KABARBURSA.COM - Hingga pertengahan tahun 2025, pelaksanaan Program Makan Bergizi Gratis (MBG) baru menyerap anggaran sebesar Rp5 triliun, atau sekitar 7,1 persen dari total pagu Rp71 triliun yang telah dialokasikan melalui APBN tahun ini.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memaparkan bahwa sebanyak 1.863 titik Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) telah diaktifkan di berbagai daerah. Dapur-dapur ini melayani 5,58 juta penerima manfaat, jauh di bawah sasaran program secara nasional.
“Untuk APBN 2025, itu angka (anggaran MBG) Rp71 triliun adalah untuk 15,5 juta anak sekolah, 2,4 juta ibu hamil dan menyusui. Realisasinya sampai hari ini baru 5,58 juta (penerima),” ungkap Sri Mulyani Dalam Rapat Kerja bersama Badan Anggaran DPR RI, Selasa 1 Juli 2025,
Menurutnya, pemerintah membidik 17,9 juta warga sebagai penerima manfaat MBG di 2025. Dari jumlah tersebut, 15,5 juta merupakan pelajar dan sisanya ibu hamil, menyusui, serta balita. Dalam jangka panjang, pemerintah menargetkan pembentukan hingga 30.000 dapur umum dan cakupan layanan bagi 82,9 juta warga.
Sri Mulyani menekankan bahwa pencapaian target tersebut akan membutuhkan kerja ekstra di sisa waktu tahun anggaran ini. Ia juga menyampaikan kemungkinan penambahan alokasi anggaran untuk memperluas cakupan program dan memastikan kelompok rentan memperoleh akses gizi yang merata.
Sementara itu, dalam konferensi pers terpisah pada Senin (30/6), Juru Bicara Badan Gizi Nasional (BGN) Reddy Hendra mengonfirmasi bahwa selama sepekan terakhir terjadi peningkatan signifikan jumlah penerima manfaat MBG.
“Selama sepekan terakhir, terjadi penambahan 373.531 penerima manfaat baru yang mencakup peserta didik dari berbagai jenjang,” kata Reddy.
Dari data BGN, sebanyak 1.861 SPPG aktif melayani total 5.582.470 orang. Penerima manfaat baru terdiri dari siswa PAUD, TK, dan Raudhatul Athfal (321.702 siswa), SD dan MI (2.483.000 siswa), SMP dan MTs (1.534.442 siswa), hingga SMA, SMK, dan sederajat (1.169.979 siswa).
Tak hanya itu, MBG juga menjangkau kelompok lain seperti santri (27.760), peserta PKBM dan SLB (10.319), siswa seminari (802), serta ibu hamil (15.780), menyusui (26.504), dan balita (74.999).
Menariknya, program ini turut menggandeng 253 koperasi, BUMDes, dan UMKM lokal sebagai penyedia bahan makanan, menjadikan total pemasok terus meningkat. Dari sisi tenaga pelaksana, sebanyak 75.325 orang tercatat aktif terlibat, naik 2.804 dibanding pekan sebelumnya.
Reddy memastikan bahwa distribusi makanan tetap dilakukan selama libur sekolah tanpa henti. “Yang menarik, terjadi penambahan 253 kelembagaan ekonomi lokal terdiri dari Koperasi, BUMDes, dan UMKM yang sudah menyuplai bahan baku ke SPPG,” jelasnya.
Program ini menyediakan dua jenis distribusi makanan dalam sepekan, yakni pada hari Senin dan Kamis, dengan skema makanan siap santap maupun makanan kemasan.(*)