Logo
>

Mengulas Dampak Ekonomi Kebijakan Luar Negeri Bebas Aktif Prabowo

Ditulis oleh Yunila Wati
Mengulas Dampak Ekonomi Kebijakan Luar Negeri Bebas Aktif Prabowo

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Dalam pidato kepresidenan yang disampaikan Prabowo Subianto dalam pelantikan Presiden dan Wakil Presiden RI di Gedung DPR/MPR RI pada Minggu, 20 Oktober 2024, terungkap arah politik luar negeri Indonesia. Presiden Prabowo menegaskan, Indonesia memilih jalan bebas aktif, nonblok, dan tidak berpihak pada pakta manapun.

    "Dalam menghadapi dunia internasional, Indonesia memilih jalan bebas aktif nonblok. Kita tidak mau ikut pakta-pakta militer manapun. Kita memilih jalan bersahabat dengan semua negara," tegas Prabowo.

    Ia juga menyatakan, Indonesia lebih memilih jalan bersahabat dengan semua negara, menjadi tetangga baik. Karena, pada dasarnya Indonesia menganut filosofi kuno, bahwa "Seribu kawan terlalu sedikit, satu lawan terlalu banyak". Ini artinya, Indonesia ingin menjadi sahabat bagi semua negara dan memiliki prinsip anti penjajahan.

    Arah politik yang disampaikan Prabowo Subianto ini sejalan dengan prinsip-prinsip Konferemsi Asia Afrika yang diselenggarakan di Bandung, Jawa Barat, pada 1955.

    Konferensi ini melahirkan beberapa prinsip yang kemudian menjadi landasan bagi hubungan internasional antara negara-negara berkembang. Berikut adalah prinsip-prinsip utama yang diusung dalam Konferensi Asia-Afrika:

    1. Penghormatan terhadap Kedaulatan dan Integritas Wilayah: Semua negara peserta berkomitmen untuk menghormati kedaulatan dan integritas wilayah satu sama lain, serta tidak melakukan intervensi dalam urusan domestik negara lain.
    2. Pemberantasan Kolonialisme: Konferensi ini menekankan pentingnya perjuangan melawan kolonialisme dan imperialisme di seluruh dunia, serta mendukung hak setiap bangsa untuk menentukan nasib sendiri.
    3. Kesetaraan Antar Bangsa: Semua negara, tanpa memandang ukuran atau kekuatan, diakui sebagai setara di dalam komunitas internasional. Ini mencerminkan prinsip non-diskriminasi.
    4. Tidak Memihak: Negara-negara peserta berkomitmen untuk tidak terlibat dalam blok politik yang berseberangan, dengan tujuan untuk menjaga independensi dan bebas dari dominasi kekuatan besar.
    5. Kerjasama Internasional: Konferensi menekankan pentingnya kerjasama antara negara-negara Asia dan Afrika untuk mencapai tujuan pembangunan dan kemajuan bersama.
    6. Pembangunan Ekonomi: Peserta konferensi mendorong kerjasama dalam bidang ekonomi untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat dan mendorong pertumbuhan ekonomi di negara-negara berkembang.
    7. Penghormatan terhadap Hak Asasi Manusia: Negara-negara peserta berkomitmen untuk menghormati dan melindungi hak asasi manusia sebagai bagian dari prinsip-prinsip kemanusiaan.
    8. Penyelesaian Konflik Secara Damai: Konferensi ini menekankan pentingnya menyelesaikan perselisihan dan konflik antarnegara melalui dialog dan negosiasi, bukan melalui kekerasan.

    Prinsip-prinsip ini tidak hanya menjadi dasar bagi hubungan antarnegara peserta Konferensi Asia-Afrika, tetapi juga berpengaruh pada gerakan Non-Blok dan berbagai inisiatif kerjasama di antara negara-negara berkembang di kemudian hari.

    Dampak Ekonomi dari Politik LN Bebas Aktif

    Sikap politik luar negeri Presiden Prabowo Subianto yang mengusung prinsip "bebas aktif" dan tidak bergabung dalam pakta-pakta internasional dapat memiliki beberapa dampak terhadap ekonomi Indonesia, baik positif maupun negatif.

