Logo
>

Pembukaan Blokir Berpotensi Kerek Defisit APBN

Pemerintah memiliki peluang besar untuk mempercepat proyek padat karya

Ditulis oleh Ayyubi Kholid
Pembukaan Blokir Berpotensi Kerek Defisit APBN
Ilustrasi proyek infrastruktur. Foto: dok KabarBursa.com

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Pembukaan blokir anggaran dinilai memiliki potensi untuk meningkatkan defisit APBN. 

    Dosen Ekonomi Universitas Andalas, Syafruddin Karimi melihat dalam jangka pendek, pembukaan blokir anggaran berpotensi memperbesar defisit APBN karena lonjakan belanja tidak langsung diimbangi peningkatan penerimaan. 
     

    “Namun, jika belanja tersebut berhasil mendorong pertumbuhan ekonomi dan memperkuat kapasitas produksi nasional, maka dalam jangka panjang rasio utang terhadap PDB bisa turun,” kata dia kepada Kabar Bursa, Senin 19 Mei 2025.

    Untuk diketahui, defisit APBN per Maret 2025 mencapai Rp 104,2 triliun per akhir Maret 2025, atau setara 0,43 persen dari produk domestik bruto (PDB).

    Angka itu sudah sekitar 16,9% persen dari target defisit anggaran pendapatan dan belanja negara pada 2025 yang senilai Rp 616,2 triliun atau setara 2,53 persen dari PDB.

    Untuk itu, dia mengatakan pemerintah harus memastikan bahwa belanja diarahkan ke sektor produktif, bukan belanja rutin birokrasi.

    Pasalnya, bila anggaran digunakan untuk membiayai proyek bernilai tambah, maka pembiayaan utang akan menjadi investasi jangka panjang.

    “Strategi ini membutuhkan disiplin fiskal, konsistensi kebijakan, dan keberanian mengeksekusi program dengan target yang jelas dan terukur,” kata dia.

    Kendati demikian, peningkatan belanja K/L yang signifikan dalam waktu singkat menurut Syafruddin bisa mendorong pertumbuhan ekonomi jika diarahkan dengan benar.

    Dia mengatakan pemerintah memiliki peluang besar untuk mempercepat proyek padat karya, memperkuat perlindungan sosial, dan mendorong konsumsi domestik.

    “Akselerasi ini bisa menahan dampak tekanan global terhadap ekonomi nasional,” terangnya.

    Namun, jika belanja tidak dikelola dengan hati-hati, risiko inflasi dan pelebaran defisit bisa muncul.

    Pemerintah harus memastikan kesiapan proyek, pasokan barang, dan kapasitas pelaksanaan agar dampak fiskal tetap terkendali.

    “Dengan pengawasan ketat dan belanja yang produktif, stimulus ini bisa memperkuat daya tahan ekonomi tanpa menciptakan gejolak baru,” ungkap dia.(*)

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Ayyubi Kholid

    Bergabung di Kabar Bursa sejak 2024, sering menulis pemberitaan mengenai isu-isu ekonomi.