Logo
>

Pejabat The Fed: Pemangkasan Suku Bunga Perlu Konsisten

Ditulis oleh Syahrianto
Pejabat The Fed: Pemangkasan Suku Bunga Perlu Konsisten

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Gubernur Federal Reserve (The Fed) Philadelphia, Patrick Harker, menyatakan bahwa sudah saatnya bagi bank sentral Amerika Serikat (AS) untuk mulai memangkas suku bunga acuan. Ia menekankan bahwa proses penurunan harus dilakukan secara "metodis."

    Dalam wawancara dengan BloombergTelevision pada Jumat, 23 Agustus 2024, di tengah simposium tahunan The Fed di Jackson Hole, Wyoming, Harker menjelaskan bahwa ini adalah waktu yang tepat untuk memulai pengurangan suku bunga, seperti yang juga disarankan oleh Gubernur Jerome Powell yang membuka acara tersebut dengan pernyataan bahwa sudah saatnya kebijakan disesuaikan.

    Meskipun Harker tidak memiliki suara dalam keputusan kebijakan tahun ini, ia menyampaikan pandangannya bahwa penurunan suku bunga harus dilakukan dengan hati-hati dan berkelanjutan, dan tidak langsung dihentikan begitu dimulai.

    "Saya sangat menyukai istilah 'metodis'," kata Harker, mengulangi pernyataannya pada Kamis, 22 Agustus 2024. "Mulailah prosesnya dan lanjutkan dengan konsisten," tambahnya.

    Federal Reserve dijadwalkan mengadakan pertemuan pada 17-18 September mendatang, di mana diharapkan secara luas akan mengurangi suku bunga sebesar seperempat poin persentase. Namun, masih belum jelas seberapa cepat suku bunga akan turun setelah keputusan awal tersebut.

    Powell menjelaskan pada hari Jumat, 23 Agustus 2024, bahwa para pembuat kebijakan berada di jalur yang benar untuk memulai pengurangan suku bunga bulan depan, tetapi menahan diri untuk memberikan indikasi lebih lanjut tentang kecepatan pengurangan suku bunga selanjutnya, dengan keputusan yang akan bergantung pada data yang akan datang.

    Harker mengungkapkan bahwa ia tidak melihat risiko signifikan terkait kemungkinan lonjakan mendadak dalam tingkat pengangguran, dan menambahkan bahwa para pejabat tidak mengharapkan tingkat pengangguran melampaui 5 persen .

    Harker juga mencatat bahwa akhir dari siklus penurunan suku bunga, yaitu level yang tidak akan terlalu merangsang atau memperlambat pertumbuhan ekonomi, bisa berada di sekitar 3 persen.

    Risalah Jerome Powell

    Ketua The Fed, Jerome Powell, mengungkapkan bahwa “waktunya telah tiba” bagi bank sentral Amerika Serikat (AS) untuk menurunkan suku bunga. Hal ini disebabkan oleh meningkatnya risiko di pasar tenaga kerja dan inflasi yang semakin mendekati target 2 persen, memberikan sinyal jelas bahwa kebijakan pelonggaran moneter akan segera diimplementasikan.

    “Dengan risiko inflasi yang tinggi semakin berkurang dan meningkatnya risiko terhadap lapangan kerja, saatnya untuk menyesuaikan kebijakan,” ujar Powell dalam pidato pentingnya pada konferensi ekonomi tahunan Federal Reserve Kansas City di Jackson Hole, Wyoming, Jumat, 23 Agustus 2024.

    “Perubahan kebijakan sudah di depan mata. Keputusan terkait waktu dan besaran penurunan suku bunga akan bergantung pada data yang masuk, perkembangan prospek, dan keseimbangan risiko yang ada,” sambung Powell.

    Menekankan dua mandat yang diberikan Kongres kepada The Fed, Powell menyatakan bahwa keyakinannya semakin kuat bahwa inflasi bergerak secara berkelanjutan menuju target 2 persen, setelah sebelumnya sempat mencapai sekitar 7 persen selama pandemi COVID-19, sementara tingkat pengangguran juga meningkat.

    Powell juga menjelaskan bahwa kenaikan hampir satu persen dalam tingkat pengangguran selama setahun terakhir ini sebagian besar disebabkan oleh peningkatan pasokan tenaga kerja dan perlambatan dalam perekrutan, bukan karena lonjakan PHK. Meski begitu, ia menekankan bahwa The Fed berusaha mencegah penurunan lebih lanjut di pasar tenaga kerja—mengindikasikan bahwa fokus untuk “mengorbankan” pasar tenaga kerja demi mengendalikan inflasi kini sudah tidak relevan lagi.

    “Sebelum kejadian ini, sebagian besar orang Amerika yang hidup saat ini tidak merasakan dampak buruk dari inflasi yang tinggi dalam jangka waktu yang lama. Inflasi menimbulkan kesulitan besar, terutama bagi mereka yang paling tidak mampu memenuhi kebutuhan pokok seperti makanan, perumahan, dan transportasi yang biayanya lebih tinggi,” jelas Powell.

    “Inflasi yang tinggi memicu stres dan rasa ketidakadilan yang masih melekat hingga saat ini,” imbuhnya.

    Dengan tingkat pengangguran saat ini berada di sekitar 4,3 persen, Powell menilai angka ini konsisten dengan stabilitas inflasi dalam jangka panjang.

    “Kami tidak mengharapkan atau menginginkan pelemahan lebih lanjut dalam kondisi pasar tenaga kerja,” kata Powell.

    “Kami akan melakukan segala yang bisa dilakukan untuk mendukung pasar tenaga kerja yang kuat sambil tetap bergerak menuju stabilitas harga. Dengan penyesuaian kebijakan yang tepat, ada alasan kuat untuk percaya bahwa ekonomi dapat kembali ke target inflasi 2 persen tanpa harus mengorbankan pasar tenaga kerja yang solid,” jelasnya, menambahkan. (*)

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Syahrianto

    Jurnalis ekonomi yang telah berkarier sejak 2019 dan memperoleh sertifikasi Wartawan Muda dari Dewan Pers pada 2021. Sejak 2024, mulai memfokuskan diri sebagai jurnalis pasar modal.

    Saat ini, bertanggung jawab atas rubrik "Market Hari Ini" di Kabarbursa.com, menyajikan laporan terkini, analisis berbasis data, serta insight tentang pergerakan pasar saham di Indonesia.

    Dengan lebih dari satu tahun secara khusus meliput dan menganalisis isu-isu pasar modal, secara konsisten menghasilkan tulisan premium (premium content) yang menawarkan perspektif kedua (second opinion) strategis bagi investor.

    Sebagai seorang jurnalis yang berkomitmen pada akurasi, transparansi, dan kualitas informasi, saya terus mengedepankan standar tinggi dalam jurnalisme ekonomi dan pasar modal.