KABARBURSA.COM - Pengamat Ekonomi, Mata Uang, dan Komoditas, Ibrahim Assuabi menilai stabilitas makro Indonesia pada 2025 merupakan hasil disiplin fiskal pemerintahan Presiden Prabowo Subianto.
“Pemerintah Indonesia di bawah Presiden Prabowo dipandang menjadikan disiplin fiskal dan stabilitas makro sebagai fondasi utama penguatan ekonomi 2025,” ujarnya dalam keterangannya Jumat 14 November 2025
Ia menilai kebijakan ini membuat Indonesia menjadi salah satu kekuatan ekonomi baru di Asia. “Arah kebijakan ekonomi Prabowo telah membawa Indonesia menjadi salah satu kekuatan baru di Asia,” kata Ibrahim.
Memasuki 2025, proyeksi pertumbuhan berada pada 5 persen –5,8 persen. Disiplin fiskal tetap menjadi penopang.
“Pemerintah menjaga defisit anggaran di sekitar 2,7 persen terhadap PDB, sementara rasio utang publik di bawah 40 persen,” jelas Ibrahim.
Ia juga menegaskan bahwa pemerintah fokus pada tiga aspek: stabilitas makro, tanggung jawab fiskal, dan kredibilitas pertumbuhan jangka panjang. “Ketiga variabel tadi menjadi fondasi yang memberi kepercayaan besar bagi para pelaku usaha dan investor internasional,” katanya.
Dari sisi moneter, inflasi inti diperkirakan berada pada 2,5 persen–3,2 persen, sejalan dengan kebijakan BI yang terukur.
Di pasar valuta asing, rupiah ditutup menguat 21 poin ke Rp16.707. Sebelumnya rupiah sempat menguat 25 poin.
Untuk perdagangan Senin, Ibrahim memperkirakan pergerakan fluktuatif.
“Rupiah fluktuatif namun ditutup melemah di rentang Rp16.700–Rp16.740,” ucapnya.