KABARBURSA.COM – Senat Amerika Serikat (AS) dijadwalkan menyetujui rancangan undang-undang (RUU) yang akan mengatur penggunaan stablecoin, salah satu bentuk mata uang kripto, pada Selasa, 17 Juni 2025. RUU ini menjadi regulasi kripto pertama yang berhasil masuk jalur legislatif dan diprediksi akan membuka jalan bagi gelombang aturan baru dari Kongres. Pelaku industri berharap regulasi ini dapat memperkuat legitimasi mereka dan memberi rasa aman bagi konsumen.
RUU tersebut bergerak cepat di Senat dan segera dikirim ke DPR untuk kemungkinan revisi. Langkah ini menyusul kampanye pemilu 2024, di mana industri kripto menjadi salah satu penyumbang dana politik terbesar di Amerika Serikat—tanda meningkatnya pengaruh sektor ini di Washington dan berbagai wilayah lain.
Sebanyak 18 senator Partai Demokrat mendukung RUU ini dan bergabung dengan mayoritas Partai Republik dalam komposisi Senat 53-47. Jika disahkan, regulasi ini menjadi RUU bipartisan besar kedua yang berhasil lolos tahun ini, setelah Laken Riley Act tentang penegakan imigrasi pada Januari lalu.
Namun demikian, sebagian besar anggota Demokrat tetap menolak RUU tersebut. Mereka menilai aturan itu gagal menyentuh konflik kepentingan pribadi Presiden Donald Trump dalam industri kripto.
"Kami memang tidak bisa memasukkan semua hal yang kami inginkan, tapi ini upaya bipartisan yang cukup baik," ujar Senator Angela Alsobrooks dari Maryland, dikutip dari AP si Jakarta, Selasa. Ia menambahkan, "Ini adalah area yang sebelumnya tidak diatur, dan sekarang akan diatur."
RUU yang dikenal sebagai GENIUS Act alias Guiding and Establishing National Innovation for U.S. Stablecoins itu akan menetapkan sejumlah batasan dan perlindungan konsumen bagi stablecoin, yakni aset kripto yang nilainya dipatok terhadap dolar AS.
RUU ini diperkirakan akan lolos karena hanya membutuhkan mayoritas sederhana. Pekan lalu, RUU tersebut telah melewati rintangan prosedural terbesarnya dengan dukungan 68 suara berbanding 30. Meski begitu, gelombang penolakan yang muncul ternyata lebih besar dari yang diperkirakan.
Salah satu pasal dalam GENIUS Act melarang anggota Kongres dan keluarganya untuk mengambil keuntungan dari perdagangan stablecoin. Namun, larangan itu tidak berlaku untuk presiden dan keluarganya, kendati Trump saat ini tengah membangun imperium kripto dari Gedung Putih.
Bulan lalu, Trump menggelar makan malam tertutup di klub golf pribadinya bersama sejumlah investor utama dalam koin meme yang memakai namanya. Keluarganya diketahui memiliki saham besar di World Liberty Financial, proyek kripto yang menawarkan produk stablecoin bernama USD1 dan menjadi ladang baru akumulasi kekayaan keluarga presiden.
Pemerintahan Trump secara umum mendukung pertumbuhan sektor kripto dan integrasinya ke dalam sistem ekonomi. Menteri Keuangan Scott Bessent pekan lalu menyatakan bahwa regulasi ini berpotensi mendorong kapitalisasi pasar stablecoin di AS menembus angka USD2 triliun pada akhir 2028.
CEO Coinbase, Brian Armstrong—yang memimpin bursa kripto terbesar di AS sekaligus pendukung utama RUU ini—telah bertemu dengan Trump dan memuji langkah-langkah awal sang presiden di bidang kripto. Akhir pekan lalu, Coinbase juga menjadi sponsor parade militer di Washington dalam rangka peringatan 250 tahun Angkatan Darat AS yang bertepatan dengan ulang tahun Trump ke-79.
Meski demikian, pelaku industri tetap menekankan dukungan terhadap regulasi ini bersifat bipartisan. Mereka menyebut tokoh-tokoh pendukung hadir dari kedua kubu politik.
“GENIUS Act akan menjadi undang-undang aset digital paling signifikan yang pernah disahkan oleh Senat AS,” kata Ketua Komite Perbankan Senat, Tim Scott, dari Partai Republik South Carolina, menjelang pemungutan suara penting pekan lalu. “Ini adalah hasil kerja lintas partai selama berbulan-bulan.”
Meski demikian, perjalanan RUU ini tak sepenuhnya mulus. Pada awal Mei, sejumlah senator Demokrat yang semula mendukung tiba-tiba balik arah dan menolak rancangan awal. Penolakan itu memaksa negosiasi ulang antara Senat Republik, Demokrat, dan Gedung Putih yang akhirnya melahirkan versi kompromi yang dijadwalkan akan diputuskan hari ini, Selasa, hari ini.
“Ada begitu banyak perubahan yang dilakukan. Dan pada akhirnya, ini adalah kesepakatan yang jauh lebih baik karena semua pihak duduk satu meja,” ujar Senator Angela Alsobrooks.
Namun, isu konflik kepentingan di lingkaran presiden masih menjadi duri dalam daging. Senator Elizabeth Warren, Demokrat dari Massachusetts, kembali menjadi salah satu pengkritik paling vokal. Ia memperingatkan bahwa RUU ini membuka jalan tol untuk korupsi di bawah pemerintahan Trump.
“RUU ini menciptakan super highway untuk korupsi Trump,” kata Warren. Ia juga mengkritik peluang yang diberikan kepada raksasa teknologi seperti Amazon dan Meta untuk menerbitkan stablecoin versi mereka sendiri.
Kalaupun lolos dari Senat, GENIUS Act masih harus melalui serangkaian tantangan di DPR yang kini dikontrol mayoritas tipis oleh Partai Republik. Tidak tertutup kemungkinan, sejumlah anggota parlemen akan mencoba menambahkan regulasi pasar yang lebih luas dalam paket tersebut—manuver yang justru bisa menghambat proses di Senat.
Presiden Donald Trump sendiri berharap RUU ini bisa mendarat di mejanya sebelum Kongres memasuki masa reses musim panas yang tinggal tersisa kurang dari 50 hari.(*)