    Analis kebijakan ekonomi APINDO Ajib Hamdani, kepada Kabarbursa.com, Minggu, 20 Oktober 2024 mengatakan, secara umum, sistem politik bebas aktif akan menempatkan Indonesia di tengah. Hal ini akan memberikan keuntungan secara politik ekonomi global.

    "Dibandingkan ekonomi global, Indonesia harus lebih fokus dengan ekonomi domestik. Sebanyak 280 juta orang menjadi local domestic demand dalam sistem perekonomian nasional kita. Kalau Presiden Prabowo bisa mendorong reformasi ekonomi struktural, Indonesia punya momentum untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih akseleratif," kata Ajib.

    Lantas, apa saja dampak positif dan negatif dari kebijakan politik luar negeri yang bebas aktif bagi ekonomi sebuah negara?

    Dampak Positif

    1. Independensi dalam Kebijakan Ekonomi: Dengan tidak terikat pada pakta internasional, Indonesia memiliki kebebasan untuk merumuskan kebijakan ekonomi yang sesuai dengan kepentingan nasional tanpa tekanan dari pihak luar.
    2. Peluang Kerjasama Bilateral: Sikap bebas aktif memungkinkan Indonesia untuk menjalin hubungan bilateral dengan berbagai negara tanpa harus terikat pada aliansi tertentu. Ini bisa membuka peluang untuk investasi asing, perdagangan, dan kerjasama teknologi.
    3. Fokus pada Pembangunan Dalam Negeri: Dengan menghindari komitmen internasional yang mungkin mengalihkan perhatian, pemerintah dapat lebih fokus pada pengembangan sektor-sektor domestik, seperti infrastruktur dan industri.

    Dampak Negatif

    1. Kesulitan dalam Akses Pasar Internasional: Dengan tidak terlibat dalam pakta perdagangan atau aliansi, Indonesia mungkin kehilangan akses atau preferensi dalam pasar internasional yang bisa menghambat ekspor.
    2. Risiko Ketidakpastian Ekonomi: Ketidakpastian dalam hubungan internasional dapat menyebabkan investor ragu untuk berinvestasi, terutama jika mereka khawatir tentang stabilitas politik dan ekonomi.
    3. Isolasi Diplomatik: Sikap bebas aktif yang terlalu jauh dapat menyebabkan Indonesia terisolasi dari jaringan diplomatik yang lebih luas, mengurangi pengaruhnya dalam forum-forum internasional yang dapat menguntungkan ekonomi nasional.
    4. Kerentanan terhadap Krisis Global: Ketika terjadi krisis global, negara yang tidak memiliki aliansi atau kesepakatan perdagangan yang kuat mungkin akan lebih sulit mendapatkan dukungan atau bantuan, yang dapat mempengaruhi stabilitas ekonomi.

    Sikap politik luar negeri Prabowo yang bebas aktif menawarkan kebebasan dan fleksibilitas dalam mengambil keputusan, namun juga mengandung risiko. Penting bagi pemerintah untuk tetap mengedepankan strategi yang dapat meminimalkan dampak negatif dan memaksimalkan peluang, seperti membangun hubungan ekonomi yang kuat dengan negara-negara lain melalui diplomasi dan investasi strategis. Dengan demikian, Indonesia dapat mencapai pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan meskipun tidak terikat pada pakta internasional.(AND/NLA)

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Yunila Wati

    Telah berkarier sebagai jurnalis sejak 2002 dan telah aktif menulis tentang politik, olahraga, hiburan, serta makro ekonomi. Berkarier lebih dari satu dekade di dunia jurnalistik dengan beragam media, mulai dari media umum hingga media yang mengkhususkan pada sektor perempuan, keluarga dan anak.

    Saat ini, sudah lebih dari 1000 naskah ditulis mengenai saham, emiten, dan ekonomi makro lainnya.

    Tercatat pula sebagai Wartawan Utama sejak 2022, melalui Uji Kompetensi Wartawan yang diinisiasi oleh Persatuan Wartawan Indonesia (PWI), dengan nomor 914-PWI/WU/DP/XII/2022/08/06/79