KABARBURSA.COM - Bursa saham Eropa mencatat rekor penutupan tertinggi pada akhir perdagangan Rabu waktu setempat, atau Kamis pagi WIB, 13 November 2025. Sektor keuangan melonjak signifikan, seiring sentimen positif dari harapan segera berakhirnya penutupan pemerintahan Amerika Serikat (government shutdown) dan rilis laporan keuangan sejumlah emiten besar yang melampaui ekspektasi pasar.
Indeks pan-Eropa STOXX 600 ditutup naik 0,71 persen ke level 584,23, memperpanjang reli ke posisi tertinggi kedua berturut-turut. Kinerja ini turut diikuti oleh penguatan bursa regional utama, yaitu DAX Jerman naik 1,22 persen ke 24.381,46.
Kemudian, CAC 40 Prancis menguat 1,04 persen ke 8.241,24, dan FTSE 100 Inggris menambah 0,12 persen ke 9.911,42. Meski kenaikan FTSE relatif tipis, bursa Eropa secara keseluruhan memperlihatkan tren pemulihan yang solid dan meluas.
Katalis utama penguatan ini datang dari Washington, di mana Dewan Perwakilan AS dijadwalkan melakukan pemungutan suara untuk mengesahkan kesepakatan mengakhiri penutupan pemerintahan terpanjang dalam sejarah.
Shutdown yang telah berlangsung selama lebih dari enam minggu itu sempat memicu gangguan terhadap layanan publik dan publikasi data ekonomi penting yang menjadi acuan kebijakan moneter. Dengan berakhirnya kebuntuan ini, investor global menilai risiko politik mulai mereda, dan memberi ruang bagi pemulihan aktivitas ekonomi serta normalisasi pasar.
Namun, di balik euforia tersebut, pasar tetap berhati-hati. Para pelaku keuangan menilai dampak ekonomi dari penutupan ini masih perlu diukur, terutama karena data resmi ekonomi AS tertunda.
Setiap tanda pelemahan pada pasar tenaga kerja AS kini justru dipandang positif, karena bisa memperkuat alasan bagi Federal Reserve untuk melonggarkan kebijakan moneter lebih cepat. Dalam konteks ini, sentimen optimistis di Eropa tidak hanya datang dari faktor eksternal, tetapi juga dari hasil kinerja korporasi yang konkret.
Laporan Keuangan Emiten Lampaui Ekspektasi
Sementara itu, CEO Webull UK Nick Saunders, menegaskan bahwa kenaikan pasar Eropa kali ini bukan sekadar efek psikologis dari berita politik di AS, melainkan juga didorong oleh laporan keuangan yang solid dan melampaui ekspektasi.
Saunders menyoroti sektor perbankan sebagai pendorong utama, terutama di pasar-pasar seperti Prancis dan Spanyol yang memiliki bobot besar pada indeks regional.
“Indeks yang banyak berisi saham bank seperti CAC dan IBEX Spanyol menjadi mesin penggerak utama reli ini,” ujar dia.
Kinerja sektor keuangan memang menjadi sorotan. ABN Amro melonjak 2,6 persen setelah melaporkan laba kuartalan yang jauh lebih baik dari perkiraan. Bank ini juga mengumumkan akuisisi NIBC Bank untuk memperkuat posisi di pasar domestik Belanda.
Secara tahunan, saham-saham bank Eropa tampil lebih tangguh daripada indeks utama. Hal ini didukung oleh pertumbuhan pendapatan bunga bersih dan efisiensi biaya.
Bursa yang didominasi saham keuangan di Spanyol dan Italia bahkan membukukan kenaikan jauh di atas STOXX 600 sepanjang tahun ini. Hal tersebut menunjukkan bahwa sektor perbankan menjadi tulang punggung reli Eropa 2025.
Selain keuangan, sektor kesehatan juga tampil menonjol dengan kenaikan 1,1 persen. Sementara sektor energi justru tertinggal, turun 0,6 persen di tengah fluktuasi harga minyak global.
Dari sisi individu, saham utilitas Inggris SSE menjadi sorotan dengan lonjakan 16,8 persen. Ini merupakan pencapaian luar biasa yang didorong oleh pengumuman rencana investasi lima tahun senilai 33 miliar pound untuk memperluas jaringan listrik nasional dan mempercepat ekspansi energi terbarukan.
Langkah ini memperkuat narasi transisi energi hijau di Eropa dan menambah keyakinan investor bahwa sektor infrastruktur energi akan menjadi tema dominan dalam siklus pasar berikutnya.
Infineon dan RWE Dongkrak Indeks Jerman
Dari Jerman, sentimen positif datang dari dua pemain besar, Infineon dan RWE. Saham Infineon naik 6,9 persen setelah perusahaan semikonduktor itu menaikkan proyeksi penjualan tahunan untuk chip yang digunakan di pusat data berbasis kecerdasan buatan (AI).
Sementara RWE, perusahaan energi asal Essen, melonjak 9,1 persen setelah mencatatkan laba sembilan bulan pertama tahun ini yang melampaui perkiraan analis.
Dua perusahaan ini menegaskan bahwa tren AI dan energi bersih kini menjadi dua pilar baru pertumbuhan di Eropa, menggantikan ketergantungan lama pada sektor industri tradisional.
Namun, tidak semua emiten menikmati sentimen positif. FLSmidth & Co anjlok 8,5 persen setelah melaporkan pesanan kuartalan di bawah perkiraan dan memperingatkan potensi penundaan proyek yang dapat memengaruhi panduan laba.
Edenred, penyedia voucher asal Prancis, juga merosot 4 persen setelah memperingatkan akan memangkas proyeksi laba 2026 jika regulasi baru di Brasil terkait sistem voucher makanan diberlakukan.
Dua kasus ini menjadi pengingat bahwa selektivitas investor tetap tinggi. Reli pasar tidak menutupi kekhawatiran terhadap perusahaan yang gagal, menyesuaikan diri dengan tekanan makro dan perubahan regulasi.
Secara kritikal, reli bursa Eropa kali ini mencerminkan dua kekuatan besar yang sedang saling mengimbangi. Kombinasi antara kinerja keuangan yang kuat, proyeksi suku bunga yang lebih longgar, dan transformasi menuju ekonomi hijau memberi landasan baru bagi Eropa untuk keluar dari bayang-bayang ketidakpastian global.
Namun di saat yang sama, ketimpangan antar sektor dan risiko perlambatan ekonomi AS tetap menjadi faktor yang berpotensi membatasi laju reli ke depan.
Dengan latar tersebut, Eropa kini menampilkan wajah pasar yang matang dan realistis, penuh optimisme tapi juga selektif. Rekor baru STOXX 600 bukan sekadar angka, melainkan refleksi dari transisi besar, dari ketegangan politik menuju keseimbangan baru antara kebijakan moneter global, transformasi energi, dan daya tahan korporasi kawasan.(*)