KABARBURSA.COM - Harga minyak melemah pada perdagangan Selasa, 30 September 2035. Hal ini dipengaruhi oleh sikap investor yang bersiap menghadapi surplus pasukan karena OPEC+ berencana menaikan produksi lebih besar. Selain itu, katalis juga datang dari kembali normalnya ekspor minyak dari wilayah Kurdistan Irak melalui Turki.
Mengutip Reuters, minyak mentah Brent berjangka untuk pengiriman November pada perdagangan Selasa, ditutup turun 95 sen, atau 1,4 persen menjadi USD67,02 per barel. Kontrak Desember yang lebih aktif ditutup pada USD66,03.
Sementara itu minyak mentah West Texas Intermediate AS ditutup sebesar USD62,37 per barel, atau menyusut USD1,08 setara dengan penurunan 1,7 persen.
Diketahui pada pada hari Senin, Brent dan WTI ditutup lebih dari 3 persen. Catatan ini merupakan penurunan harian tertajam sejak 1 Agustus.
Pada pertemuan Minggu depan, OPEC+ diperkirakan akan membahas percepatan peningkatan produksi pada November dari kenaikan 137.000 barel per hari yang dilakukan pada Oktober.
Hal tersebut dilakukan sebagai upaya mendapatkan kembali pangsa pasar, kata tiga sumber yang mengetahui pembicaraan tersebut.
Delapan anggota OPEC+ dikabarkan telah menyepakati peningkatan produksi pada bulan November yang sebesar 274.000-411.000 barel per hari, setara dua atau tiga kali lebih tinggi dari peningkatan pada bulan Oktober, menurut dua dari tiga sumber. OPEC+ memproduksi sekitar setengah dari minyak dunia.
Salah satu dari tiga sumber menyampaikan, peningkatan produksi bisa mencapai 500.000 barel per hari. Meski begitu,bOPEC dalam sebuah postingan di X membantah laporan media terkait rencana untuk meningkatkan produksi sebesar 500.000 barel per hari.
Analis StoneX, Alex Hodes mengatakan strategi (OPEC+) ini dapat secara signifikan menekan margin bagi produsen serpih AS yang berbiaya tinggi.
"Berpotensi memaksa mereka untuk mengurangi produksi pada tingkat rekor yang telah mereka pertahankan," katanya.
Di sisi lain, minyak mentah mengalir pada hari Sabtu melalui pipa dari wilayah semi-otonom Kurdistan di Irak utara ke Turki untuk pertama kalinya dalam dua setengah tahun. Hal ini terjadi setelah kesepakatan sementara memecahkan kebuntuan, kata kementerian perminyakan Irak.
"Harga minyak berada di bawah tekanan karena OPEC+ memutuskan untuk mengembalikan pasokan minyak tambahan ke pasar, bersamaan dengan dimulainya kembali ekspor Kurdi, sehingga pasokan tambahan membebani harga pasar," kata Andrew Lipow, presiden Lipow Oil Associates.