Logo
>

Prabowo dan Anin Singgung Ambisi Ekonomi Delapan Persen di APEC

Ditulis oleh Moh. Alpin Pulungan
Prabowo dan Anin Singgung Ambisi Ekonomi Delapan Persen di APEC

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Presiden Prabowo Subianto bersama Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim menghadiri serah terima kepemimpinan Kaukus ASEAN untuk Kerja Sama Ekonomi Asia-Pasifik (APEC) Business Advisory Council (ABAC). Acara berlangsung di Grand National Theatre of Peru, Lima, Peru, pada Kamis, 14 November petang waktu setempat atau Jumat pagi, 15 November.

    Kepemimpinan ABAC berpindah dari Anindya Bakrie, Ketua ABAC Indonesia sekaligus Ketua Umum Kadin Indonesia, kepada Datuk Ruben E. Gnanalingam, Ketua ABAC Malaysia.

    Anindya membuka acara dengan memperkenalkan Presiden Prabowo kepada para pemimpin negara APEC. Presiden Prabowo memberikan sambutan yang dilanjutkan oleh PM Anwar Ibrahim. Selain itu, keduanya mengadakan Dialog Tingkat Tinggi membahas prioritas bersama.

    Pemerintahan Prabowo Subianto menetapkan target pertumbuhan ekonomi nasional delapan persen per tahun dengan tujuan menempatkan Indonesia sebagai lima besar ekonomi dunia pada 2045. Fokus utama mencakup ketahanan pangan, energi terbarukan, dan kesehatan.

    Platform Global untuk Kerja Sama Ekonomi

    ABAC Indonesia memanfaatkan APEC CEO Summit sebagai ajang mempertemukan pemimpin bisnis dari APEC, ASEAN, Amerika Latin, Karibia, hingga negara mitra dialog. Acara ini terselenggara atas kerja sama ABAC Indonesia, ABAC Malaysia, Kadin Indonesia, serta dukungan PT Bakrie & Brothers Tbk dan Lippo Group.

    Dialog interaktif turut menghadirkan Shinta Widjaja Kamdani dari Kadin Indonesia, Julia Torreblanca dari ABAC 2024, Jan De Silva dari ABAC Kanada, dan Sergio Ley dari ABAC Meksiko. “Bismillah…Go Indonesia, Go ASEAN, Go APEC, untuk dunia yang lebih baik,” ujar Anindya.

    Industri Digital dan Industrialisasi Hijau Jadi Kunci

    Dalam diskusi bertajuk The Impact of Investment on Development, Anindya menyoroti pentingnya industri digital dan industrialisasi hijau untuk mencapai pertumbuhan ekonomi delapan persen. “Untuk mencapai target ini, infrastruktur digital harus dibangun, dan industrialisasi hijau menjadi fokus kami,” ucapnya.

    Menurut Anindya, Indonesia memiliki keunggulan sumber daya alam seperti tembaga, nikel, dan seng, yang berada di peringkat lima besar dunia. Pemanfaatan mineral ini dapat didukung oleh energi terbarukan, seperti panas bumi, hidro, tenaga surya, dan angin.

    Diskusi ini juga dihadiri tokoh global, termasuk Martin Schroeter dari Kyndryl, Bernardo Larrain Matte dari Grupo Matte, dan Bonnie Y Chan dari HKEX. Acara dipandu oleh Sandy Huang Fei dari China Global Television Network.

    Anindya Bakrie turut menghadiri “APEC CEOs Private Lunch” bersama Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim. Dalam pertemuan tersebut, Anindya didampingi oleh Shinta Widjaja Kamdani selaku Wakil Ketua Umum Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Kadin Indonesia, serta John Riady sebagai anggota ABAC Indonesia.

    Sehari sebelumnya, pada 13 November, Wakil Ketua Umum Bidang Hubungan Luar Negeri Kadin Indonesia Bernardino M. Vega menjadi pembicara dalam forum “NCAPEC Sustainable Future Forum.” Dalam sesi panel bertajuk Digging Deep for Sustainability – Advancing Responsible Practices and Technologies in Mining, Bernardino membahas penerapan praktik dan teknologi yang bertanggung jawab dalam sektor pertambangan.

