KABARBURSA.COM – Pergerakan dolar AS pada perdagangan Sabtu pagi WIB, 15 November 2025, memperlihatkan dinamika pasar yang masih mencari pijakan di tengah kabar ekonomi yang simpang-siur.
Di satu sisi, penguatan dolar terhadap euro menandakan bahwa pasar masih menilai AS sebagai aset relatif lebih aman dibandingkan Eropa. Namun di sisi lain, stagnasi terhadap yen menunjukkan bahwa pelaku pasar enggan mengambil posisi besar sebelum kejelasan data ekonomi tiba pekan depan.
Dolar menguat tipis 0,07 persen ke level 99,31, dengan euro melemah 0,12 persen ke USD1,1617. Penguatan kecil ini justru menandakan kondisi pasar yang belum solid. Para trader lebih memilih bertahan, menunggu arah kebijakan Federal Reserve yang hingga kini masih dipenuhi sinyal saling bertentangan.
Beberapa pejabat The Fed mendorong sikap hati-hati dan menahan euforia pemangkasan suku bunga. Namun pasar berjangka tetap memberikan peluang, meski hanya 41 persen, bahwa pemangkasan 25 basis poin bisa terjadi pada Desember.
Ketidakselarasan ini membuat pasar valuta bergerak dalam rentang terbatas dan mudah bereaksi terhadap komentar pejabat.
Kembalinya rilis data ekonomi AS pekan depan berpotensi mengubah peta besar valuta asing. Volatilitas yang menurun dalam beberapa pekan terakhir belum berarti pasar stabil. Justru sebaliknya, kondisi ini menunjukkan bahwa pasar berada dalam mode “low conviction”.
Setiap kejutan data, baik itu PDB, inflasi, maupun belanja konsumen, bisa langsung menggerakkan dolar jauh lebih agresif dibandingkan kondisi normal. Bank of America menyebut penyempitan volatilitas perbedaan suku bunga ini sebagai faktor utama turunnya volatilitas FX.
Namun ketika rilis data kembali berjalan dan bank-bank sentral besar seperti BoE dan BoJ menghadapi ketidakpastian kebijakan, volatilitas itu hampir pasti akan kembali melebar.
Kebijakan Pemerintah Inggris Tekan Pergerakan Poundsterling
Kinerja poundsterling menjadi gambaran paling jelas bahwa sentimen pasar sensitif terhadap perubahan kebijakan. Mata uang Inggris anjlok setelah laporan media menyebut Perdana Menteri Keir Starmer dan Menteri Keuangan Rachel Reeves membatalkan rencana kenaikan pajak penghasilan.
Pound jatuh 0,24 persen ke USD1,3158, sementara euro menguat ke level tertinggi terhadap pound sejak April 2023. Pasar menilai langkah pemerintah Inggris bukan hanya soal pajak, melainkan sinyal ketidakpastian fiskal yang bisa berdampak pada kredibilitas kebijakan jangka pendek.
Terhadap yen, dolar justru sedikit melemah ke 154,52. Ini memperlihatkan bahwa yen tetap menjadi aset safe haven yang dicari ketika volatilitas meningkat, meskipun Jepang sendiri sedang berada di persimpangan kebijakan moneter.
Bank of Japan masih mempertahankan pendekatan ultra-longgar dan pasar mulai bertanya seberapa lama kebijakan itu bisa dipertahankan jika inflasi Jepang tidak lagi serendah sebelumnya. Ketidakpastian ini menahan pergerakan yen dalam rentang sempit.
Di Swiss, dolar menguat 0,15 persen melawan franc ke level 0,794. Penguatan ini terjadi setelah sebelumnya dolar jatuh ke posisi terendah satu bulan ketika investor memburu aset aman.
Pengumuman pemerintah Swiss bahwa AS akan memangkas tarif atas barang Swiss dari 39 persen menjadi 15 persen menambah sentimen positif dan memperkuat franc di sisi perdagangan.
Bitcoin Jatuh ke Level USD95.433
Di luar pasar valas, sentimen risiko juga terganggu oleh penurunan bitcoin yang jatuh 3,41 persen ke USD95.433, level terendah sejak Mei. Kejatuhan ini memperlihatkan bahwa aset berisiko masih berada di bawah tekanan seiring ketidakpastian arah kebijakan moneter global dan hilangnya likuiditas spekulatif.
Secara keseluruhan, performa dolar mencerminkan pasar yang berada di fase tunggu-menunggu. Penguatan terhadap euro lebih menggambarkan kelemahan Eropa ketimbang kekuatan AS, sementara stagnasi terhadap yen dan pergeseran poundsterling menunjukkan betapa rapuhnya sentimen global.
Dengan rilis data ekonomi AS yang kembali aktif minggu depan, pasar valuta asing kemungkinan akan memasuki babak volatilitas baru, di mana setiap angka inflasi atau revisi pertumbuhan bisa menggoyang mata uang dunia dalam hitungan menit.(*)