KABARBURSA.COM – Pemerintah melalui Kementerian Perdagangan mendorong peningkatan akses pasar bagi produk unggulan Indonesia ke Australia.
Hal tersebut terjadi setelah Menteri Perdagangan Budi Santoso bertemu Assistant Minister of Foreign Affairs and Trade of Australia Matt Thistlethwaite di Gqeberha, Afrika Selatan pada Jumat, 10 Oktober 2025.
Dalam pertemuan tersebut, Budi menegaskan komitmen Indonesia untuk memperkuat hubungan ekonomi dengan Australia. Salah satunya melalui penguatan Indonesia-Australia Comprehensive Economic Partnership Agreement (IA-CEPA).
“Australia merupakan salah satu mitra ekonomi utama Indonesia. Kami ingin memastikan kerja sama ini semakin seimbang dan saling menguntungkan,” ujar dia dalam keterangannya dikutip, Minggu, 12 Oktober 2025.
Budi menyampaikan, ia menyambut baik pelaksanaan General Review IA-CEPA yang disepakati pada Pertemuan Komite Bersama ke-3 pada Juni 2025. Ia pun mengapresiasi inisiatif Australia dalam penyusunan Terms of Reference General Review IA-CEPA.
Ia juga menekankan pentingnya keberlanjutan program IA-CEPA Katalis 2.0, program pendanaan dari Australia yang telah memasuki tahap akhir fase pertamanya.
Budi pun berharap Katalis 2.0 selaras dengan prioritas pembangunan Indonesia seperti pertumbuhan berkelanjutan, transisi energi, ekonomi digital, dan pengembangan keterampilan.
“Kami ingin memastikan manfaat nyata dari kerja sama ini dirasakan oleh masyarakat kedua negara,” ungkapnya.
Selain itu, Budi mendorong peningkatan akses pasar Australia bagi produk-produk unggulan penyokong ekonomi Indonesia (economic powerhouse), termasuk besi baja, otomotif, dan makanan olahan.
Menurutnya, produk unggulan Indonesia dapat memperkuat rantai pasok regional dan mendukung pertumbuhan ekonomi bersama. Dirinya juga menyampaikan dukungan Indonesia terhadap sistem perdagangan multilateral yang berbasis aturan.
Ia pun mempertegas komitmen Indonesia untuk memperkuat ASEAN–Australia–New Zealand Free Trade Area (AANZFTA) serta mengharapkan dukungan Australia dalam proses aksesi Indonesia ke Comprehensive and Progressive Agreement for Trans-Pacific Partnership (CPTPP).
Pada periode Januari—Agustus 2025, total perdagangan Indonesia dan Australia tercatat sebesar USD8,60 miliar, dengan ekspor Indonesia sebesar USD 2,52 miliar dan impornya USD 6,07 miliar.
Sementara itu, pada 2024, total perdagangan kedua negara mencapai USD 15,41 miliar dengan ekspor Indonesia tercatat sebesar USD 4,97 miliar dan impor Indonesia sebesar USD 10,45 miliar.
Ekspor utama Indonesia ke Australia di antaranya produk dari besi dan baja, mesindan peralatan listrik, mesin-mesin dan pesawat mekanik, pupuk, serta alas kaki.
Sementara itu, impor utama Indonesia dari Australia yakni bahan bakar mineral, perhiasan dan permata; bijih, kerak, dan abu logam; gandum; serta binatang hidup.