Logo
>

Pemerintah Siapkan Rp130 Triliun untuk Program Perumahan

Meski nominalnya tergolong besar, secara proporsional dana ini hanya menyumbang sekitar 3,3 persen dari total pinjaman gabungan lima bank tersebut.

Ditulis oleh Yunila Wati
Pemerintah Siapkan Rp130 Triliun untuk Program Perumahan
Ilustrasi: Deretan rumah yang sedang dalam masa pengerjaan. (Foto: KabarBursa/Abbas Sandji)

KABARBURSA.COM - Pemerintah terus mendorong percepatan penyediaan hunian layak melalui suntikan dana jumbo yang disalurkan lewat bank-bank milik negara. 

Melalui Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara), sebanyak Rp130 triliun akan digelontorkan hingga akhir 2025 untuk mendukung program perumahan nasional. Dana tersebut akan disalurkan melalui lima bank BUMN sebagai bagian dari strategi pendanaan jangka menengah pemerintah. 

Meski nominalnya tergolong besar, secara proporsional dana ini hanya menyumbang sekitar 3,3 persen dari total pinjaman gabungan lima bank tersebut. Artinya, secara fundamental tidak akan membebani kinerja perbankan secara signifikan, namun cukup strategis untuk menyokong pertumbuhan sektor properti yang beberapa tahun terakhir belum sepenuhnya pulih.

Pendanaan ini diposisikan sebagai salah satu motor pendorong pembukaan akses rumah, khususnya bagi kelompok masyarakat berpenghasilan rendah dan menengah. Pemerintah berharap suntikan likuiditas ini bisa mencairkan hambatan pembiayaan perumahan yang selama ini menjadi salah satu penyebab tingginya backlog rumah di Indonesia.

Pendanaan Alternatif: Pemerintah Kejar KPBU

Namun inisiatif ini tidak berhenti sampai di situ. Di luar jalur perbankan, pemerintah juga tengah menggencarkan skema pendanaan alternatif melalui pola Kerja Sama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU) serta pembiayaan berkelanjutan. 

Targetnya? Menggali dana investasi tambahan hingga Rp185 triliun untuk mendukung pengembangan proyek perumahan urban.

Pendekatan ini menjadi sinyal bahwa pemerintah mulai lebih luwes dalam membangun ekosistem pembiayaan perumahan. Alih-alih bergantung hanya pada APBN, pemerintah aktif menjaring investor swasta dan institusi keuangan untuk terlibat dalam proyek-proyek hunian yang berdampak luas.

Kombinasi skema pendanaan bank dan investasi nonkonvensional ini dipandang sebagai langkah maju, terutama untuk menjawab tantangan kompleks perumahan perkotaan, yang bukan hanya soal ketersediaan unit, tapi juga menyangkut tata ruang, konektivitas, dan daya dukung lingkungan.

Di tengah perlambatan global dan tekanan fiskal yang makin ketat, langkah ini menunjukkan bahwa pemerintah masih punya ruang gerak dalam membangun sektor yang fundamental, yaitu perumahan. 

Jika strategi ini mampu berjalan mulus, dampaknya tidak hanya akan dirasakan oleh masyarakat yang kini kesulitan memiliki rumah, tapi juga bisa menjadi stimulus baru bagi sektor konstruksi dan industri penunjang lainnya.

Untuk saat ini, yang pasti, komitmen Rp130 triliun dari bank BUMN jadi sinyal kuat bahwa sektor perumahan kembali masuk radar prioritas pemerintah dan layak untuk diamati lebih dekat, baik oleh pelaku pasar maupun masyarakat luas.

Gencarkan Kembali Program Tiga Juta Rumah

Sehari sebelumnya, Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP), Maruarar Sirait, mengungkapkan bahwa Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara) saat ini tengah memproses pembiayaan besar-besaran untuk sektor perumahan. Angkanya tidak kecil, yaitu Rp130 triliun.

Dana jumbo itu, kata Maruarar, akan disalurkan melalui Himpunan Bank Milik Negara (Himbara), sebagai bagian dari program pembangunan tiga juta unit rumah yang menjadi prioritas utama pemerintah. 

"Kemarin disampaikan Pak Rosan (CEO Danantara), dari KUR untuk perumahan Rp130 triliun," ujar Maruarar kepada wartawan di Jakarta, Selasa, 17 Juni 2025.

Dalam kesempatan terpisah, CEO Danantara Rosan Roeslani, menyampaikan bahwa program perumahan memang menjadi bagian dari prioritas Presiden Prabowo Subianto. Dalam menjalankan mandat itu, Danantara sudah membuka komunikasi intensif dengan Himbara untuk memastikan pembiayaan bisa berjalan sesuai dengan regulasi yang berlaku.

Menurut Rosan, sektor perbankan menyambut baik inisiatif ini karena memiliki struktur jaminan yang jelas, yakni rumah-rumah yang dibangun melalui pembiayaan tersebut. 

"Saya yakin dampaknya sangat positif. Bukan hanya untuk perekonomian Indonesia, tapi juga bagi rakyat yang akan sangat terbantu lewat program rumah subsidi dari Kementerian PKP," ungkap Rosan.

Pernyataan itu disampaikan Rosan langsung kepada Maruarar saat keduanya melakukan kunjungan kerja ke Singapura, sehari sebelum acara di Jakarta. 

Dalam unggahan resmi akun Instagram @maruararsirait, momen itu terekam sebagai bagian dari agenda diplomasi pembangunan yang kini mulai bergerak lintas sektor dan lintas wilayah.

Langkah Danantara yang menggandeng perbankan nasional untuk mendanai program perumahan rakyat bisa dilihat sebagai terobosan penting. Tidak hanya mengurangi beban fiskal pemerintah, tetapi juga membuka ruang kolaborasi antara lembaga keuangan dan sektor publik dengan pendekatan yang saling menguatkan.(*)

Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

Gabung Sekarang

Jurnalis

Yunila Wati

Telah berkarier sebagai jurnalis sejak 2002 dan telah aktif menulis tentang politik, olahraga, hiburan, serta makro ekonomi. Berkarier lebih dari satu dekade di dunia jurnalistik dengan beragam media, mulai dari media umum hingga media yang mengkhususkan pada sektor perempuan, keluarga dan anak.

Saat ini, sudah lebih dari 1000 naskah ditulis mengenai saham, emiten, dan ekonomi makro lainnya.

Tercatat pula sebagai Wartawan Utama sejak 2022, melalui Uji Kompetensi Wartawan yang diinisiasi oleh Persatuan Wartawan Indonesia (PWI), dengan nomor 914-PWI/WU/DP/XII/2022/08/06/79