KABARBURSA.COM - Menteri Koperasi dan UKM (MenkopUKM) Teten Masduki mengungkap pengembangan produksi susu ikan dapat menekan harga susu sapi yang saat ini jauh lebih mahal.
"Proses produksi memang ada tantangannya, tetapi kami percaya ini sangat mungkin dilakukan. Kami sudah menghitung dan memperkirakan bahwa ketergantungan pada susu sapi tidak lagi realistis," ujar Teten kepada awak media di Jakarta, Sabtu, 28 September 2024.
Teten menambahkan bahwa satu ekor sapi membutuhkan sekitar dua hektare lahan, yang membuat program sewasembada susu sapi sulit tercapai.
Dengan potensi ikan yang melimpah di Indonesia, sekitar 28 juta ton per tahun, pemerintah mengarahkan perhatian pada konversi ke produk ikan, baik dalam bentuk susu berbasis protein ikan maupun konsumsi daging ikan.
"Kami berharap dalam tiga tahun ke depan, pembangunan pabrik pengolahan ikan dapat terwujud," lanjutnya.
Berdasarkan analisis yang dilakukan, Indonesia memang tidak dapat mencapai swasembada dalam produksi susu sapi. Oleh karena itu, pemerintah mengusulkan untuk mengalihkan sumber protein dari susu dan daging sapi ke protein yang berasal dari ikan.
Lanjutnya Teten menuturkan pembangunan pabrik susu ikan terbilang terjangkau, biaya sebesar Rp 15 miliar mencakup pembangunan gedung dan lahan. Di sisi lain, harga peralatan yang diperlukan untuk proses ekstraksi diperkirakan mencapai Rp 3 miliar. Seluruh pabrik susu ikan ini direncanakan dapat didirikan di sepanjang pantai Indonesia.
"Rp15 miliar Itu cuma membangunan dengan tanah, tapi alatnya paling Rp3 miliar setahun. Hanya untuk ekstrak ya Ekstrak protein hidrolisata," jelas Teten.
"Dengan potensi bahan baku yang melimpah, kami yakin harga susu ikan dapat bersaing dengan susu sapi. Kami ingin agar masyarakat tidak pesimis dan berpikir positif mengenai peluang ini," imbuhnya.
Dia menegaskan pentingnya perencanaan yang matang dan komunikasi yang baik untuk mewujudkan visi ini. Pemerintah berkomitmen untuk memfasilitasi pengembangan industri perikanan agar dapat mendukung ketahanan pangan di seluruh Indonesia.
Jadi Pengganti Susu Impor
Sebelumnya diberitakan, Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki, mengusulkan susu ikan sebagai alternatif menggantikan susu sapi sebagai pemenuhan program Makan Bergizi Gratis (MBR) yang akan dijalankan pemerintahan terbaru. Usulan ini juga bertujuan untuk mengurangi ketergantungan impor susu sebagai salah satu menu utama di program Makan Bergizi Gratis.
Menurut Teten, susu ikan bisa menjadi solusi efektif untuk mengatasi ketergantungan pada susu impor dan meningkatkan nilai tambah produk perikanan domestik.
Dia menjelaskan, pemberian susu ikan juga bagian dari upaya hilirisasi produk kelautan dan sebagai upaya meningkatkan pendapatan nelayan melalui pemanfaatan produk-produk turunannya.
“Hilirisasi produk lautan salah satunya adalah produk-produk turunan dari ikan. Tidak hanya untuk produk susu, ikan juga mengandung ekstrak protein yang bisa digunakan dalam industri makanan,” kata Teten
Dipaparkannya, susu ikan bisa menjadi produk yang memenuhi standar gizi sama seperti susu sapi karena mengandung protein yang setara dengan susu sapi. Dengan begitu, dalam pemenuhan susu di program Makan Bergizi Gratis bisa memanfaatkan ikan-ikan rucah dan ikan asin yang melimpah di Indonesia.
“Selain itu, susu ikan ini lebih murah dan tidak menimbulkan alergi seperti pada susu sapi. Ini merupakan keuntungan besar untuk masyarakat Indonesia,” jelasnya.
Teten menyebutkan, sampai saat ini Indonesia masih bergantung pada impor susu, yang mencapai 80 persen. Keterbatasan lahan dan produktivitas susu sapi, yang hanya sekitar 15 liter per hari per sapi, menjadi tantangan besar.
“Susu sapi masih didominasi oleh impor, dan kita memiliki potensi yang sangat besar untuk menggantikan produk ini dengan susu ikan,” imbuhnya.
Dia menyebutkan bahwa potensi susu ikan di Indonesia sangat besar, dengan kapasitas sekitar 24,74 juta ton ikan yang dapat diolah menjadi susu.
“Saat ini susu ikan sudah mulai dijual untuk umum,” kata Teten.
Melihat besarnya potensi susu ikan, Teten berpandangan, hal itu bisa menjadi alternatif untuk menggantikan susu sapi, Namun, pihaknya belum pernah membicarakan hal itu kepada Prabowo Subianto.
Meski begitu, dia berharap program Makanan Bergizi Gratis dapat melibatkan UMKM. “Susu ikan sudah dijual, tapi saya belum ada pembicaraan itu dengan tim Pak Prabowo. Tapi bapak Presiden Jokowi sudah pernah menyampaikan bahwa bagaimana misalnya penyediaan makan bergizi melibatkan UMKM, salah satunya yang potensial susu,” tuturnya.(*)
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.