KABARBURSA.COM - Mata uang rupiah ditutup menguat 43 poin ke level Rp16.555 atas dolar AS pada perdanggangan Jumat, 3 Oktober 2025. Penguatan ini terjadi akibat beberapa sentimen, salah satunya dari penutupan pemerintahan Amerika Serikat (AS)
Analis mata uang, Ibrahim Assuabi mengatakan pasar sebagian besar mengabaikan kekhawatiran atas dampak langsung dari penutupan pemerintah AS, mengingat penutupan di masa lalu hanya berdampak terbatas pada pasar keuangan.
"Pasar lebih fokus pada data ketenagakerjaan swasta minggu ini, terutama karena data penggajian non-pertanian pemerintah untuk bulan September tampaknya tertunda akibat penutupan pemerintah," ujar dia dalam keterangannya.
Selain itu, kata Ibrahim, sejumlah data ketenagakerjaan swasta yang lemah minggu ini membuat investor sebagian besar fokus pada pemangkasan suku bunga oleh The Fed pada bulan Oktober, setelah pemangkasan sebesar 25 basis poin pada bulan September.
"Pasar memperkirakan peluang sebesar 99,3 persen bahwa The Fed akan memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin lagi dalam pertemuan akhir Oktober, menurut CME Fedwatch," ungkapnya.
Ibrahim menyebut, ekspektasi pemangkasan suku bunga di bulan Oktober meningkat karena data PHK Challenger menunjukkan bahwa bisnis-bisnis AS terus memangkas peran pada bulan September, meskipun dengan laju yang lebih lambat dibandingkan bulan sebelumnya.
Ibrahim bilang, data penggajian ADP menunjukkan penurunan tajam pada bulan September. Kedua data tersebut menjadi jauh lebih fokus daripada biasanya karena penundaan data penggajian non-pertanian resmi, yang dijadwalkan pada hari Jumat.
"The Fed telah mengutip meningkatnya risiko pasar tenaga kerja sebagai motivator utama pemangkasan suku bunga di bulan September. Tetapi beberapa pejabat mengemukakan beberapa keraguan mengenai apakah bank sentral perlu memangkas suku bunga lebih lanjut, terutama di tengah inflasi AS yang tinggi," pungkasnya.