Logo
>

BI Perkirakan Inflasi Turun Pasca Idulfitri

Ditulis oleh Deden Muhammad Rojani
BI Perkirakan Inflasi Turun Pasca Idulfitri
Ilustrasi inflasi.

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Bank Indonesia (BI) memperkirakan tekanan inflasi akan mengalami penurunan setelah Ramadan dan Idulfitri seiring dengan normalisasi harga. Hal ini tercermin dari Indeks Ekspektasi Harga Umum (IEH) April 2025 yang tercatat sebesar 159,6, lebih rendah dibandingkan periode sebelumnya sebesar 179,0.

    Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Ramdan Denny Prakoso, menjelaskan bahwa penurunan indeks ini terutama didorong oleh kembali stabilnya harga-harga barang setelah peningkatan permintaan selama Ramadan dan Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Idulfitri.

    “Sementara itu, IEH Juli 2025 tercatat sebesar 155,4, lebih tinggi dari periode sebelumnya sebesar 152,3. Ini dipengaruhi oleh prakiraan peningkatan permintaan pada periode puncak liburan sekolah,” ujar Ramdan dalam keterangan resminya, Rabu, 12 Maret 2025.

    BI juga mencatat bahwa Indeks Penjualan Riil (IPR) Februari 2025 diperkirakan mencapai 213,2, atau tumbuh sebesar 0,8 persen secara bulanan (month-to-month/mtm).

    Ramdan mengungkapkan bahwa kenaikan ini terutama ditopang oleh sektor Peralatan Informasi dan Komunikasi, Subkelompok Sandang, serta Bahan Bakar Kendaraan Bermotor, yang mengalami lonjakan permintaan menjelang Ramadan dan persiapan Idulfitri.

    Namun, secara tahunan (year-on-year/yoy), penjualan eceran pada Februari 2025 mengalami kontraksi sebesar 0,5 persen. Penurunan ini dipengaruhi oleh perlambatan di sektor Makanan, Minuman, dan Tembakau, meskipun kelompok lain seperti Peralatan Informasi dan Komunikasi serta Bahan Bakar Kendaraan Bermotor masih mencatatkan pertumbuhan.

    Sementara itu, IPR Januari 2025 tercatat sebesar 211,5, mengalami kontraksi 4,7 persen mtm, setelah sebelumnya tumbuh 5,9 persen mtm di Desember 2024. Normalisasi permintaan pasca perayaan Natal dan Tahun Baru menjadi faktor utama penurunan penjualan eceran di awal tahun ini.

    Prediksi Penjualan di Triwulan I 2025

    BI memperkirakan bahwa penjualan eceran di triwulan I 2025 tetap tumbuh, meskipun dalam laju yang lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya. Secara tahunan, pertumbuhan penjualan di triwulan I 2025 diperkirakan hanya 0,02 persen, lebih rendah dibandingkan 1,4 persen pada triwulan IV 2024.

    Beberapa sektor yang tetap menopang pertumbuhan penjualan eceran adalah Suku Cadang dan Aksesori (15,6 persen yoy), Barang Budaya dan Rekreasi (4,3 persen yoy), Peralatan Informasi dan Komunikasi (2,3 persen yoy), serta Bahan Bakar Kendaraan Bermotor (1,4 persen yoy).

    Dari sisi spasial, kota-kota seperti Semarang, Denpasar, dan Makassar masih mencatat pertumbuhan penjualan yang lebih kuat dibandingkan daerah lainnya, terutama didukung oleh sektor pariwisata dan konsumsi domestik yang tetap solid.

    Tekanan inflasi diperkirakan akan menurun pada April 2025, sejalan dengan normalisasi harga pasca Ramadan dan Idulfitri. Namun, inflasi diprediksi kembali meningkat pada Juli 2025, didorong oleh kenaikan permintaan selama liburan sekolah.

    “Kami melihat bahwa harga-harga akan lebih stabil setelah Ramadan, tetapi ada potensi kenaikan kembali menjelang libur sekolah di pertengahan tahun,” tambah Ramdan.

    Ke depan, BI terus mencermati perkembangan harga dan penjualan eceran guna memastikan stabilitas inflasi tetap terkendali dalam kisaran 2,5 ± 1 persen, sesuai dengan target yang telah ditetapkan untuk tahun 2025. 

    Puncak Inflasi

    Bank Indonesia (BI) melalui Laporan Survei Penjualan Eceran (LSPE) memproyeksikan bahwa tekanan inflasi akan mencapai puncaknya pada Maret 2025, bertepatan dengan Ramadan dan Idul Fitri. Namun, tren ini diperkirakan akan melandai pada April 2025 seiring dengan normalisasi harga pasca-perayaan hari besar keagamaan tersebut.

    Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Ramdan Denny Prakoso, menyampaikan bahwa meskipun inflasi cenderung meningkat menjelang Ramadan, tekanan harga akan berkurang setelah Lebaran berakhir. Hal ini terlihat dari Indeks Ekspektasi Harga Umum (IEH) yang berada di level 179 poin pada Maret 2025 dan turun menjadi 159,6 poin pada April 2025.

    Meskipun demikian, data historis menunjukkan bahwa realisasi inflasi selama Ramadan dan Idul Fitri sering kali lebih tinggi dari perkiraan awal. Pada April 2024, misalnya, inflasi yang terjadi melampaui ekspektasi IEH yang berada di kisaran 170 poin. 

    Hal serupa juga terjadi pada Lebaran tahun 2023, ketika harga-harga mengalami lonjakan lebih tinggi dibandingkan proyeksi sebelumnya.

    Selain itu, tekanan inflasi tidak hanya dipengaruhi oleh momen Ramadan dan Idul Fitri, tetapi juga oleh faktor musiman lainnya. LSPE BI memperkirakan bahwa setelah periode penurunan pada April 2025, inflasi kembali menunjukkan peningkatan pada Juli 2025. 

    Proyeksi IEH untuk Juli 2025 berada di angka 155,4 poin, lebih tinggi dibandingkan Juni 2025 yang tercatat sebesar 152,3 poin.

    Fenomena ini menunjukkan bahwa pola inflasi tahunan cenderung mengikuti siklus tertentu yang dipengaruhi oleh momen-momen besar seperti Ramadan, Idul Fitri, dan kebutuhan musiman lainnya. 

    Oleh karena itu, penting bagi pemerintah dan pemangku kebijakan untuk terus memantau pergerakan harga serta menyiapkan langkah-langkah mitigasi guna menjaga stabilitas inflasi di tengah dinamika pasar yang terus berkembang.(*)

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Deden Muhammad Rojani

    Vestibulum sagittis feugiat mauris, in fringilla diam eleifend nec. Vivamus luctus erat elit, at facilisis purus dictum nec. Nulla non nulla eget erat iaculis pretium. Curabitur nec rutrum felis, eget auctor erat. In pulvinar tortor finibus magna consequat, id ornare arcu tincidunt. Proin interdum augue vitae nibh ornare, molestie dignissim est sagittis. Donec ullamcorper ipsum et congue luctus. Etiam malesuada eleifend ullamcorper. Sed ac nulla magna. Sed leo nisl, fermentum id augue non, accumsan rhoncus arcu. Sed scelerisque odio ut lacus sodales varius sit amet sit amet nibh. Nunc iaculis mattis fringilla. Donec in efficitur mauris, a congue felis.