Logo
>

Minyak Global Tertekan, Pemuatan Novorossiysk Dimulai Lagi

Sementara, investor juga memantau serangan Ukraina, sanksi Barat, dan proyeksi surplus pasokan hingga 2026.

Ditulis oleh Syahrianto
Minyak Global Tertekan, Pemuatan Novorossiysk Dimulai Lagi
Ilustrasi: Fasilitas rig minyak (Foto: Pexels/Umar Affan)

KABARBURSA.COM – Harga minyak melemah pada Senin, 17 November 2025, setelah kegiatan pemuatan kembali berlangsung normal di terminal ekspor Novorossiysk, Rusia, menyusul penghentian selama dua hari di pelabuhan Laut Hitam yang sebelumnya terkena serangan Ukraina.

Seperti dilansir Reuters, minyak Brent ditutup turun 19 sen atau 0,3 persen menjadi USD64,20 per barel, sementara West Texas Intermediate (WTI) Amerika Serikat melemah 18 sen atau 0,3 persen ke USD59,91 per barel.

Kedua acuan harga itu sebelumnya naik lebih dari 2 persen pada Jumat dan menutup pekan dengan penguatan tipis setelah ekspor di Novorossiysk serta terminal Caspian Pipeline Consortium terhenti, memengaruhi sekitar 2 persen pasokan global.

Kegiatan pemuatan di Novorossiysk kembali berlangsung pada Minggu, menurut dua sumber industri dan data LSEG. Namun, serangan Ukraina terhadap infrastruktur minyak Rusia masih menjadi perhatian pasar.

“Tekanan awal terjadi karena pemuatan di Novorossiysk telah dilanjutkan, tetapi hanya berlangsung singkat,” kata Scott Shelton, pakar energi di TP ICAP Group.

Militer Ukraina pada Sabtu menyatakan telah menyerang kilang minyak Ryazan Rusia, dan pada Minggu, Staf Umum Ukraina mengatakan kilang minyak Novokuibyshevsk di wilayah Samara juga terkena serangan.

“Investor mencoba menilai bagaimana serangan Ukraina akan memengaruhi ekspor minyak mentah Rusia dalam jangka panjang,” ujar analis Fujitomi Securities, Toshitaka Tazawa.

Investor Memantau Dampak Sanksi Barat 

Investor juga mencermati dampak sanksi Barat terhadap pasokan dan arus perdagangan Rusia. Amerika Serikat menerapkan larangan transaksi dengan perusahaan minyak Rusia, Lukoil dan Rosneft, setelah 21 November sebagai upaya menekan Moskow agar masuk ke pembicaraan damai terkait Ukraina.

Presiden AS Donald Trump pada Minggu mengatakan Partai Republik tengah mengerjakan undang-undang yang akan menjatuhkan sanksi kepada negara mana pun yang berbisnis dengan Rusia, dan menambahkan bahwa Iran berpotensi masuk daftar tersebut.

OPEC+ pada bulan ini setuju menaikkan target produksi Desember sebesar 137.000 barel per hari, sama seperti Oktober dan November. Grup ini juga sepakat menahan kenaikan produksi pada kuartal pertama tahun depan.

Laporan ING memperkirakan pasar minyak akan tetap berada dalam surplus besar hingga 2026. Namun, laporan itu memperingatkan risiko pasokan meningkat akibat serangan drone Ukraina terhadap fasilitas energi Rusia, serta menyoroti penahanan kapal tanker oleh Iran di Teluk Oman setelah melewati Selat Hormuz, jalur penting bagi sekitar 20 juta barel per hari arus minyak global.

“Volatilitas harga minyak kemungkinan tetap tinggi karena risiko geopolitik masih besar sementara ekspektasi pasokan global terus meningkat,” kata Dennis Kissler, wakil presiden senior perdagangan di BOK Financial.

Data posisi terbaru menunjukkan spekulan meningkatkan posisi beli bersih di ICE Brent sebanyak 12.636 kontrak pada pekan pelaporan terakhir hingga 164.867 kontrak per Selasa lalu.

ING mengatakan peningkatan ini terutama didorong aksi short-covering dan menandakan pelaku pasar enggan mengambil posisi jual di tengah ketidakpastian sanksi.

Sementara itu, analis UBS Giovanni Staunovo memperkirakan harga minyak masih akan mendapat dukungan.

“Kenaikan volume oil-on-water belum menghasilkan peningkatan stok on-land,” kata Staunovo dalam catatan riset. “Kami memperkirakan harga akan bergerak ke bagian bawah rentang perdagangan dalam beberapa bulan ke depan, tetapi memiliki pandangan yang lebih positif pada paruh kedua 2026.”

Harga minyak diperkirakan turun hingga 2026, menurut Goldman Sachs pada Senin, mengutip lonjakan produksi yang akan membuat pasar berada dalam surplus besar sekitar 2 juta barel per hari. (*)

Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

Gabung Sekarang

Jurnalis

Syahrianto

Jurnalis ekonomi yang telah berkarier sejak 2019 dan memperoleh sertifikasi Wartawan Muda dari Dewan Pers pada 2021. Sejak 2024, mulai memfokuskan diri sebagai jurnalis pasar modal.

Saat ini, bertanggung jawab atas rubrik "Market Hari Ini" di Kabarbursa.com, menyajikan laporan terkini, analisis berbasis data, serta insight tentang pergerakan pasar saham di Indonesia.

Dengan lebih dari satu tahun secara khusus meliput dan menganalisis isu-isu pasar modal, secara konsisten menghasilkan tulisan premium (premium content) yang menawarkan perspektif kedua (second opinion) strategis bagi investor.

Sebagai seorang jurnalis yang berkomitmen pada akurasi, transparansi, dan kualitas informasi, saya terus mengedepankan standar tinggi dalam jurnalisme ekonomi dan pasar modal.