Logo
>

Obama Serukan Pemilih Kulit Hitam AS untuk Dukung Kamala Harris

Ditulis oleh Moh. Alpin Pulungan
Obama Serukan Pemilih Kulit Hitam AS untuk Dukung Kamala Harris

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Mantan Presiden Amerika Serikat (AS) Barack Obama menyerukan kepada pemilih kulit hitam, terutama laki-laki, untuk memantapkan dukungannya terhadap calon presiden dari Partai Demokrat, Kamala Harris. Seruan ini disampaikan saat Obama berbicara kepada para pekerja dan sukarelawan di sebuah kantor kampanye pada Kamis, pekan lalu, sebelum tampil dalam rapat umum di Pittsburgh bersama Wakil Presiden Kamala Harris.

    "Anda tidak merasa nyaman dengan gagasan memiliki seorang perempuan sebagai presiden. Anda mencari alasan atau alternatif lain untuk itu," kata Obama, dikutip dari Huffpost, Senin, 14 Oktober 2024.

    “Perempuan dalam hidup kita selalu mendukung kita sepanjang waktu,” kata Obama. "Ketika kita menghadapi masalah dan sistem tidak berjalan untuk kita, mereka yang turun ke jalan, berdemonstrasi, dan memprotes."

    Pidato Obama ini disampaikan di tengah upaya Partai Demokrat untuk mendorong partisipasi pemilih kulit hitam dalam pemilu November mendatang. Bulan lalu, Harris mengadakan serangkaian acara di Wisconsin serta beberapa negara bagian lainnya untuk melibatkan pemilih demografis penting ini dan melawan upaya Donald Trump yang mencoba menarik simpati mereka dengan pendekatan berbeda.

    Menurut survei Washington Post bersama Ipsos, sebanyak 69 persen pemilih kulit hitam mengatakan mereka sangat yakin akan memberikan suara pada bulan November. Namun, angka ini masih lebih rendah dibandingkan 74 persen pada Juni 2020.

    “Kalian mencari-cari alasan dan alasan lain. Saya punya masalah dengan itu,” kata Obama, menyoroti antusiasme yang lebih rendah di kalangan pemilih kulit hitam pada pemilihan ini dibandingkan dengan kampanye presidennya.

    Menurut laporan The Washington Post, partisipasi pemilih kulit hitam melonjak dari 48,1 persen pada 1996 menjadi 69,1 persen saat Obama terpilih pada 2008. Pada pemilihannya kembali di 2012, persentase partisipasi pemilih kulit hitam melebihi pemilih kulit putih untuk pertama kalinya dalam sejarah AS.

    Guncang Ekonomi Global

    Selagi Barack Obama menyerukan pentingnya pemilih kulit hitam mendukung calon presiden dari Partai Demokrat untuk menjaga stabilitas di Amerika Serikat, sorotan serupa muncul dalam konteks global dari Menteri Keuangan Indonesia, Sri Mulyani Indrawati. Ia menyoroti bagaimana pemilihan kepemimpinan yang tidak tepat di AS bisa mengguncang posisi ekonomi negara tersebut di dunia. Sri Mulyani memperingatkan kepemimpinan yang salah dapat melemahkan ekonomi Amerika. Akibatnya, kata dia, akan berdampak pada perekonomian global yang bergantung pada stabilitas AS.

    “Posisi AS di dunia tidak dijamin akan tetap kuat jika kita memilih pemimpin yang salah, mereka bisa melemah,” ujar Sri Mulyani pada Senin, 26 Agustus 2024, lalu.

    Sri Mulyani menjelaskan ketergantungan satu negara pada negara lain membawa risiko besar. Banyak negara yang berupaya mengurangi ketergantungan pada dolar AS melalui kerja sama bilateral dalam perdagangan dan penggunaan mata uang lainnya.

