KABARBURSA.COM - PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) atau PGAS mengumumkan telah mendapatkan tambahan pasokan gas dari PetroChina International Jabung Ltd (PCJL) sebesar 4.651 BBTU dari Blok Jabung.
Tambahan pasokan gas tersebut akan dipergunakan untuk memenuhi kebutuhan pelanggan industri dan kelistrikan sesuai alokasi yang telah ditetapkan oleh pemerintah.
Direktur Komersial PGN, Ratih Esti Prihatini menyebut tambahan pasokan gas dari Blok Jabung esensial bagi PGN di tengah tantangan pasokan gas pipa saat ini.
"PGN juga tengah aktif mengupayakan sumber-sumber pasokan gas lainnya. Hal ini dilakukan demi keamanan energi dan keberlanjutan industri sebagai penopang pertumbuhan ekonomi Indonesia," ujar dia dalam keterbukaan informasi dikutip di Jakarta, Sabtu, 11 Januari 2025.
Sementara itu Presiden Direktur PCJL, Wang Lei menegaskan pihaknya berkomitmen untuk menyediakan pasokan gas yang stabil ke berbagai wilayah di Indonesia.
"Sebelumnya, Petrochina dan PGN telah melakukan bekerja sama untuk kebutuhan Jargas. Kami berharap, kerja sama ini dapat melanjutkan manfaat bagi seluruh pihak," ungkap dia.
Alokasikan Dua Kargo Per Tahun
Sebelumnya, PGN, telah menjalin kerja sama dengan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Papua Barat untuk memanfaatkan alokasi LNG (liquefied natural gas) milik PT Padoma Lirik Energy (PLE).
Ratih Esti Prihatini menjelaskan bahwa volume LNG yang akan dialokasikan sebesar ±20 Juta Standar Kaki Kubik per Hari atau Million Standard Cubic Feet per Day (MMSCFD) sehingga setara dengan dua kargo per tahun, berasal dari Kilang BP Tangguh, Papua Barat.
“PGN akan memanfaatkan alokasi LNG dari Tangguh untuk memenuhi kebutuhan pelanggan. Hal ini juga menjadi bagian dari upaya keberlanjutan PGN dalam mencari sumber pasokan alternatif, khususnya dari gas regasifikasi, di tengah tantangan pasokan gas pipa,” ungkapnya dalam keterangan resmi Kamis, 9 Januari 2025.
Pemanfaatan LNG Tangguh, ujar Ratih, dinilai dapat menjadi solusi terhadap tantangan ketersediaan gas pipa di sejumlah wilayah strategis. “Dengan meningkatnya permintaan, PGN terus menjalin koordinasi dengan para pemangku kepentingan untuk menemukan solusi terbaik yang mendukung ketahanan energi nasional dan upaya swasembada energi,” sambungnya.
Di sisi lain, menurut Erix Ayatanoi, yang mewakili Gubernur Papua Barat, sinergi ini bertujuan memastikan optimalisasi pemanfaatan alokasi LNG sekaligus mematuhi ketentuan pemerintah. “Inisiatif kerja sama ini dilakukan dalam rangka pemanfaatan alokasi gas yang telah ditetapkan oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM). Semoga prosesnya berjalan dengan baik dan memberikan manfaat bagi semua pihak,” jelas Erix.
Sementara itu, Direktur Utama PLE, T. Heriwansyah, turut menyampaikan harapannya terhadap kerja sama ini. “Pemanfaatan alokasi LNG oleh PGN merupakan harapan kami. Setelah ini, kami akan melanjutkan koordinasi dengan pemerintah,” ujarnya.
Ia melanjutkan, kerja sama ini menunjukkan komitmen bersama dalam memaksimalkan potensi energi domestik demi mendukung pembangunan berkelanjutan, terutama di kawasan timur Indonesia.
Langkah Wujudkan Target NZE 2060
Anak usaha PGN yakni PT PGN LNG Indonesia, resmi bergabung dalam pengembangan proyek gasifikasi di Papua Utara. Proyek ini bertujuan memperkuat rantai pasok gas melalui pembangunan infrastruktur LNG untuk mendukung pembangkit listrik di wilayah tersebut.
Berdasarkan keterbukaan informasi, proyek gasifikasi ini dirancang untuk mendukung operasional tujuh pembangkit listrik utama dengan total kapasitas 168 MW. Rata-rata pasokan gas yang dibutuhkan mencapai 20,83 BBTUD selama 20 tahun ke depan.
“Proyek gasifikasi ini merupakan langkah konkret dalam mewujudkan target Net Zero Emission (NZE) 2060. PGN LNG Indonesia berkesempatan berkontribusi menyediakan LNG sebagai energi bersih yang memainkan peran penting dalam transisi energi untuk mengurangi emisi karbon di Indonesia,” kata Direktur Utama PT PGN LNG Indonesia, Nofrizal, Jumat, 20 Desember 2024.
Pembangunan infrastruktur LNG akan dilaksanakan oleh Papua Bersama Konsorsium, yang terdiri dari PT Pertamina Internasional Shipping, PT PGN LNG Indonesia, PT Enviromate Technology International, dan PT APCA Tirta Engineering. Proyek ini akan mencakup berbagai lokasi di Papua Utara, seperti Jayapura, Biak, Manokwari, dan Nabire.
Papua Bersama Konsorsium merupakan inisiatif yang dibentuk untuk meningkatkan kerja sama antara berbagai pihak dalam pembangunan di Papua. Konsorsium ini mendapat dukungan dari pemerintah pusat dan daerah, serta lembaga internasional, untuk mendorong pembangunan yang inklusif di wilayah tersebut.
Secara keseluruhan, Papua Bersama Konsorsium bertujuan menjadi platform kolaborasi, koordinasi, dan inovasi dalam mengembangkan infrastruktur gas yang berkelanjutan.
“PGN LNG Indonesia mendukung peningkatan keandalan pasokan energi sekaligus memperkuat ketahanan energi nasional,” ujar Nofrizal.(*)