KABARBURSA.COM – Pasar saham Eropa melemah pada Senin, 23 Juni 2025 waktu setempat karena kekhawatiran investor akan potensi aksi balasan Iran, menyusul serangan udara gabungan Amerika Serikat dan Israel terhadap fasilitas nuklir Iran akhir pekan lalu.
Seperti dilansir Reuters, indeks pan-Eropa STOXX 600 ditutup turun 0,3 persen, setelah sempat menyentuh level terendah dalam lebih dari sebulan di awal sesi.
Penurunan juga terjadi di bursa utama lainnya. Indeks DAX Jerman dan FTSE Inggris sama-sama melemah 0,3 persen dan 0,2 persen. Sementara itu, CAC 40 Prancis turun lebih tajam sebesar 0,7 persen, dan indeks IBEX Spanyol stagnan.
Laporan Reuters menyebutkan bahwa Iran kemungkinan segera melancarkan serangan balasan terhadap pasukan AS di Timur Tengah. Di saat bersamaan, para pejabat AS berpacu mencari solusi diplomatik untuk meredam konflik. Ketegangan memuncak setelah jet tempur AS ikut serta dalam serangan terhadap instalasi nuklir Iran. Tindakan ini memicu respons keras dari Teheran yang menyebut Presiden Donald Trump sebagai “penjudi” karena memperparah krisis.
Situasi diperparah oleh aksi saling serang udara antara Israel dan Iran yang terus berlanjut, memicu kekhawatiran bahwa Iran dapat membalas dengan menutup Selat Hormuz—jalur laut paling vital untuk distribusi minyak dunia.
Di tengah ketidakpastian, investor berbondong-bondong mengalihkan dana ke aset aman seperti emas dan obligasi zona euro. Saham sektor utilitas, yang kerap dianggap sebagai pengganti obligasi, justru menguat dan mengungguli sektor lain di indeks STOXX 600.
Sementara itu, sumber pemerintah Jerman mengungkapkan rencana Berlin untuk meningkatkan anggaran pertahanan hingga 3,5 persen dari PDB pada 2029, yang akan dibiayai melalui program utang sebesar 400 miliar euro. Meski begitu, saham sektor pertahanan dan kedirgantaraan Eropa tercatat turun 0,7 persen.
“Serangan AS terhadap fasilitas nuklir Iran bisa saja berhasil mencegah Iran memiliki kemampuan nuklir,” kata David Bahnsen, Chief Investment Officer di The Bahnsen Group. “Namun risiko volatilitas jangka pendek tetap tinggi karena adanya ketidakpastian atas kemungkinan balasan Iran atau konflik berkepanjangan di kawasan.”
Di sisi lain, tenggat waktu 8 Juli untuk jeda tarif AS semakin dekat, namun belum ada kemajuan berarti dalam negosiasi perdagangan, kecuali kesepakatan formal antara AS dan Inggris.
Dari sisi ekonomi, data terbaru menunjukkan bahwa ekonomi zona euro nyaris tidak tumbuh untuk bulan kedua berturut-turut pada Juni. Sektor jasa masih mencatatkan sedikit perbaikan, namun manufaktur tetap lesu. Survei lain menunjukkan aktivitas bisnis Inggris tumbuh secara moderat pada bulan yang sama.
Sektor asuransi menjadi salah satu penekan indeks, dengan penurunan 1 persen. Saham Munich RE anjlok 4 persen setelah Morgan Stanley menurunkan rekomendasinya dari “equal weight” menjadi “underweight”. Di sisi lain, saham sektor teknologi naik nyaris 1 persen dan membantu meredam pelemahan pasar secara keseluruhan.
Saham raksasa farmasi asal Denmark, Novo Nordisk, turun 5,3 persen setelah merilis hasil penuh uji klinis tahap akhir untuk obat penurun berat badan eksperimental mereka, CagriSema. Namun, Spectris melonjak 15,7 persen usai diumumkan akan diakuisisi oleh perusahaan ekuitas swasta Advent dalam kesepakatan senilai 4,4 miliar poundsterling atau sekitar USD 5,91 miliar.
Saham Holcim juga melonjak 14 persen setelah menyelesaikan pemisahan unit bisnis Amerika Utara mereka, Amrize. Sedangkan UCB, perusahaan biofarmasi Belgia, menguat 4,4 persen setelah Morgan Stanley menaikkan peringkat sahamnya menjadi “overweight”. (*)