    Pada 2024, APEC yang dipimpin oleh Peru mengusung tema Empower, Include, Grow atau “Memberdayakan, Mengikutsertakan, Berkembang.” Tema ini menekankan pentingnya pembangunan ekonomi yang inklusif, memastikan semua negara anggota menikmati manfaat dari pertumbuhan yang berkelanjutan.

    Apa itu APEC?

    Kerja Sama Ekonomi Asia-Pasifik (APEC) merupakan forum ekonomi regional yang berdiri sejak 1989, bertujuan memperkuat saling ketergantungan di kawasan Asia-Pasifik. Mengutip laman resmi epec.org, organisasi ini mencakup 21 negara anggota yang bekerja sama untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang seimbang, inklusif, berkelanjutan, inovatif, dan aman. Forum ini juga mempercepat integrasi ekonomi regional dengan mengatasi hambatan perdagangan dan investasi.

    APEC menggunakan istilah ekonomi untuk mendeskripsikan anggotanya karena fokus utama kerja sama terletak pada isu perdagangan dan ekonomi, yang melibatkan anggotanya sebagai entitas ekonomi.

    Anggota APEC antara lain Australia, Brunei Darussalam, Kanada, Chili, Republik Rakyat Tiongkok, Hong Kong, Indonesia, Jepang, Korea Selatan, Malaysia, Meksiko, Selandia Baru, Papua Nugini, Peru, Filipina, Rusia, Singapura, Tionghoa Taipei, Thailand, Amerika Serikat, Vietnam.

    Apa yang Dilakukan APEC?

    APEC memfasilitasi pergerakan barang, jasa, investasi, dan tenaga kerja lintas negara melalui penyederhanaan prosedur bea cukai, pengembangan iklim bisnis yang kondusif, serta harmonisasi peraturan dan standar di kawasan. Inisiatif APEC, seperti penyelarasan sistem peraturan, memungkinkan produk diekspor lebih mudah dengan standar tunggal yang berlaku di seluruh anggotanya.

    Mendorong Keberlanjutan dan Inklusi

    APEC berkomitmen agar seluruh penduduk Asia-Pasifik dapat berpartisipasi dalam pertumbuhan ekonomi. Contohnya, proyek APEC melatih keterampilan digital bagi masyarakat pedesaan dan mendukung perempuan adat dalam ekspor produk mereka. Forum ini juga fokus pada isu perubahan iklim melalui inisiatif efisiensi energi dan pengelolaan sumber daya alam yang berkelanjutan.

    Selain itu, APEC merancang langkah strategis menghadapi tantangan baru yang memengaruhi kesejahteraan ekonomi kawasan. Hal ini mencakup peningkatan ketahanan terhadap bencana, perencanaan menghadapi pandemi, hingga penanggulangan terorisme.

    Dengan visi keberlanjutan dan inklusi, APEC terus menjadi forum strategis untuk pertumbuhan ekonomi regional dan kolaborasi lintas negara di Asia-Pasifik.(*)

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Moh. Alpin Pulungan

    Asisten Redaktur KabarBursa.com. Jurnalis yang telah berkecimpung di dunia media sejak 2020. Pengalamannya mencakup peliputan isu-isu politik di DPR RI, dinamika hukum dan kriminal di Polda Metro Jaya, hingga kebijakan ekonomi di berbagai instansi pemerintah. Pernah bekerja di sejumlah media nasional dan turut terlibat dalam liputan khusus Ada TNI di Program Makan Bergizi Gratis Prabowo Subianto di Desk Ekonomi Majalah Tempo.

    Lulusan Sarjana Hukum Universitas Pamulang. Memiliki minat mendalam pada isu Energi Baru Terbarukan dan aktif dalam diskusi komunitas saham Mikirduit. Selain itu, ia juga merupakan alumni Jurnalisme Sastrawi Yayasan Pantau (2022).