Logo
>

Pasar Saham Eropa Melejit, Asia Tertekan Oleh Sentimen Negatif

Ditulis oleh Yunila Wati
Pasar Saham Eropa Melejit, Asia Tertekan Oleh Sentimen Negatif

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Pasar saham global menunjukkan dinamika yang beragam pada perdagangan Kamis, 21 November 2024 waktu setempat atau Jumat, 22 November 2024 dinihari WIB, dengan bursa Eropa mencatatkan penguatan signifikan sementara pasar saham Asia tertekan oleh sentimen negatif.

    Pasar saham Eropa mengakhiri sesi perdagangan Kamis dengan penuh optimisme.

    Indeks Stoxx 600, yang mencakup saham-saham utama di kawasan Eropa, naik 0,47 persen menjadi 502,54, menghentikan tren penurunan selama empat hari berturut-turut.

    Sektor asuransi menjadi pendorong utama, mencatat kenaikan 1,64 persen, sementara sektor telekomunikasi melemah tipis 0,37 persen.

    Indeks utama lainnya di Eropa juga menunjukkan tren positif:

    • FTSE 100 Inggris naik 0,79 persen menjadi 8.149,27,
    • DAX Jerman menguat 0,75 persen ke 19.146,17,
    • CAC 40 Prancis bertambah 0,2 persen ke 7.213,32.

    Indeks regional lainnya, seperti AEX Belanda (+0,88 persen), FTSE MIB Italia (+0,2 persen), dan BEL 20 Belgia (+0,52 persen) turut menguat. Namun, OMXC 25 Denmark menjadi satu-satunya indeks yang melemah, turun 0,79 persen ke 1.812,51.

    Kenaikan ini dipandang sebagai angin segar bagi investor, meskipun volatilitas pasar tetap menjadi tantangan besar.

    "Kenaikan ini menjadi sinyal positif bagi investor, tetapi volatilitas pasar tetap menjadi tantangan besar," ujar Mark Delaney, analis pasar.

    Di sektor individual, saham JD Sports anjlok hingga 15,5 persen setelah perusahaan memperingatkan bahwa laba tahunannya akan berada di batas bawah panduan akibat lemahnya konsumsi pada Oktober.

    Sebaliknya, laporan kinerja Nvidia yang mencatat pendapatan melonjak 94 persen secara tahunan menjadi USD35,98 miliar, turut mempengaruhi optimisme global.

    Bursa Asia: Tekanan Sentimen Membayangi

    Sementara itu, bursa Asia justru mengalami tekanan signifikan. Kinerja positif Nvidia gagal mengangkat sentimen, bahkan sektor teknologi menjadi yang paling terpukul.

    Di India, saham Grup Adani merosot tajam setelah Gautam Adani, pemilik perusahaan, menghadapi tuduhan skandal suap di pengadilan New York.

    Saham Adani Enterprises anjlok 19 persen, diikuti Adani Green Energy (-18,09 persen), Adani Power (-10,5 persen), Adani Ports (-15 persen), dan Adani Wilmar (-10 persen).

    "Kasus Adani membuat kepercayaan pasar anjlok. Investor menjadi sangat berhati-hati," ujar seorang analis.

    Di Jepang, Nikkei 225 melemah 0,85 persen ke 38.026,17, sedangkan TOPIX turun 0,54 persen ke 2.682,81. Saham Advantest, yang merupakan mitra Nvidia, juga melemah 1,6 persen.

    Korea Selatan menghadapi tekanan serupa, dengan Kospi turun 0,07 persen ke 2.480,63 dan Kosdaq melemah 0,33 persen ke 680,67. Saham SK Hynix turun 1,06 persen, meskipun Samsung Electronics mencatat kenaikan 1,99 persen.

    Di Hong Kong, Hang Seng Index turun 0,32 persen, sementara indeks S&P/ASX 200 Australia hanya turun tipis 0,04 persen. Di Tiongkok, pasar lebih stabil, dengan indeks CSI 300 mencatat kenaikan kecil 0,09 persen.

    Kinerja pasar saham global mencerminkan kondisi yang terpolarisasi. Bursa Eropa mendapat dorongan dari optimisme ekonomi dan kinerja saham asuransi, sementara pasar Asia tertekan oleh sentimen negatif, termasuk kasus Grup Adani dan kinerja Nvidia yang dinilai melambat.

    Dinamika ini menyoroti tantangan besar yang dihadapi investor dalam mengantisipasi ketidakpastian ekonomi global.

    Pada sesi perdagangan kemarin, Bursa Asia juga melemah setelah Nvidia mengecewakan investor dengan proyeksi pendapatan yang lebih rendah dari ekspektasi.

    Dilansir dari Reuters, Saham Nvidia, yang sebelumnya diproyeksikan mencetak pertumbuhan pendapatan luar biasa, anjlok setelah mencatat pertumbuhan pendapatan terendah dalam tujuh kuartal. Nasdaq futures turun 0,47 persen, sedangkan S&P 500 futures melemah 0,3 persen.

    Indeks MSCI untuk saham Asia Pasifik di luar Jepang turun 0,23 persen, dengan saham Taiwan yang berbasis teknologi melemah 0,5 persen. Nikkei Jepang merosot 0,7 persen.

    Kepala Riset K2 Asset Management di Melbourne, George Boubouras, menyebut reaksi pasar terhadap laporan pendapatan Nvidia dipengaruhi oleh ekspektasi tinggi pasar.

    “Meskipun mereka menunjukkan pertumbuhan pendapatan yang impresif, pasar tampaknya menginginkan lebih,” jelasnya.

    Kepala Strategi Investasi Saxo, Charu Chanana, menilai pendapatan Nvidia menjadi indikasi momentum AI yang terus berlanjut, meski kendala pasokan menjadi tantangan utama dibandingkan permintaan.

    “Tren struktural AI diperkirakan akan terus menjadi pendorong utama ekuitas tahun depan,” ujarnya.

    Saham China dibuka sedikit lebih rendah, sementara indeks Hang Seng Hong Kong turun 0,22 persen. Pasar Hong Kong tetap dalam kondisi sideways meskipun beberapa dana global mulai mengikuti aliran dana domestik ke segmen pasar yang terlindung dari tarif.

    Di tempat lain, perhatian investor juga tertuju pada Adani Group di India. Konglomerat ini tengah menghadapi tekanan setelah jaksa AS mengumumkan Gautam Adani, ketua grup, didakwa di New York atas dugaan skema suap dan penipuan bernilai miliaran dolar. Harga obligasi dolar perusahaan Adani jatuh tajam pada awal perdagangan Asia Kamis pagi.(*)

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Yunila Wati

    Telah berkarier sebagai jurnalis sejak 2002 dan telah aktif menulis tentang politik, olahraga, hiburan, serta makro ekonomi. Berkarier lebih dari satu dekade di dunia jurnalistik dengan beragam media, mulai dari media umum hingga media yang mengkhususkan pada sektor perempuan, keluarga dan anak.

    Saat ini, sudah lebih dari 1000 naskah ditulis mengenai saham, emiten, dan ekonomi makro lainnya.

    Tercatat pula sebagai Wartawan Utama sejak 2022, melalui Uji Kompetensi Wartawan yang diinisiasi oleh Persatuan Wartawan Indonesia (PWI), dengan nomor 914-PWI/WU/DP/XII/2022/08/06/79