Logo
>

Kemenparekraf Optimistis Target Wisatawan Tercapai 2025

Pariwisata Indonesia dinilai jadi motor ekonomi di tengah deflasi dan krisis global. Target 16,5 juta turis asing dipatok, kualitas wisata jadi fokus.

Ditulis oleh Ayyubi Kholid
Kemenparekraf Optimistis Target Wisatawan Tercapai 2025
Ilustrasi pariwisata di Indonesia. Foto: dok SPSL

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Di tengah ketidakpastian ekonomi global dan tekanan deflasi di dalam negeri, sektor pariwisata justru menjadi salah satu harapan baru bagi pemulihan ekonomi Indonesia.

    Hal ini disampaikan oleh Sekretaris Jenderal Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata Indonesia (ASITA), Budi Ardiansjah.

    Budi mengatakan, pariwisata adalah sektor strategis yang memiliki efek berantai luas terhadap perekonomian nasional. Karena itu, ASITA menekankan pentingnya mendorong wisata inbound atau kedatangan wisatawan mancanegara ke Indonesia. 

    "Justru dengan masuknya wisatawan yang banyak tersebut, kita harapkan juga bisa membantu perekonomian Indonesia," ujar Budi kepada wartawan, Jakarta Utara, Selasa, 24 Juni 2025.

    Ia menyebut bahwa ASITA memiliki tugas utama mendukung pemerintah mencapai target kunjungan wisatawan, namun tetap mempertimbangkan dinamika ekonomi dalam negeri.

    Meski ekonomi masih dalam kondisi fluktuatif, sektor pariwisata dianggap memiliki peluang besar untuk memberikan devisa dan menghidupkan sektor-sektor terkait lainnya.

    Budi menjelaskan, target pemerintah yang ingin meraih 16,5 juta kunjungan wisatawan mancanegara tahun ini seharusnya bukan hal yang mustahil.

    Bahkan, menurutnya, “target pesimis yang 16,5 juta atau 17 juta harusnya bisa tercapai.” Namun demikian, ia menekankan bahwa bukan hanya soal kuantitas, tetapi kualitas wisatawan juga penting untuk diperhatikan. 

    "Yang penting juga adalah quality tourism. Supaya wisatawan yang masuk ini bisa memberi length of stay yang lebih lama, spending-nya bisa lebih banyak," ungkapnya.

    Senada dengan ASITA, Deputi Bidang Pemasaran Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf), Ni Made Ayu Marthini, menyebut bahwa tren kunjungan wisatawan asing sebenarnya menunjukkan kenaikan yang menjanjikan di awal 2025.

    “Justru wisata mancanegara yang naik justru 10 persen dari tahun lalu, year on year-nya,” kata Made dalam konferensi pers, Selasa, 25 Juni 2025

    Ia merinci bahwa peningkatan tersebut terjadi di berbagai pasar utama seperti Korea Selatan yang tumbuh 17,3 persen, Jepang naik 12,5 persen, serta Arab Saudi, India, dan Malaysia yang juga mencatatkan tren positif pada triwulan pertama. 

    "Ini baru sampai April, belum masa peak. Tapi artinya ada peluang besar di tengah dinamika global," jelasnya.

    Made juga menambahkan, fenomena global seperti tingginya harga destinasi di negara lain bisa menjadi peluang bagi Indonesia. Ia menyebut, strategi promosi kini menyasar wisatawan dari Eropa dan Kanada yang biasanya memilih Amerika sebagai destinasi liburan. 

    “Kita promosi sehingga orang Kanada kalau liburan ke Indonesia aja. Orang Eropa yang biasanya dia ke Amerika, karena Amerika tinggi ya, itu ke Indonesia aja,” ujarnya.

    Namun demikian, ia juga mengingatkan agar semua pihak tetap waspada dan memantau secara cermat perkembangan jangka pendek. Oleh karena itu, kolaborasi lintas sektor menjadi kunci dalam menjaga pertumbuhan sektor ini tetap stabil. 

    "Semoga kita melakukan integrasi dan semoga dampaknya tidak terlalu besar buat kita," katanya.

    Lebih jauh, Made juga menyoroti pentingnya kekuatan wisatawan domestik. Dalam kondisi global yang tidak menentu, ia menilai bahwa pasar wisatawan Nusantara menjadi penyangga utama sektor pariwisata nasional. 

    “Kalau mau ekonominya tetap, mari kita berwisata di Indonesia aja. Karena ya nggak usah naik pesawat keluar jauh-jauh ya, di Indonesia aja kan kita aman,” tuturnya.(*)

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Ayyubi Kholid

    Bergabung di Kabar Bursa sejak 2024, sering menulis pemberitaan mengenai isu-isu ekonomi.