Logo
>

IHSG Sesi Satu Melemah Tipis, Investor Mulai Selektif di Tengah Seretnya Likuiditas

IHSG melemah tipis di sesi pagi 4 Juli 2025, terdampak seretnya likuiditas akibat maraknya IPO. FAST melonjak, BUKA buyback, sektor energi dan teknologi mencuat.

Ditulis oleh Yunila Wati
IHSG Sesi Satu Melemah Tipis, Investor Mulai Selektif di Tengah Seretnya Likuiditas
Hall Bursa Efek Indonesia. (Foto: Dok KabarBursa)

KABARBURSA.COM – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengawali perdagangan Jumat, 4 Juli 2025, dengan langkah lesu. Sepanjang sesi pagi, IHSG melemah tipis 0,21 persen ke posisi 6.863,86, di tengah volume transaksi yang juga belum menggeliat, hanya sekitar Rp4,63 triliun.

Minimnya sentimen positif menjadi salah satu penyebab pasar tidak bergerak banyak. Sejumlah investor tampaknya memilih menepi sejenak, mengingat likuiditas di pasar saham kini tersedot oleh sejumlah aksi penawaran umum perdana (IPO) yang tengah berlangsung. 

Di sisi lain, Bank Indonesia menunda rilis data cadangan devisa bulan Juni, yang semestinya bisa menjadi salah satu acuan arah pasar.

Dari kawasan regional, pasar Asia-Pasifik menunjukkan pergerakan yang cenderung campuran. Meski begitu, ada secercah harapan dari Wall Street. 

Bursa saham Amerika Serikat ditutup menguat setelah data ketenagakerjaan terbaru menunjukkan kondisi pasar kerja yang masih cukup solid. Hal ini membuat kekhawatiran akan perlambatan ekonomi AS sedikit mereda.

Rupiah sendiri bergerak stabil, menguat tipis 0,01 persen ke level Rp16.200 per dolar AS. Penguatan ini menandakan pasar valas relatif tenang, meski pasar saham domestik belum menunjukkan gairah serupa.

Sektor-sektor Kokoh Paling Dilirik Investor

Di lantai bursa, investor mulai mengalihkan perhatian ke sektor-sektor yang dianggap punya potensi bertahan di tengah tekanan. Mengutip tim riset PT Korea Investment & Sekuritas Indonesia, Jumat, 4 Juli 2025, saham-saham dari sektor energi, industri, properti, dan teknologi justru menunjukkan performa positif. 

Sementara itu, saham sektor transportasi, infrastruktur, serta konsumen non-siklis justru terkoreksi.

Tekanan juga terasa di saham-saham berkapitalisasi besar. Saham Bank Mandiri (BMRI) turun 0,42 persen, Chandra Asri (TPIA) melemah 0,75 persen, CPIN merosot 2,31 persen, dan Antam (ANTM) juga terkoreksi 2,24 persen.

Penurunan ini mengindikasikan bahwa investor masih bersikap hati-hati, dan sebagian besar dana likuid terserap ke aksi IPO yang sedang berlangsung.

Namun, di tengah minimnya arah pasar, satu saham berhasil mencuri perhatian, PT Fast Food Indonesia Tbk (FAST). 

Saham emiten pengelola KFC ini melesat hingga 24,4 persen usai muncul kabar soal masuknya pemodal baru, yakni perusahaan milik keluarga pengusaha asal Kalimantan, Haji Isam. Informasi ini langsung memantik optimisme di kalangan pelaku pasar dan mendorong harga saham naik signifikan.

Saham lain yang juga menjadi pemimpin kenaikan hari ini antara lain BRIS yang naik 2,82 persen, BUKA naik 4,17 persen, serta MBMA yang menguat 1,32 persen. Di sisi lain, saham-saham dengan tekanan terbesar masih didominasi oleh nama-nama besar seperti BMRI, TPIA, dan CPIN.

Salah satu kabar penting yang patut dicermati datang dari Bukalapak (BUKA). Emiten teknologi ini mengumumkan rencana pembelian kembali saham (buyback) dengan nilai hingga Rp1,13 triliun. Meski belum diumumkan secara rinci kapan pelaksanaannya, sinyal ini cukup disambut positif oleh pasar.

Secara umum, pasar saham Tanah Air masih bergerak hati-hati. Peluang tetap ada, tapi investor tampaknya lebih selektif. Mereka menunggu katalis baru sambil mencermati pergerakan dana di tengah maraknya aksi IPO. 

Momentum ini bisa menjadi kesempatan bagi investor jangka panjang untuk mulai melirik saham-saham dengan fundamental kuat yang saat ini sedang terkoreksi.(*)

Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

Gabung Sekarang

Jurnalis

Yunila Wati

Telah berkarier sebagai jurnalis sejak 2002 dan telah aktif menulis tentang politik, olahraga, hiburan, serta makro ekonomi. Berkarier lebih dari satu dekade di dunia jurnalistik dengan beragam media, mulai dari media umum hingga media yang mengkhususkan pada sektor perempuan, keluarga dan anak.

Saat ini, sudah lebih dari 1000 naskah ditulis mengenai saham, emiten, dan ekonomi makro lainnya.

Tercatat pula sebagai Wartawan Utama sejak 2022, melalui Uji Kompetensi Wartawan yang diinisiasi oleh Persatuan Wartawan Indonesia (PWI), dengan nomor 914-PWI/WU/DP/XII/2022/08/06/79