Logo
>

Rekor Baru! Saham Eropa Melejit 10 Hari Tanpa Henti

Indeks STOXX 600 cetak kenaikan 10 hari beruntun, tertinggi sejak 2021, di tengah meredanya ketegangan dagang dan fokus pada kebijakan The Fed.

Ditulis oleh Syahrianto
Rekor Baru! Saham Eropa Melejit 10 Hari Tanpa Henti
Papan pantau saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang menampilkan indeks saham dunia. (Foto: KabarBursa/Abbas Sandji)

Poin Penting :

KABARBURSA.COM – Indeks saham Eropa memperpanjang tren penguatan pada perdagangan Senin, 5 Mei 2025, di tengah sorotan investor terhadap perkembangan kebijakan tarif global dan pertemuan kebijakan moneter Federal Reserve (The Fed) Amerika Serikat pekan ini.

Seperti dikutip dari Reuters, indeks acuan pan-Eropa STOXX 600 ditutup naik 0,2 persen, mencatatkan penguatan selama sepuluh sesi berturut-turut, rangkaian kenaikan terpanjang sejak Agustus 2021.

Indeks utama Jerman melesat 1,3 persen dan ditutup mendekati rekor tertinggi sepanjang masa. Mayoritas bursa lokal di Eropa juga berakhir di zona hijau, kecuali indeks CAC 40 Prancis yang turun 0,5 persen. Pasar keuangan London ditutup karena libur bank nasional.

Di dalam indeks STOXX 600, sektor asuransi memimpin penguatan dengan kenaikan 1,1 persen, disusul sektor properti yang naik 0,8 persen. Indeks sektor kedirgantaraan dan pertahanan Eropa juga menguat lebih dari 1 persen, sementara sektor keuangan naik 0,7 persen.

Sebaliknya, sektor energi membatasi laju kenaikan pasar dengan penurunan 0,6 persen, mengikuti pelemahan harga minyak dunia. Saham Shell yang tercatat di bursa Belanda turun 1,9 persen setelah laporan menyebut perusahaan sedang berkonsultasi dengan penasihat untuk mengevaluasi potensi akuisisi terhadap pesaingnya, BP.

Optimisme investor turut didorong oleh meredanya ketegangan dagang antara Amerika Serikat dan Tiongkok dalam beberapa pekan terakhir. Indeks STOXX 600 kini telah kembali melampaui level sebelum 2 April, ketika Presiden AS Donald Trump mengumumkan tarif balasan terhadap sejumlah mitra dagang utama, yang sempat mengguncang pasar global.

Pada Minggu lalu, Trump menyatakan bahwa AS tengah melakukan pertemuan dengan banyak negara, termasuk Tiongkok, untuk menyepakati perjanjian dagang. Ia menekankan bahwa prioritas utamanya dalam hubungan dengan Tiongkok adalah memperoleh kesepakatan dagang yang adil.

"Pasar saat ini cenderung mengabaikan ketegangan perdagangan dan bersiap menyambut potensi tercapainya kesepakatan dalam waktu dekat," ujar Ipek Ozkardeskaya, analis pasar senior di Swissquote Bank.

Namun, pengumuman Trump mengenai rencana pengenaan tarif sebesar 100 persen atas film asing menambah ketidakpastian baru di tengah optimisme yang ada.

Perhatian investor global juga tertuju pada keputusan bank sentral, khususnya Federal Reserve yang dijadwalkan mengumumkan hasil pertemuan kebijakan moneter pada Rabu, 7 Mei 2025. The Fed diperkirakan akan mempertahankan suku bunga acuan. Selain itu, keputusan suku bunga dari Bank of England (BOE) juga dinantikan dalam pekan ini.

Saham Erste Group melonjak 6,7 persen setelah bank asal Austria tersebut mengumumkan akuisisi 49 persen saham Santander Bank Polska dan 50 persen saham perusahaan manajemen investasi Santander TFI. Akuisisi ini merupakan hasil kesepakatan dengan Banco Santander SA asal Spanyol.

Di sisi lain, hasil survei terbaru menunjukkan bahwa tingkat kepercayaan investor di kawasan zona euro kembali menguat secara mengejutkan pada Mei, setelah sempat jatuh tajam bulan lalu akibat kebijakan tarif AS. Namun, tingkat optimisme ini masih tergolong rendah secara historis.

