KABARBURSA.COM - Bank Sentral Korea Selatan (BOK) mengonfirmasi bahwa ekonomi negara itu mengalami penyusutan sebesar 0,2 persen pada kuartal kedua tahun ini, sesuai dengan proyeksi sebelumnya. Laju pertumbuhan yang melambat ini mendorong kebijakan untuk fokus pada pemulihan momentum ekonomi setelah inflasi mulai mereda.
Dalam laporan resmi yang dirilis Kamis 5 September 2024, BOK mencatat bahwa dari tahun ke tahun, ekonomi Korea Selatan tumbuh sebesar 2,3 persen, angka yang juga konsisten dengan perkiraan awal.
Pertumbuhan ini sejalan dengan proyeksi BOK yang memperkirakan ekonomi akan tumbuh 2,4 persen untuk sepanjang tahun 2024, meski sedikit lebih rendah dari proyeksi awal.
Meski proyeksi pertumbuhan tahunan mengalami sedikit koreksi, pencapaian kuartal pertama yang mencatat kenaikan 1,3 persen menunjukkan dampak positif dari pemulihan ekspor. Permintaan eksternal yang kuat, terutama untuk produk teknologi dan semikonduktor, menjadi pendorong utama, mengingat Korea Selatan adalah rumah bagi raksasa chip memori seperti Samsung Electronics Co. dan SK Hynix Inc.
Performa sektor teknologi ini menjadi kekuatan signifikan di tengah gelombang pengembangan kecerdasan buatan yang mendunia. Investasi fasilitas, ekspor, dan impor semua mengalami revisi naik dalam penilaian BOK terbaru, mencerminkan kinerja yang lebih baik daripada yang diperkirakan. Sebaliknya, pengeluaran pemerintah dan konstruksi mengalami penurunan dalam laporan terbaru.
Namun, masa depan ekspor, terutama chip, masih belum pasti. Keraguan ini tercermin dalam penurunan saham semikonduktor awal pekan ini. Risiko kredit di sektor konstruksi dan konsumsi domestik yang melemah juga menjadi perhatian para pembuat kebijakan.
Kekhawatiran lain datang dari kemungkinan perubahan kebijakan Federal Reserve AS akhir bulan ini, yang dapat berdampak pada kebijakan suku bunga BOK. Diperkirakan, bank sentral Korea Selatan akan mempertimbangkan pemangkasan suku bunga acuan pada Oktober atau November mendatang, menggeser fokus pada pemulihan ekonomi setelah inflasi mencapai target 2 persen pada Agustus lalu.
Meski siklus teknologi mungkin terus berlanjut, tantangan dari sektor lain kian meningkat. Analis dari Bank of America, Benson Wu dan Ting Him Ho, dalam catatan mereka menyebut bahwa kondisi keuangan yang ketat saat ini masih membebani konsumsi domestik. Mereka percaya bahwa BOK akan segera mengambil langkah untuk mengubah kebijakannya, terutama melihat tren disinflasi dan melonggarnya kondisi finansial eksternal.
Aktivitas pabrik di Korea Selatan meningkat pada bulan Mei pada laju tercepat dalam dua tahun terakhir karena pertumbuhan output dan pesanan yang lebih kuat berkat meningkatnya permintaan global, menurut sebuah survei sektor swasta.
Indeks manajer pembelian (PMI) untuk produsen di negara dengan ekonomi terbesar keempat di Asia, yang disusun oleh SP Global, naik menjadi 51,6 di bulan Mei, dari 49,4 di bulan April, berdasarkan penyesuaian musiman.
Angka tersebut merupakan angka tertinggi sejak Mei 2022, dan terjadi setelah dua bulan berturut-turut berada di bawah angka 50 yang memisahkan ekspansi dan kontraksi.
Produksi melonjak pada tingkat tercepat sejak Juli 2021, sementara pesanan baru meningkat terbesar sejak Februari 2022 berkat peluncuran produk baru, penjualan ekspor yang lebih kuat, dan minat konsumen domestik yang lebih besar, menurut survei.
Pesanan ekspor baru meningkat selama lima bulan berturut-turut, karena produsen mencatat pertumbuhan penjualan di berbagai pasar, mulai dari Eropa hingga Amerika Utara dan Selatan, serta negara-negara Asia seperti China, Jepang, dan Vietnam.
Ekspor Korea Selatan telah meningkat sejak bulan Oktober dan memberikan dorongan terbesar terhadap pertumbuhan ekonomi yang bergantung pada perdagangan pada kuartal pertama, yang merupakan pertumbuhan tercepat dalam lebih dari dua tahun.
“Sektor manufaktur Korea Selatan tampaknya mendapat angin kedua. Bukti kualitatif dari survei ini juga memberikan gambaran masa depan yang menjanjikan, dengan para panelis mengomentari peluncuran produk baru dalam waktu dekat yang memberikan mereka platform untuk ekspansi produksi yang berkelanjutan,” kata Joe Hayes, ekonom utama di SP Global Market Intelligence.
Untuk memenuhi permintaan yang kuat, produsen menaikkan pembelian mereka sebesar yang terbesar sejak April 2022. Namun pada sisi negatifnya, inflasi harga input merupakan yang tercepat dalam tujuh bulan terakhir di tengah pergerakan nilai tukar yang tidak menguntungkan dan kenaikan harga bahan mentah, seperti aluminium, nikel dan tembaga.
Optimisme produsen untuk tahun depan menurun pada bulan Mei, setelah mencapai level tertinggi dalam dua tahun pada bulan April, namun masih merupakan angka tertinggi kedua sejak Juni 2022.
Saat ini, Korea Selatan memperkirakan produk domestik bruto (PDB) pada kuartal II 24 akan melambat cukup tajam menjadi 0,1 persen quartal on quartal (qoq) dari pertumbuhan 1,3 persen pada kuartal sebelumnya. Alasan utama perlambatan ini adalah kontribusi positif yang lebih kecil dari ekspor neto dan kontraksi belanja swasta dan investasi.
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.