KABARBURSA.COM - Pemerintah melalui Kemenko Perekonomian menyampaikan tengah memproses penetapan Rancangan Peraturan Presiden (RPerpres) tentang Penguatan Logistik Nasional. Rencana ini bertujuan untuk membangun sistem logistik yang lebih efektif, efisien, dan berdaya saing global.
Menteri Koordinator Perekonomian, Airlangga Hartato mengatakan strategi penguatan logistik nasional tersebut dirancang secara komprehensif dan mencakup tiga strategi.
"Yaitu pengembangan konektivitas infrastruktur, digitalisasi dan integrasi layanan, serta peningkatan kapasitas SDM dan penyedia jasa logistik. Strategi ini dituangkan dalam berbagai program lintas Kementerian/Lembaga,” ujar ujar dia dalam keterangannya, Kamis, 13 November 2025.
Perlu diketahui, efektivitas dan efisiensi dalam sektor logistik merupakan tantangan krusial bagi pembangunan ekonomi nasional. Pada tahun 2022, biaya logistik Indonesia mencapai 14,29 persen dari total PDB.
Sementara itu, di tingkat internasional, Indonesia menempati posisi ke-63 dari 139 negara dalam Logistics Performance Index (LPI) tahun 2023 yang dirilis oleh World Bank.
Kondisi ini tidak hanya berdampak pada perekonomian domestik, tetapi juga turut mendorong peningkatan biaya logistik ekspor, yang akan melemahkan daya saing di pasar global.
Airlangga pun mengajak seluruh pemangku kepentingan untuk menjadi bagian dari transformasi besar ini dan menegaskan bahwa Pemerintah tidak bisa berjalan sendiri, melainkan membutuhkan dukungan baik inovasi dari sektor swasta, kolaborasi mitra global, serta masukan dari para profesional.
“Mari kita jadikan momentum ini sebagai titik balik. Dengan semangat gotong royong dan inovasi, kita wujudkan logistik nasional yang mampu mendukung pertumbuhan ekonomi, memperkuat ekspor, dan membuka akses yang lebih luas,” terangnya.
Adapyn, perekonomian Indonesi mencatat pertumbuhan sebesar 5,04 persen year on year (yoy) pada kuartal III 2025, yang ditopang oleh sektor industri pengolahan, pertanian, perdagangan, konstruksi, dan pertambangan.
Pertumbuhan ini diklaim menjadi sinyal positif bagi keberlanjutan ekonomi nasional, di mana sektor logistik memiliki peran penting dalam menjaga momentum pertumbuhan.
Selain itu, lapangan usaha transportasi dan pergudangan tercatat tumbuh sebesar 8,62 persen pada kuartal III-2025. Lebih tinggi dari triwulan sebelumnya yang sebesar 8,52 persen, dan berada di atas pertumbuhan ekonomi nasional.
Kelompok ini juga tercatat menjadi kontributor keenam terbesar terhadap pertumbuhan ekonomi pada sembilan bulan pertama 2025 sebesar 6,1 persen.
“Supply Chain Indonesia memproyeksikan bahwa hingga akhir 2025, sektor transportasi dan pergudangan akan menyumbang sekitar Rp1.500 triliun terhadap PDB Nasional. Angka ini naik menjadi sekitar 9 persen, dari sebelumnya 8,69 persen pada tahun 2024,” pungkas Airlangga.(*)