S&P 500-Nasdaq Jatuh

Indeks S&P 500 melemah pada perdagangan Senin, 5 Mei 2025, mengakhiri tren penguatan terpanjang dalam dua dekade terakhir. Pelemahan terjadi setelah Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengumumkan kebijakan tarif impor baru terhadap film produksi luar negeri. Sementara itu, pelaku pasar juga mencermati keputusan suku bunga Federal Reserve (The Fed) yang dijadwalkan rilis pekan ini.

Seperti dilaporkan Reuters, indeks Dow Jones Industrial Average turun 98,60 poin atau 0,24 persen ke posisi 41.218,83. Indeks S&P 500 merosot 36,29 poin atau 0,64 persen ke level 5.650,38, sedangkan Nasdaq Composite melemah 133,49 poin atau 0,74 persen ke posisi 17.844,24.

Dengan koreksi ini, Dow Jones juga menghentikan tren kenaikan sembilan harinya—yang menjadi rekor terpanjang sejak Desember 2023.

Pada Minggu, 4 Mei 2025, Presiden Trump mengumumkan rencana pengenaan tarif sebesar 100 persen terhadap film yang diproduksi di luar Amerika Serikat. Namun, belum ada penjelasan rinci mengenai mekanisme implementasi kebijakan tersebut.

Langkah tersebut menambah ketidakpastian pasar, menyusul kebijakan tarif pertama yang diumumkan Trump pada 2 April lalu. Sejak pengumuman itu, indeks S&P 500 sempat terkoreksi hampir 15 persen. Namun dalam sembilan sesi terakhir hingga Jumat lalu, indeks berhasil pulih dan mencatatkan tren kenaikan terpanjang sejak 2004.

Sejumlah saham perusahaan produksi film dan televisi langsung melemah setelah pengumuman tarif terbaru. Saham Netflix terkoreksi 1,9 persen, mengakhiri reli selama 11 hari berturut-turut. Saham Amazon.com juga turun 1,9 persen, sementara Paramount Global melemah 1,6 persen. Kendati demikian, sebagian saham berhasil memangkas kerugian di sesi akhir perdagangan.

Tarif juga memicu kekhawatiran terhadap laba perusahaan. Saham Tyson Foods anjlok 7,7 persen setelah produsen makanan tersebut gagal memenuhi ekspektasi pendapatan kuartalan.

Di sisi lain, saham Skechers melonjak 24,3 persen setelah perusahaan sepatu itu menyepakati akuisisi senilai USD 9,4 miliar oleh perusahaan investasi 3G Capital. Kesepakatan ini dilakukan secara privat.

Tekanan juga datang dari sektor energi. Saham energi dalam indeks S&P menjadi yang terburuk di antara 11 sektor utama, dengan penurunan sebesar 2 persen. Koreksi terjadi setelah OPEC+ mengumumkan percepatan peningkatan produksi minyak, yang menimbulkan kekhawatiran akan kelebihan pasokan di tengah permintaan yang belum stabil. 

Di Bursa Efek New York (NYSE), jumlah saham yang melemah melampaui saham yang menguat dengan rasio 1,88 banding 1. Di Nasdaq, rasio serupa tercatat 1,79 banding 1.

S&P 500 mencatat sembilan rekor tertinggi baru dalam 52 pekan terakhir, serta tiga titik terendah baru. Nasdaq Composite membukukan 53 rekor tertinggi dan 57 titik terendah.

Volume perdagangan di seluruh bursa saham AS tercatat sebesar 13,67 miliar saham, di bawah rata-rata 18,68 miliar saham per sesi selama 20 hari terakhir. (*) 

Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

Gabung Sekarang

Jurnalis

Syahrianto

Jurnalis ekonomi yang telah berkarier sejak 2019 dan memperoleh sertifikasi Wartawan Muda dari Dewan Pers pada 2021. Sejak 2024, mulai memfokuskan diri sebagai jurnalis pasar modal.

Saat ini, bertanggung jawab atas rubrik "Market Hari Ini" di Kabarbursa.com, menyajikan laporan terkini, analisis berbasis data, serta insight tentang pergerakan pasar saham di Indonesia.

Dengan lebih dari satu tahun secara khusus meliput dan menganalisis isu-isu pasar modal, secara konsisten menghasilkan tulisan premium (premium content) yang menawarkan perspektif kedua (second opinion) strategis bagi investor.

Sebagai seorang jurnalis yang berkomitmen pada akurasi, transparansi, dan kualitas informasi, saya terus mengedepankan standar tinggi dalam jurnalisme ekonomi dan pasar modal.