KABARBURSA.COM - PT Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk atau PTPP bersiap melunasi obligasi yang akan jatuh tempo pada November 2024. Obligasi Berkelanjutan I PTPP Tahap I Tahun 2019 Seri B dengan tingkat kupon 8,5 persen per tahun ini akan dibayarkan pada 26 November 2024 melalui KSEI. Total pembayaran obligasi tersebut mencapai Rp250 miliar.
Direktur Keuangan PTPP, Agus Purbianto, mengatakan untuk melunasi obligasi ini akan sepenuhnya berasal dari kas internal perusahaan. "Pemenuhan kewajiban keuangan secara tepat waktu dan tepat jumlah merupakan komitmen Manajemen Perseroan," kata Agus dalam keterbukaan informasi, Senin, 23 September 2024.
Perusahaan konstruksi milik negara ini mencatat memiliki kas dan setara kas sebesar Rp4,33 triliun hingga akhir Juni 2024. Sementara itu, total utang jangka pendek dari obligasi dan sukuk Mudharabah mencapai Rp1,71 triliun dan Rp400 miliar. Untuk utang jangka panjang, PTPP memiliki obligasi sebesar Rp2,08 triliun dan sukuk Mudharabah senilai Rp591,75 miliar.
Selain memastikan pelunasan obligasi, PTPP juga mengumumkan pencapaian kontrak baru senilai Rp13,11 triliun hingga Juli 2024. Sekretaris Perusahaan PTPP, Joko Raharjo, mengatakan 49 persen kontrak baru berasal dari proyek pemerintah, 32 persen dari Badan Usaha Milik Negara (BUMN), 18 persen dari swasta, dan sisanya 1 persen dari sumber lainnya.
Mayoritas kontrak yang diperoleh berasal dari sektor jalan dan jembatan dengan kontribusi sebesar 40 persen. Disusul proyek gudang sebesar 38 persen, industri 18 persen, pelabuhan 3 persen, dan lainnya 1 persen. Dari laporan perusahaan, kontrak yang berasal dari proyek di luar Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara tercatat mencapai Rp9,98 triliun, yang menyumbang 76,17 persen dari total nilai kontrak baru PTPP selama Januari hingga Juli 2024.
Kontrak yang bersumber dari proyek di IKN Nusantara sendiri berjumlah Rp3,12 triliun, memberikan kontribusi sebesar 23,82 persen terhadap total perolehan kontrak baru perusahaan konstruksi tersebut.
Garap Proyek Rumah Sakit Rp863 Miliar
PTPP dan PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA), sebelumnya telah membentuk konsorsium PP-WIKA untuk menangani proyek pembangunan Rumah Sakit Gedung Harapan Kita–Tokushukai yang nilainya mencapaiRp863 miliar.
Proyek ini merupakan bagian dari program Kementerian Kesehatan yang telah resmi ditandatangani instansi tersebut. Bangunan Rumah Sakit Gedung Harapan Kita–Tokushukai tersebut akan terdiri dari 20 lantai dan 3 lantai basemen, dengan konsep smart hospital yang mengintegrasikan sistem pelayanan kesehatan secara efisien melalui kolaborasi dengan Dinas Kesehatan, BPJS Kesehatan, dan lembaga lainnya.
Konsorsium ini akan bertanggung jawab atas berbagai aspek pekerjaan, termasuk persiapan struktur utama, penerapan standar keselamatan dan kesehatan kerja (HSE), serta pekerjaan arsitektur, MEP & ITC, infrastruktur, dan lanskap.
Direktur Utama WIKA, Agung Budi Waskito, optimistis dengan pengalaman WIKA dalam membangun berbagai rumah sakit sebelumnya, proyek ini akan berjalan dengan mutu yang baik. Sepanjang Januari hingga Juli 2024, WIKA mencatat kontrak baru sebesar Rp11,59 triliun, dengan kontribusi terbesar dari segmen industri dan infrastruktur, sedangkan PTPP membukukan kontrak baru senilai Rp13,11 triliun meskipun mengalami penurunan dibanding tahun sebelumnya.
Selain proyek rumah sakit, WIKA juga mendapatkan kontrak pembangunan jembatan kaca di Bendungan Sukamahi senilai Rp185 miliar dari Kementerian PUPR. Proyek jembatan sepanjang 275 meter ini diharapkan selesai pada Desember 2025 dan akan menjadi daya tarik wisata, menciptakan lapangan kerja, serta mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat.
Resmikan RS Terbesar di Indonesia Timur
PTPP sebelumya juga telah meresmikan proyek Rumah Sakit (RS) UPT Vertikal Makassar yang berlokasi di Kota Makassar, Sulawesi Selatan, pada Jumat, 6 September 2024. Ini merupakan peresmian rumah sakit ketiga yang dikaitkan PTPP usai sebelumnya Presiden Joko Widodo atau Jokowi telah meresmikan proyek pembangunan RS MCHC Dr Hasan Sadikin, kota Bandung, Jawa Barat, dan Proyek RS Kanker Dharmais, DKI Jakarta, pada akhir Agustus lalu.
“Dengan kesuksesan proyek-proyek rumah sakit yang telah diresmikan sebelumnya, ke depannya Perseroan akan terus berinovasi dalam menciptakan karya terbaik, terus mempertahankan kualitas dan mengutamakan safety, serta akan membidik proyek-proyek pembangunan fasilitas kesehatan yang akan menjadi fokus pemerintah Indonesia kedepannya,” kata Direktur Utama PT PP Novel Arsyadd dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia dikutip Senin, 9 September 2024.
Sebagai informasi, proyek Rumah Sakit UPT Vertikal Makassar adalah rumah sakit terbesar di Indonesia bagian Timur yang memiliki luas bangunan sebesar 144.280 meter persegi dengan nilai kontrak Rp1.56 triliun.
Rumah sakit garapan PTPP ini merupakan rumah sakit spesialis rujukan untuk menangani penyakit kronis seperti jantung, stroke, dan kanker, yang dikhususkan untuk mengakomodir pasien-pasien di wilayah Indonesia bagian tengah seperti Kalimantan, dan Indonesia Bagian Timur seperti Sulawesi hingga Papua.
Lingkup pekerjaan PTPP pada proyek Rumah Sakit ini terdiri dari 11 bangunan, memiliki empat bangunan utama yaitu podium, pelayanan jantung, pelayanan otak dan pelayanan kanker, serta beberapa fasilitas unggulan, utamanya yaitu fasilitas cyclotron.
Fasilitas cyclotron ini adalah fasilitas pertama yang dimiliki Rumah Sakit Kementerian Kesehatan (Kemenkes) di seluruh Indonesia untuk menghasilkan radioisotop untuk mendiagnosis dan mengobati kanker.(*)