warga Amerika Serikat (AS) dan merencanakan pelarangan praktik eksploitasi harga di tingkat grosir serta pembangunan perumahan yang lebih terjangkau.
Program ini merupakan bagian dari prioritasnya jika dia terpilih dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) AS mendatang, seperti yang disampaikannya dalam pidato pertamanya sebagai calon presiden dari Partai Demokrat, dengan penekanan pada aspek ekonomi.
Pada Sabtu, 17 Agustus 2024, Harris juga mengajukan tunjangan pajak anak sebesar USD6.000 untuk keluarga dengan bayi, pemotongan pajak untuk keluarga dengan anak-anak, dan penurunan biaya obat-obatan.
Selain itu, Kamal Harris yang saat ini menjabat sebagai Wakil Presiden AS, mengusulkan pembangunan 3 juta unit rumah baru dalam empat tahun ke depan, disertai berbagai insentif.
Dalam pernyataannya kepada pendukungnya di North Carolina, negara bagian yang diharapkan memberikan suara pada pemilu 5 November, Harris menegaskan bahwa meskipun ekonomi AS sebenarnya kuat, harga-harga masih terlalu tinggi. Jika terpilih sebagai Presiden, Harris berencana untuk fokus pada peningkatan kelas menengah.
“Ketika kelas menengah kuat, Amerika pun kuat,” ujarnya.
“Bersama-sama kita akan membangun apa yang saya sebut ekonomi peluang,” tambah Kamala Harris.
Namun, agenda Harris mungkin menghadapi perlawanan dari perusahaan dan Kongres, yang sebelumnya menolak proposal serupa dari Presiden Joe Biden.
Harris berencana untuk merinci rencana programnya dalam beberapa minggu ke depan untuk membedakan kebijakannya dari pesaingnya, Donald Trump. Harris menolak usulan Trump untuk tarif impor baru dan menilai kebijakan tersebut akan merugikan Amerika Serikat.
“Trump ingin menerapkan pajak penjualan nasional pada produk sehari-hari dan kebutuhan pokok yang kita impor dari negara lain,” kata Harris.
“Ini berarti harga yang lebih tinggi untuk hampir semua kebutuhan sehari-hari Anda. Pajak Trump atas bahan bakar, makanan, pakaian, dan obat-obatan yang dijual bebas,” pungkasnya.(*)