    Sri Mulyani juga menyanggah anggapan bahwa AS kebal terhadap inflasi. Pada 2022-2023, inflasi di AS melonjak, mengejutkan ekonominya. Namun, dalam menghadapi krisis finansial global 2008-2020 dan pandemi Covid-19 pada 2020, AS menggunakan strategi kontrasiklikal dengan mencetak uang dalam jumlah besar untuk mendorong ekonominya.

    “AS memiliki keistimewaan yang tak dimiliki ekonomi lain, bahkan dalam kelompok G7. Pertama, AS adalah ekonomi terbesar di dunia. Kedua, mereka memonopoli banyak teknologi. Dalam dominasinya, AS menggunakan dolar sebagai salah satu kekuatan geopolitiknya,” ungkap Sri Mulyani.

    Banyak negara dengan mata uang yang kurang kredibel akhirnya menggunakan dolar AS. Sri Mulyni menuturkan, Hong Kong, Singapura, dan Arab Saudi adalah contoh negara yang pernah bergantung pada dolar, meski kini beberapa di antaranya telah mulai menggunakan mata uang mereka sendiri.

    “Karena bank sentral belum memiliki reputasi yang kuat, ekonomi bisa terjebak inflasi dan akhirnya bergantung pada dolar, terutama yang dekat dengan AS, baik karena minyak, investasi, atau perdagangan lainnya,” paparnya.

    Sri Mulyani juga mencatat kontribusi dolar AS terhadap perekonomian dunia, yang dulunya sekitar 82 persen, kini telah menurun menjadi sekitar 50 persen. Ia menyebut China sebagai contoh negara yang mencoba mengurangi ketergantungan pada dolar dengan membeli Surat Utang AS dalam jumlah besar dan mulai menggunakan renminbi dalam transaksinya, meskipun masih terbatas.

    “AS dan China kini tidak bisa dipisahkan, ini adalah bentuk kompetisi kekuatan geopolitik, dan di sini mulai muncul alternatif,” ujarnya.

    Ia pun menekankan pentingnya tata kelola yang baik dan sistem hukum yang adil dalam pengelolaan negara. Jika aturan yang diterapkan bersifat eksploitatif, akan terjadi dominasi satu pihak atas pihak lainnya, yang pada akhirnya menghilangkan kompetisi sehat dan memicu eksploitasi.

    Sri Mulyani menegaskan perekonomian suatu negara bergantung pada fondasi hukum yang kuat dan pemerintahan yang stabil. Tanpa itu, ekonomi akan rentan terhadap krisis. Ia mencontohkan perbedaan perkembangan ekonomi antara negara-negara di Amerika Utara, seperti AS dan Kanada, yang berkembang pesat, dengan negara-negara di Amerika Latin yang tertinggal, meski berada di wilayah yang sama.

    Ia juga merujuk pada buku How Nations Fail karya Acemoglu, yang menjelaskan perbedaan dalam sistem hukum dan tata kelola yang diterapkan berperan besar dalam menentukan hasil ekonomi suatu negara. Jika sistemnya eksploitatif, dominasi pihak kuat akan menghapuskan kompetisi sehat dan memicu eksploitasi.(*)

    Disclaimer:
    Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Moh. Alpin Pulungan

    Asisten Redaktur KabarBursa.com. Jurnalis yang telah berkecimpung di dunia media sejak 2020. Pengalamannya mencakup peliputan isu-isu politik di DPR RI, dinamika hukum dan kriminal di Polda Metro Jaya, hingga kebijakan ekonomi di berbagai instansi pemerintah. Pernah bekerja di sejumlah media nasional dan turut terlibat dalam liputan khusus Ada TNI di Program Makan Bergizi Gratis Prabowo Subianto di Desk Ekonomi Majalah Tempo.

    Lulusan Sarjana Hukum Universitas Pamulang. Memiliki minat mendalam pada isu Energi Baru Terbarukan dan aktif dalam diskusi komunitas saham Mikirduit. Selain itu, ia juga merupakan alumni Jurnalisme Sastrawi Yayasan Pantau (2022).