Logo
>

Rusia bakal Kurangi Porsi Ketergantungan pada Minyak

Ditulis oleh Syahrianto
Rusia bakal Kurangi Porsi Ketergantungan pada Minyak

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Rusia berupaya meminimalisasi ketergantungan terhadap minyak dan gas bumi (migas) di saat harga tengah mengalami gejolak. Menteri Keuangan Anton Siluanov menyebut tujuan rencana ini adalah mengecilkan dampak terhadap pendapatan negara.

    "Kami tengah bergerak ke arah pengurangan porsi pendapatan yang tidak stabil dan mengurangi ketergantungan Rusia pada minyak dan gas demi meningkatkan perekonomian domestik kami," kata Siluanov dalam wawancara dengan RT Television, dikutip Senin, 14 Oktober 2024.

    Beberapa tahun lalu, ujar Siluanov, pendapatan migas menyumbang sekitar 35 sampai 40 persen dari pendapatan anggaran Rusia. Porsi ini akan turun menjadi 27 persen tahun depan serta menjadi 23 persen pada 2027.

    Menghadapi situasi tersebut, dalam kesempatan terpisah, Siluanov menyampaikan kepada parlemen Rusia bahwa pemerintah akan meningkatkan pinjaman dalam negeri untuk membiayai anggaran tersebut.

    Adapun, data resmi pemerintah Rusia yang diterbitkan awal bulan ini, Oktober 2024, mencatat pendapatan anggaran Rusia dari penjualan minyak dan gas turun 0,9 persen pada bulan September dari bulan sebelumnya.

    Rusia menerima USD8,13 miliar dari penjualan migas bulan lalu. Sementara untuk bulan-bulan berikutnya, angka ini akan relatif stabil.

    Sementara itu, Kementerian Keuangan Rusia menyebut, selama sembilan bulan pertama tahun ini, pendapatan migas melonjak 49,4 persen per tahun menjadi USD87,5 miliar. Dalam keterangannya disebutkan pendapatan dari penjualan migas merupakan aliran kas terpenting bagi anggaran federal Rusia. Pendapatan ini biasanya mencakup sekitar sepertiga dari seluruh pendapatan anggaran federal.

    Rusia kini tengah bersiap menghadapi pendapatan minyak yang lebih rendah akibat harga yang tertekan bersamaan dengan rezim pajak yang lebih longgar.

    Berdasarkan dokumen tersebut, pendapatan minyak di Rusia akan turun sebesar 14 persen selama tiga tahun ke depan, dengan catatan harga minyak internasional tetap rendah.

    Untuk tahun 2025, dokumen tersebut memperkirakan pendapatan minyak sebesar sekitar USD120 miliar, atau 10,94 triliun rubel, yang berarti penurunan sebesar 3,3 persen dari tahun ini.

    Penurunan kecil tersebut kemudian akan berlanjut hingga tahun 2026 dan 2027, yang pada tahun tersebut pendapatan minyak akan turun menjadi USD110 miliar, menurut proyeksi pemerintah saat ini.

    Harga Minyak Dunia Turun

    Harga minyak dunia mengalami penurunan pada awal perdagangan pekan ini. Berdasarkan laporan dari Bloomberg, Senin, 14 Oktober 2023, pada pukul 06.00 WIB, harga minyak West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman November 2024 di New York Mercantile Exchange tercatat sebesar USD74,27 per barel. Angka ini menunjukkan penurunan sebesar 1,70 persen dibandingkan dengan harga akhir pekan lalu yang berada di USD75,56 per barel.

    Penurunan harga minyak ini dipicu oleh pengumuman terbaru dari Kementerian Keuangan China yang memperkenalkan insentif baru untuk mendorong konsumsi domestik.

    Dalam sesi pengarahan, Kementerian Keuangan China menyatakan komitmennya untuk memberikan lebih banyak dukungan kepada sektor properti, yang diharapkan dapat menggerakkan kembali perekonomian negara tersebut.

