Logo
>

Kasus COVID-19 Meningkat, Pasar Produk Kesehatan Masih Datar

Terkait dengan surat edaran terkait kewaspadaan COVID-19 di Indonesia, Biofarma Group akan meyesuaikan produksi produk kesehatan seiring dengan peningkatan permintaan.

Ditulis oleh Harun Rasyid
Kasus COVID-19 Meningkat, Pasar Produk Kesehatan Masih Datar
Komisaris Utama Biofarma Group Tugas Ratmono ketika diwawancarai KabarBursa.com. Foto: KabarBursa.com/Abbas Sandji

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM – Surat edaran dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) terkait waspada peningkatan kasus COVID-19 di beberapa negara di Asia belum meningkatkan produk kesehatan, seperti vitamin dan obat-obatan.

    Komisaris Utama Biofarma Group Tugas Ratmono mengungkapkan, sejak kasus COVID-19 kembali marak di sejumlah negara Asia, permintaan obat dan suplemen masih sama dengan sebelumnya. Namun, untuk permintaan vitamin diproyeksikan tumbuh seiring dengan kesadaran masyarakat terkait pola hidup sehat.

    “Kalau vitamin itu nanti peningkatannya bisa terjadi karena adanya pola hidup bersih dan sehat. Jadi, masyarakat secara sadar akan mengonsumsi vitamin. Sehingga akan membangun suatu permintaan atau kebutuhan dari masyarakat itu sendiri,” kata Tugas kepada KabarBursa.com, Senin, 2 Juni 2025. 

    Terkait dengan surat edaran terkait kewaspadaan COVID-19 di Indonesia, Biofarma Group akan meyesuaikan produksi produk kesehatan seiring dengan peningkatan permintaan.

    Mantan Kepala Pusat Kesehatan TNI dan Koordinator Rumah Sakit Darurat COVID-19 Wisma Atlet Kemayoran itu mengatakan, kasus pandemi COVID-19 beberapa tahun lalu akan menjadi pembelajaran bagi Biofarma Group dalam hal produksi dan distribusi produk kesehatan. 

    “Waktu itu, di rumah sakit maupun wisma Atlet, penggunaan vitamin itu sangat tinggi. Jadi, saya kira kalau ada kebutuhan di masyarakat atau apalagi terprogram, pastinya perusahaan akan meningkatkan produksinya hingga distribusi untuk menghadapi kondisi darurat,” jelasnya.

    Terkait distribusi, lanjut dia, Biofarma Group bakal mengoptimalkan layanan guna mencegah masyarakat melakukan panic buying vitamin atau obat-obatan ketika jumlah kasus COVID-19 kembali meningkat di dalam negeri.

    Menurutnya, hal yang harus dilakukan ketika pandemi COVID-19 kembali terjadi adalah menjaga harga produk tetap terjangkau dan terkontrol. Sedangkan pemantauan produk kesehatan yang beredar, kata dia, bakal dilakukan melalui barcode.

    “Ini akan membantu proses distribusi dan suplai produk kami tetap optimal,” ujarnya.

    Biofarma Group Siap Buat Vaksin COVID-19

    Seperti diberitakan sebelumnya, Biofarma Group bakal membuat vaksin baru untuk mengantisipasi kenaikan kasus COVID-19 yang terjadi di sejumlah negara Asia, seperti Malaysia, Thailand, Hong Kong dan Singapura.

    Grup holding BUMN di sektor farmasi menyatakan kesiapannya dalam memproduksi vaksin COVID-19 terbaru, termasuk untuk menghadapi varian-varian baru seperti XEC, JN.1, LF.7, hingga NB.1.8.1.

    Tugas Ratmono menegaskan, pihaknya siap jika sewaktu-waktu diperlukan untuk memenuhi kebutuhan vaksin COVID-19 yang kini kembali menjadi perhatian di beberapa negara Asia.

    “COVID-19 modelnya itu kayak flu. Nah, kita terus mengembangkan terus vaksin flu. Karena dulu ada vaksin flu yang hanya dua varian, kemudian tiga varian sampai ada empat varian flu. Ini mampu dan terus kita kembangkan menjadi berbagai varian vaksin,” ungkap Tugas.

    Sebagai produsen vaksin dalam negeri, Biofarma Group berkomitmen terus berinovasi menjawab tantangan penyebaran COVID-19. Tugas menjelaskan bahwa tim riset internal telah mengantisipasi potensi kemunculan varian baru dan mempersiapkan teknologi vaksin yang sesuai. Ia juga menekankan bahwa vaksin yang dikembangkan oleh Biofarma telah memenuhi standar internasional.

    “Katakanlah kita bicara vaksin. Ini juga sesuai dengan standar WHO. Jadi ada standar WHO itu namanya SAGE (Strategic Advisory Group of Experts on Immunization), itu tentunya standar-standar yang harus diikuti oleh siapapun di dunia termasuk Biofarma sebagai membuat vaksin,” jelasnya.

    Biofarma pun mengajak seluruh pihak untuk bersiap menghadapi kemungkinan pandemi baru. Menurut Tugas, pengalaman menghadapi pandemi pada periode 2020–2023 menjadi landasan penting untuk menjaga kesiapsiagaan. Kendati demikian, produksi vaksin COVID-19 yang baru tetap harus melalui arahan resmi dari pemerintah.

    “Jadi yang menentukan kebutuhan ini tentunya pemerintah, misalnya menyiapkan vaksin sekian banyak seperti saat masa pandemi COVID-19 beberapa tahun lalu,” katanya.

    Hingga kini, belum ada instruksi resmi dari pemerintah untuk memproduksi vaksin COVID-19 varian baru. Namun, Biofarma memastikan kegiatan produksi vaksin flu tetap berjalan secara rutin.

    “Saat ini belum ada (instruksi). Tapi untuk vaksin flu dan segala macam kita sudah rutin menyiapkan. Ini yang kami lakukan terus,” tutup Tugas.(*)

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Harun Rasyid

    Vestibulum sagittis feugiat mauris, in fringilla diam eleifend nec. Vivamus luctus erat elit, at facilisis purus dictum nec. Nulla non nulla eget erat iaculis pretium. Curabitur nec rutrum felis, eget auctor erat. In pulvinar tortor finibus magna consequat, id ornare arcu tincidunt. Proin interdum augue vitae nibh ornare, molestie dignissim est sagittis. Donec ullamcorper ipsum et congue luctus. Etiam malesuada eleifend ullamcorper. Sed ac nulla magna. Sed leo nisl, fermentum id augue non, accumsan rhoncus arcu. Sed scelerisque odio ut lacus sodales varius sit amet sit amet nibh. Nunc iaculis mattis fringilla. Donec in efficitur mauris, a congue felis.