KABARBURSA.COM - Keputusan Federal Reserve AS untuk memangkas suku bunga sebesar setengah persen menjelang pemilihan presiden AS 2024 memang memiliki dampak psikologis yang signifikan bagi konsumen, tetapi efek ekonomi langsungnya diperkirakan terbatas.
Meskipun pemotongan suku bunga ini dapat menurunkan suku bunga pinjaman dan memberi konsumen lebih banyak uang untuk dibelanjakan, waktu yang dibutuhkan agar dampak tersebut terasa tidak memadai mengingat pemilihan sudah dekat. Seperti dikutip di Jakarta, Jumatb 20 September 2024.
Dalam pemilihan yang ketat antara Wakil Presiden Demokrat Kamala Harris dan mantan presiden dari Partai Republik Donald Trump, perbaikan kecil dalam sentimen konsumen dapat menguntungkan Harris di margin. Namun, sebagaimana disampaikan para analis seperti Nancy Vanden Houten dari Oxford Economics, dampaknya terhadap ekonomi secara keseluruhan sebelum pemilihan mungkin kecil.
Meskipun pemotongan suku bunga sering kali dianggap sebagai langkah positif untuk mendorong pertumbuhan ekonomi, para ekonom, seperti Diane Swonk dari KPMG, mencatat bahwa kebijakan moneter membutuhkan waktu untuk memengaruhi perekonomian. Swonk juga menegaskan bahwa meskipun dampaknya mungkin tidak terasa sebelum pemilihan, langkah ini tetap menjadi topik diskusi di kalangan politik.
Gregory Daco dari EY menambahkan bahwa dampak suku bunga terhadap pemilih mungkin kecil, karena sebagian besar masyarakat lebih peduli pada masalah konkret seperti upah, harga kebutuhan pokok, dan peluang kerja, daripada perubahan teknis dalam kebijakan moneter. Suku bunga mungkin hanya berdampak marginal pada keputusan pemilih, terutama dalam konteks pemilu yang sangat kompetitif.
Penurunan Suku Bunga
Bank Sentral Amerika Serikat (AS) memulai rangkaian penurunan suku bunga dengan pengurangan setengah persen, lebih besar dari biasanya, pada Rabu, 18 September 2024, waktu setempat atau Kamis, 19 September 2024 waktu Indonesia. Ketua Federal Reserve Jerome Powell menegaskan langkah ini untuk menjaga tingkat pengangguran tetap rendah setelah inflasi mulai mereda.
“Kami memulai dengan baik dan saya sangat senang dengan langkah ini,” ujar Powell dalam konferensi pers setelah The Fed menurunkan suku bunga acuan menjadi kisaran 4,75 hingga 5 persen, dikutip dari Reuters, Kamis, 19 September 2024. “Alasan ini jelas baik dari sudut pandang ekonomi maupun manajemen risiko,” tambah Powell
Langkah ini mencerminkan penyesuaian ulang atau recalibration untuk menyesuaikan dengan penurunan inflasi yang tajam sejak tahun lalu. Meski ekonomi masih kuat, bank sentral ingin mencegah pelemahan di pasar kerja. Analis menilai Powell ingin menghindari pengorbanan tingkat pengangguran yang lebih tinggi demi mencapai target inflasi dua persen.
“Soft landing sudah dalam jangkauan, yang akan memastikan legacy Powell sebagai Ketua Fed,” ujar Kepala Ekonom KPMG, Diane Swonk.
Selain pengurangan setengah persen, The Fed memproyeksikan suku bunga acuan akan turun lagi setengah persen tahun ini, satu persen tahun depan, dan setengah persen pada 2026. Namun, Powell mengingatkan proyeksi jangka panjang ini masih penuh ketidakpastian.
Keputusan ini menunjukkan pergeseran signifikan dalam kebijakan moneter AS dan mengakui kenyamanan The Fed dengan inflasi yang terus mendekati target. Meski hanya terpaut sekitar setengah persen dari target, keputusan ini menandai langkah penting bagi bank sentral.
Langkah ini dilakukan hanya sekitar tujuh minggu sebelum pemilihan presiden di AS. Penurunan suku bunga ini pun ditanggapi dengan tenang dari para kandidat presiden negeri Paman Sam. Calon presiden dari Demokrat, Kamala Harris, menyebut pemotongan suku bunga ini sebagai kabar baik bagi masyarakat Amerika. Sementara Donald Trump, kandidat dari Partai Republik, menilai ukuran pemotongan ini mengindikasikan masalah ekonomi yang serius.
Powell menekankan ekonomi masih kuat, dengan indikator pasar tenaga kerja seperti klaim pengangguran dan tingkat pengangguran 4,2 persen tidak berada pada level yang mengkhawatirkan. Namun, ia mengakui perubahan kebijakan moneter memerlukan waktu untuk berdampak. Powell menekankan pentingnya mendukung pasar tenaga kerja saat masih kuat, sebelum muncul tanda-tanda pelemahan.
Memulai Aksi dengan Pergerakan Besar
The Fed telah mempertahankan suku bunga acuan di kisaran 5,25 persen hingga 5,50 persen sejak Juli lalu, setelah mengakhiri kampanye kenaikan suku bunga selama 18 bulan yang dimaksudkan untuk mengendalikan lonjakan inflasi. Tahun 2022, inflasi melonjak ke level tertinggi dalam 40 tahun.
Powell tidak menyatakan kemenangan atas upaya ini, tetapi dia mengatakan inflasi kini mendekati target 2 persen The Fed. Kondisi tenaga kerja juga konsisten dengan tujuan bank sentral mencapai pekerjaan maksimal.
Setelah pernyataan dan pembaruan proyeksi ekonomi triwulanan dirilis, pasar saham AS awalnya menguat, sebelum berbalik arah dan ditutup lebih rendah pada hari ini. Dolar AS sedikit menguat terhadap sekeranjang mata uang, sementara imbal hasil obligasi AS naik.
Pedagang suku bunga berjangka memperkirakan penurunan suku bunga lebih banyak dari yang diproyeksikan oleh The Fed, dengan suku bunga kebijakan diperkirakan berada di kisaran 4,00 persen hingga 4,25 persen pada akhir tahun ini.
“The Fed mengakhiri jeda dengan langkah besar. Ini sinyal kuat bahwa mereka menurunkan suku bunga sebesar 50 basis poin dan mengharapkan penurunan 50 basis poin lagi tahun ini. Ini cukup kontroversial,” kata kepala ekonom di Annex Wealth Management, Brian Jacobsen.
Saat ini, inflasi berdasarkan ukuran preferensi The Fed berada sekitar setengah poin persentase di atas level 2 persen. Proyeksi ekonomi terbaru menunjukkan tingkat kenaikan tahunan indeks harga pengeluaran konsumsi pribadi akan turun menjadi 2,3 persen pada akhir tahun ini dan 2,1 persen pada akhir 2025.
Tingkat pengangguran diperkirakan akan berakhir tahun ini pada 4,4 persen dan tetap di level tersebut hingga 2025. Pertumbuhan ekonomi diproyeksikan mencapai 2,1 persen hingga 2024 dan 2 persen tahun depan, sama seperti proyeksi yang dikeluarkan pada Juni 2024 lalu.(*)
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.