    Selain itu, ketegangan geopolitik di kawasan Timur Tengah, khususnya ancaman serangan balasan Israel terhadap Iran, terus membayangi pasar minyak global.

    Baru-baru ini, serangan drone yang diluncurkan oleh Hizbullah mengakibatkan sekitar 67 orang terluka di Israel. Hal ini terjadi di tengah laporan bahwa Israel telah mempersempit daftar target potensial untuk balasan terhadap serangan rudal yang diluncurkan oleh Teheran.

    Ketegangan ini menambah ketidakpastian yang ada di pasar minyak, meskipun harga minyak telah meningkat sekitar 9 persen sepanjang bulan ini, sebagian besar akibat prospek eskalasi konflik yang dapat mengganggu produksi minyak dari kawasan tersebut.

    Iran Kurangi Produksi Minyak

    Pada September 2024, pemerintah Irak mengambil langkah signifikan dengan mengurangi produksi minyak mentah di bawah kuota yang ditetapkan oleh Organisasi Negara-Negara Pengekspor Minyak (OPEC+).

    Langkah ini dilakukan sebagai bagian dari komitmen Irak untuk menjaga keseimbangan pasar minyak global, meskipun pengurangan tersebut menempatkan produksi Irak di bawah tingkat yang disepakati dalam perjanjian OPEC+.

    Menurut laporan perusahaan minyak Irak, SOMO (State Oil Marketing Organization), Irak mengurangi produksi minyak sebesar 260.000 barel per hari, sehingga total produksinya turun menjadi 3,94 juta barel per hari sepanjang September. Angka ini 60.000 barel per hari lebih rendah dari kuota yang ditetapkan oleh OPEC+.

    Keputusan ini juga dipengaruhi oleh upaya kepemimpinan OPEC+ yang terus mendorong anggotanya, termasuk Irak, untuk mematuhi pengurangan produksi yang telah dijanjikan sejak awal tahun.

    Secara rinci, pengurangan produksi terjadi di dua wilayah utama Irak. Di wilayah Kurdistan, yang semi-otonom, produksi minyak berkurang sebesar 140.000 barel per hari.

    Sementara itu, di wilayah selatan Irak, yang menjadi pusat produksi minyak terbesar di negara ini, pengurangan mencapai 120.000 barel per hari. Ladang-ladang minyak utama seperti Majnoon di Basra dan Nasiriyah juga mengalami penurunan produksi yang signifikan.

    Kepala Divisi Riset Pasar SOMO, Mohammed Al-Najjar, menjelaskan bahwa pengurangan sebesar 100.000 barel per hari dilakukan di ladang-ladang minyak di Basra, termasuk Majnoon, mulai 27 Agustus 2024. Selain itu, ladang minyak Nasiriyah turut berkontribusi dengan pengurangan 20.000 barel per hari.

    Di Kurdistan, Menteri Sumber Daya Alam sementara, Mohammad Salih, juga mengumumkan bahwa produksi minyak di wilayah tersebut telah berkurang hingga 50 persen menjadi 140.000 barel per hari pada awal September. (*)

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Syahrianto

    Jurnalis ekonomi yang telah berkarier sejak 2019 dan memperoleh sertifikasi Wartawan Muda dari Dewan Pers pada 2021. Sejak 2024, mulai memfokuskan diri sebagai jurnalis pasar modal.

    Saat ini, bertanggung jawab atas rubrik "Market Hari Ini" di Kabarbursa.com, menyajikan laporan terkini, analisis berbasis data, serta insight tentang pergerakan pasar saham di Indonesia.

    Dengan lebih dari satu tahun secara khusus meliput dan menganalisis isu-isu pasar modal, secara konsisten menghasilkan tulisan premium (premium content) yang menawarkan perspektif kedua (second opinion) strategis bagi investor.

    Sebagai seorang jurnalis yang berkomitmen pada akurasi, transparansi, dan kualitas informasi, saya terus mengedepankan standar tinggi dalam jurnalisme ekonomi dan pasar modal.